7. masa lalu

40 6 4
                                    

Sejauh apapun kamu. Antara dengusan nafas dan kehidupan tidak akan pernah terpisahkan

"Mau di kamar ayah atau dikamar Iwa?"

"Kamar Ayah" jawabnya cepat.

"Mbok, temenin Iwa ya. Saya ada urusan sebentar"

"Dan Iwa, dengerin Ayah, baik-baik disini, istirahat, nurut sama Mbok oke? Ayah pergi dulu Cupp" Bima bergegas pergi dengan terburu-buru.

"Ada apa sih Mbok, kok Ayah buru-buru gitu?"

"Gak tau non, Mbok juga bingung, sudahlah Iwa istirahat ya, biar besok cepet masuk sekolah"

Salwa mengangguk pelan, dia memejamkan matanya untuk Istirahat.

-------------

Beberapa tahun lalu.

Eropa.

"Mas, apa kita benar melakukan ini?" Tanya Ibunda Azam setelah duduk dikursi pesawat.

Ya Pesawat Indonesia-Eropa, Bukan Indonesia-New York. Mereka berbohong pada Bima.

New York adalah Negara kelahiran Bima, ia adalah keturunan dari pasangan Fardesh Arraziq dan grashea Nahda Clarissa. Mereka adalah pemilik dari perusahaan terpandang di New York yang bekerjasama dengan Dzirac, Ayah dari Irsyad.

Kedua orang tuanya asli dari Negara New York. Namun bagaimana Bima bisa bertepat tinggal di Indonesia? Ya tentang Syahwa tentunya. Wanita cantik nan Anggun, putri semata wayang seorang Kyai besar yang memimpin sebuah perusahaan properti, ia berkuliah di salah satu Universitas yang sama dengan Bima. Dan disana Awal pertemuan mereka.

"Kita Sudah seperti keluarga dengan keluarga Pak Bima, apakah tidak dibatalkan saja ke NewYork nya?"

Irsyad tidak langsung menjawab, tatapannya lurus kedepan, dengan mimik wajah yang sangat datar.

"Kita tidak akan ke New York" balasnya singkat.

"Why? Maksudmu?"

"Kita akan ke Eropa, kita akan memulai semuanya dari awal disana. Tidak adalagi Indonesia termasuk Bima."

Hanum terkejut mendengar pemaparan suaminya, tunggu, apakah dia menipu sahabatnya Bima?

Hanum segera mengecek tiket pesawat yang ia simpan didalam dompetnya.

Ya ternyata benar, tiket itu tiket dari indonesia ke New York.

"Maksud mu apa ini mas?"

"Kita membohongi  Bima?"

Irsyad masih diam.

"Kamu menipu dia?"

Tidak ada jawaban.

"Mas!"

"Oke, kalo kamu gamau jawab, aku juga gamau pergi"

DEAR AZAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang