Dia sudah berjanji. Di ingkari atau belum ditepati aku akan tetap menanti."Tuan, Non Iwa gak mau makan dari tadi" Ucap Mbok Liya yang membalas salam setelah membuka pintu .
"Iwa dimana sekarang Mbok?" Nafasnya ter engah-engah, berlari dari depan gerbang rumahnya sampai depan pintu cukup jauh, hanya karena satu panggilan dari putrinya.
"Di teras Tuan"
Bima menuju ke teras rumahnya, ia melihat putrinya terduduk lesu memandang kearah taman belakang, bibir manisnya kini pucat, wajah cerianya kini memusam.
"Assalamualaikum"
Gadis itu menoleh, sudut bibirnya terangkat sedikit membentuk senyuman manisnya.
"Ayah" suara nya lemas.
"Ada apa hmm?" Bima menyetarakan tingginya dengan badan Salwa.
Salwa tidak langsung menjawab ia masih memainkan mainan di tangan nya, yang membuat ia memanggil Ayahnya.
"Ayah tau ini?" Unjuk Salwa.
Bima melihat mainan itu, sekilas tidak ada yang aneh, hanya berupa mainan bola yang di dalamnya terdapat satu rumah dengan dua orang yang bergandengan di musim semi.
"Iwa dapet dari mana?"
"Cukup bagus. Iwa ingin beli yang seperti ini?"
"Bukan Ayah, Iwa gak mau apa-apa. Ayah inget gak, Iwa punya satu yang seperti ini. Tapi dimana?"
Bima terdiam sejenak, mencerna apa maksud putrinya ini.
"Ayah.." kini mata Salwa berkaca-kaca, menatap lekat pada Bima.
"Azam dimana?"
Deg!
"Ko Azam gak pulang-pulang"
"Iwa kangen Azam"
Kini tangisnya tidak bisa di bendung yang ada di pikiran Salwa sekarang adalah dimana teman masa kecilnya, bagaimana kabarnya, keadaannya dan wajahnya.
Bima yang tadi menatap Salwa kini menjauhkan badannya dari putrinya, tatapannya kosong, apa jawaban yang harus ia berikan padanya kali ini.
"Iwa inget, dulu Azam ngasih ini ke Iwa. Tapi ko sekarang gak ada, kemana ya?"
"Azam ko bohong sama Iwa? Katanya perginya gak lama"
"Tapi sekarang sudah berapa tahun Azam gak pernah kembali Ayah?"
Tentu saja barang-barang yang berhubungan dengan keluarga Irsyad, Bima sembunyikan, bukan karena ingin menjauhkan Salwa dari Azam, tetapi ingin menjauhkan bahaya yang Irsyad buat untuk keluarganya.
Tentang penghianatan yang Irsyad lakukan pada Bima membuat Bima Murka, sang Ayah meninggal karena fitnah yang Irsyad berikan selama Ia di Eropa
Terror yang terus berdatangan membuat Bima kewalahan, Bisnisnya menurun drastis, beberapa aset yang ia miliki telah disita oleh pihak Bank.
Tetapi dengan kemampuannya, ia berhasil menghentikan terror yang dikirimkan Irsyad, ia berhasil menemukan Irsyad dan berhasil memasukkan nya kedalam penjara.
Entah apa yang Irsyad katakan pada Hanum tentang keluarganya, yang membuat Hanum tidak pernah mengirimkan kabar. Maupun Azam yang hilang entah kemana tanpa ada jejak sedikit pun.
Setelah penangkapan Irsyad, Hanum dan Azam pulang ke Indonesia. Ia tinggal di rumah peninggalan kakeknya Azam. Disana Hanum meneruskan Bisnis kuliner peninggalan Ayahnya, sehingga Azam tidak kekurangan apapun. Namun setelah bekerja kesana kemari untuk menutupi kekurangan, Hanum semakin melemah, ia sering sakit-sakitan. Tanpa pengetahuan Azam dan Irsyad ia mengalami penyakit yang mirip dengan Syahwa, ibunya Salwa.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR AZAM
HumorKita adalah satu dalam sebuah rasa, namun kita adalah dua orang yang sedang berusaha bersama. Ketika Rahasia, Cerita cinta lama, dan keegoisan mereka membuat kita seolah dua orang asing belaka. Ketika kau bernafas, aku merasakan indahnya kehidupan...