Story by incesstengil
Tidak ada yang berbeda dari tahun sebelumnya, sepanjang jalan dipenuhi oleh gemerlap lampu warna-warni dan tawa renyah orang-orang yang tampaknya tak begitu mempermasalahkan temperatur udara semakin turun—mungkin karena mereka memakai mantel tebal, sarung tangan, dan juga syal. Mereka rela menghabiskan waktu di luar saat malam natal asalkan bersama orang yang dicintai. Namun, tentu tidak semua berpikiran hal yang sama. Beberapa di antaranya lebih memilih berdiam diri di rumah atau yang sendirian akan menelurusi jalan hingga jarum jam berhenti di angka dua belas malam. Contohnya seorang pria yang tengah berjalan ke arah utara. Bukan tanpa tujuan tentu saja, dia hendak pergi ke perpustakaan umum yang berada di pusat kota seperti tahun-tahun sebelumnya.
Namanya Jayachandra, kerap dipanggil Jay oleh orang-orang terdekat. Dia bukannya tidak punya teman atau pun keluarga, hanya saja dia memiliki kebiasaan unik. Dibanding berkumpul dengan keluarga besar, Jay lebih suka menghabiskan waktunya dengan membaca komik saat malam natal. Bahkan aroma roti yang baru saja keluar dari oven ataupun secangkir cokelat panas takkan mampu menghentikan setiap langkahnya. Mungkin Jay lebih suka menghidu aroma lembar kertas.
Lonceng kecil yang tergantung di atas pintu berbunyi kala Jay mendorong pintu kacanya hingga terbuka. Tanpa harus kebingungan, segera dia melangkah menuju lorong bagian barat yang biasanya dipenuhi buku-buku fiksi. Sesekali dia melempar senyum tipis pada setiap orang yang sudah mengenalnya.
Jay membaca setiap judul yang sekiranya akan membuat tertarik. Seulas senyum tipis lantas mekar kala dia menemukannya. Judulnya 'Sons of Antheia', bersampul hijau tua dengan gambar sayap kupu-kupu. Ini bukan komik, melainkan buku fiksi bergenre fantasy karya Grammy dengan bonus fanart di dalamnya. Tanpa membuang-buang waktu lagi, Jay segera keluar dari lorong tersebut dan berjalan menuju area baca yang memang tersedia di perpustakaan ini. Area baca tersebut berada di tengah ruangan dengan rak-rak tinggi nan besar di sekitarnya. Namun, sayangnya Jay agak kesusahan menemukan kursi kosong lantaran malam ini cukup ramai. Dia sampai harus berkeliling hingga menemukan satu kursi kosong—tepat berada di sebelah seorang gadis berambut pirang.
Diam-diam Jay melirik gadis itu ketika menarik kursi untuk duduk, akan tetapi wajahnya tidak terlalu kelihatan jelas karena tertutupi oleh rambut panjangnya. Bukannya Jay tertarik pada pandangan pertama, hanya penasaran karena gadis itu tampak serius sekali membaca. Tidak ingin terlalu ambil pusing, Jay memilih untuk mulai membaca bukunya saja.
Belum semenit dia membaca, konsentrasi Jay langsung buyar. Jika biasanya dia menyukai aroma lembaran kertas, kali ini Jay justru terpikat oleh aroma yang lain. Aroma yang berhasil mengurungkan niatnya dalam membaca, mengalahkan harum roti yang baru keluar dari oven. Karena penasaran dia lantas menghidu wangi tersebut dan agak tersentak saat tahu kalau itu berasal dari gadis di sampingnya, lebih tepatnya parfum yang dipakai sang gadis berambut pirang.
Emm ... bagaimana cara mendeskripsikan wewangian yang berhasil menghipnotis seorang Jayachandra, ya? Parfum gadis itu memiliki wangi yang soft dan aromatic, ada hint sweet sedikit. Enaknya parfum ini sama sekali tidak menyengat. Tipe wewangian yang baru bisa tercium ketika berada dalam jarak dekat. Menunjukkan kalau gadis di sampingnya ini rada kalem, cool, feminim, dan peluk-able. Jay segera menggelengkan kepalanya kala membayangkan bagaimana jika dia memeluk gadis tersebut. Astaga! Mengapa mendadak dia jadi mesum?
Ketika sedang berusaha membersihkan pikirannya, tahu-tahu gadis yang sedari tadi menjadi pusat perhatian Jay berdiri sembari memeluk bukunya. Jay langsung siaga untuk melirik wajahnya, akan tetapi entah mengapa sepertinya Tuhan belum mengizinkannya untuk melihat bagaimana rupa ciptaan-Nya.
Tanpa sadar Jay menghela napas kasar setelah punggung gadis itu tidak terlihat lagi. Dia pun kembali memerhatikan bukunya, bedanya sudah tidak terlalu bersemangat untuk membaca. Jay sendiri tidak tahu apa yang membuatnya gelisah seperti ini. Namun, satu hal yang dia tahu, wangi parfum gadis itu masih membekas—membuatnya merasa nyaman dan betah berlama-lama di samping gadis tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nubar Tahun Baru
Short StoryCerpen karya keluarga besar komunitas CPBS mengenai Tahun Baru. Plan your future and reach your dream. May this new year will be your step to reach it.