Aku dan Bintang by Putri RH

28 12 0
                                    

Story by Rizkaramadan12

Sama seperti tahun tahun sebelumnya, aku selalu merayakannya sendiri. Melihat langit dengan penuh gemuruh kembang api, menatap keramaian di tengah kota melalui Rooftop rumahku. Kalau dipikir pikir, apa aku benar benar ditakdirkan untuk selalu melakukan segala hal sendiri? atau hanya perasaanku saja? Tapi kalau hanya perasaanku saja, mengapa aku tidak pernah sekalipun merasakan kegembiraan Tahun Baru bersama keluarga, pacar ataupun kerabat dekat???? Sedih memang tapi aku selalu menikmatinya. Menikmati setiap inchi taman yang selalu menjadi tempatku bersandar. Menikmati desir angin yang selalu menyapaku ramah. Hidup memang terkadang gak sesuai sama ekspektasi kita. Gak semua yang kita mau bisa kita dapetin.

Tepat pada hari ini, malam tahun baru, empat bulan meninggalnya Reino. Iyaa.... Dia pacarku. Orang yang selama ini selalu menemaniku ketika semua orang pergi meninggalkanku. Jangan tanya dimana kedua orang tuaku, mereka selalu punya alasan yang sama untukku "Maaf sayang, mama sama papa sibuk disini", "Sayang, harusnya kamu ngerti mama sama papa disini bukan liburan tapi ngurusin kerjaan" selalu dan selalu kata itu yang kuterima. Hmmm...... aku lelah. Aku pun beranjak dari kamarku menuju dapur untuk mengambil kunci mobilku. Aku berniat pergi ketaman yang seringaku datangi untuk merayakan tahun baru, Tapi sebelum itu, aku memutuskan untuk berhenti disebuah pemakaman umum yang sepi. Bukan tanpa alas an aku pergi ketempat sepi ini, aku rindu Reino, Biasanya dia yang selalu menemaniku tahun baruan. Bahkan disaat sebelum dia meninggal pun masih sempat menyebut namaku untuk mengingatkanku akan janjinya "Sya.... Maafin aku karena sekarang aku ga bisa nemenin kamu secara langsung, tapi aku akan menepati janjiku untuk selalu bersamamu dimanapun kamu berada. A-aku p-pergi s-sya" sejenak ketika kata kata itu keluar dari mulut Reino, tangisku pun pecah. Hanya mamanya Reino yang bisa kujadikan sandaran ketika melepas reino untuk pergi selamanya. Hufft..... disaat kejadian itupun mama dan papa gaada disampingku untuk menenagkanku. Berat memang.

"Hai sayang, aku datang, gimana kabar kamu didalam sana??? Pasti gelap ya?? Kamu pasti kedinginan?" ucapanku terhenti sambil menyeka air mata yang mulai turun.

"Sudah empat bulan kamu ninggalin aku Rei, kehidupanku kembali seperti dulu, suram, sepi, g-gelap. Kamu tau? Mama tadi telpon aku, mama bilang dia ga bisa pulang lagi karena masih banyak pekerjaan yang harus dikerjakan disana"

"Terkadang aku fikir, jadi anak dari seorang pebisnis itu enak. Ternyata ga sesuai ekspektasi aku rei, mereka malah lebih sayang pekerjaan mereka daripada aku. Bingung sebenarnya anak mama sama papa itu, aku atau pekerjaan mereka sih?" sambil diselingi kekehan kecil oleh salsya namun tetap berderai air mata.

"Andai aja waktu itu aku ikut kamu jemput papa ya, pasti kita sekarang udah bahagia bareng bareng disana. Aku yakin deh pasti mama sama papa aku ga perduli kalau aku ikutan disana juga sama kamu. Aku yang hidup ada ga mereka perduliin, apalagi kalau aku mati" sambil sesekali sesegukan dan mengelap air matanya dengan tissue yang dibawanya.

"Udah dulu ya Rei, besok aku datang lagi kesini. Aku mau ketaman yang dulu sering kita datangin kalau lagi malam minggu. Tempat kita melihat bintang sambil makan permen kapas" serunya sambil tersenyum tipis mengingat kembali masa itu.

#Flashback#

"Yang, aku nanti mau pergi ke bandara jemput papa. Kamu aku antar pulang duluan ya" seru Reino sambil terus mengunyah Fettucini kesukaannya

"Papa pulang dari Paris?? Dalam rangka apa?? Aku ikut yaaa?? Kangen sama papa nih hehe" seru Salsya sambil menyendokkan ice cream green tea kesukaannya kedalam mulut

"Aku sendirian aja yang, kamu aku anter aja deh kerumah mama yaa, biar surprise gitu. Aku yakin papa juga pasti kangen banget sama calon menantu kesayangannya ini" seru Reino sambil nyengir kuda

Nubar Tahun BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang