6. kabar baik

66 7 2
                                    

Kau mengira, kau bagaikan huruf (fa) dalam surat alfatihah. Padahal aku menjadikanmu sebagai huruf (fa) dalam surat Annas. Ya satu-satunya.

Baru saja Syafiq membuka pintu kamar Rumah sakit Salwa, terpampang jelas wajah adik kelas yang tadi siang bertengkar dengannya.

Sama terkejutnya dengan Syafiq, Jihan melebarkan matanya tidak menyangka.

"Tuh kan apa gue bilang tadi"

"Pasti ada apa-apa nih mereka"

"Gue sedikit percaya Wa kata-kata lo sekarang" ucap Hellin berbisik pada Wawa yang sedari tadi sudah heboh sendiri tidak percaya.

Syafiq mematung sejenak, memberikan pandangan tajam pada Jihan yang juga sedang memandangnya heran, tidak lama setelah itu Syafiq langsung melangkah pergi.

Di perjalanan koridor Rumah Sakit teman sekelas Salwa, Farhan dan juga teman-temannya berpapasan langsung dengannya.

Syafiq adalah Osis senior bagi Farhan yang notabenya dia masih sebagai Osis jonior yang masih harus bersikap sopan kepada seniornya.

"Loh kak disini juga?" Tanyanya sopan.

Lamunan Syafiq terbuyarkan oleh pertanyaan Farhan.

Syafiq yang menyadari Farhan yang datang menyusul dengan teman-temannya baru mengerti, bahwa dia juga teman sekelasnya Salwa.

"Oh iya lagi jenguk temen. Gue duluan" Syafiq langsung berlalu pergi.

Setelah tiba di depan kamar yang telah ditunjukan oleh petugas Rumah Sakit, akhirnya mereka disambut ramah oleh Mbok Liya dan dipersilahkan memasuki kamar Salwa.

Dibarengi keluarnya Syafiq, kini wajah sahabatnya yang sedang ia rindukan muncul di depan pintu beserta teman sekelas lain nya.

"Buset ini Rumah sakit apa hotel?" Ucap Hellin takjub ketika baru memasukin kamar VIP Salwa yang sudah dipesan khusus oleh Bima. Matanya tidak henti menyusuri setiap sudut di kamar ini.

"Kata gue juga apa, tajir banget nih pasti bokapnya" balas Anggi.

Semuanya disambut ramah lagi oleh suster yang sedari tadi berdiri di samping kasur Salwa.

"Non Salwa teman-temannya datang menjenguk" Ucap Suster itu berbisik pelan.

"Iya Sus" senyum nya mengembang.

"SALWAA GUE KANGEEN" Ucap Jihan dengan suara khasnya itu.

"Berisik Setan! Ini Rumah Sakit" Ucap Hellin sambil menepuk pundak Jihan.

"Emang siapa yang bilang ini kolam renang?" Ucapnya tak mau kalah.

"Sudah-sudah jangan berteman" Ucap Wawa dengan maksud ingin menengahi.

"Lo kok jadi ngadu domba kita sih Wa? Lo ada masalah hidup apa sama kita?" Hellin tak terima.

"Lo kesel sama kita? Kok lo jahat banget sih Wa sama kita" Jihan sambil merangkul Hellin dengan muka yang di sedih-sedihkan.

Wawa yang salah ngomong merasa dirinya terpojok kan, mukanya kini bingung karena tuduhan Hellin dan Jihan.

"Yang berantem kan kalian tadi, kenapa sekarang jadi bersatu ngelawan gue" Ucapnya kesal.

Bagai menonton sebuah Drama gratis, seisi ruangan hanya menyaksikan dan tertawa puas.

"Maaf ya non, jangan terlalu berisik, Non Salwa baru saja pulih" Ucap Susuter itu dengan sopan.

"Maafin kita ya Sal, lo tau sendiri kan gimana mereka. Dan sekarang gimana keadaan lo?" Farhan memulai.

"Gue baik-baik aja Han" Salwa menunjukan senyum yang lemas.

DEAR AZAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang