Terjebak di Ruangan Keramat by Neli Julia

19 12 0
                                    

Story by kaizuka_inaho77

Seorang pemuda tengah duduk di ruang tamu sambil menerawang memikirkan sebuah rencana untuk perayaan tahun baru besok malam. "Aha, aku punya ide, mereka pasti akan senang," katanya sambil menunjukan senyum misterius. Ia sungguh tidak sabar ingin mengatakan kepada ketiga sahabatnya mengenai rencana yang terlintas di pikirannya. Setalah itu, ia beranjak pergi menuju kamarnya yang berada di lantai atas.

Keesokan paginya, saat sedang di kantin sekolah ia dan ketiga sahabatnya-- Normal, Datar dan Kotori-- tengah duduk melingkar sambil menyantap makanan dan membicarakan tentang rencana perayaan tahun baru untuk nanti malam. "Apa rencana kita buat merayakan tahun baru nanti malam? Adakah yang punya ide?" tanya Kotori, salah satu sahabatnya.

"Jujur, aku belum ada ide, Ori. Kalau Datar? Gimana?" tanya Normal kepada Datar. Datar hanya diam tak menanggapi pertanyaan dari Normal, malahan ia sibuk mencoret-coret sesuatu di atas kertas kemudian menunjukannya pada Normal. 'Aku tak tau dan tak mau tau' tulis Datar di atas kertas itu. "Cih! Tar, kamu mau ngajak ribut ya?" kata Normal sambil mendengkus kesal. "Sudah, jangan bertengkar," ucap seseorang, "Aku sudah punya ide menarik untuk dilakukan pada malam tahun baru."

"Ide apa itu, Sa?" tanya Kotori kepada Angkasa, seseorang yang sejak tadi mengamati percakapan sahabat-sahabatnya. "Hmm, gimana kalau kita pergi uji nyali ke rumah kosong yang ada di ujung jalan sana," kata Angkasa dengan penuh semangat. "Rumah kosong yang jauh dan sangat terpencil itu?" tanya Kotori sambil mengaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. "Yups, benar sekali, kita akan uji nyali disana, gimana kalian setuju?" tanya Angkasa.

"Gimana ya? Aku pernah dengar rumor tentang rumah itu, Sa," kata Normal, "Katanya rumah itu sudah lama sekali di tinggalkan dan orang-orang yang menjelajahi rumah itu kabarnya terkurungg di dalam rumah itu dan tak pernah kembali lagi."

"Ah, itukan hanya rumor, Mal, kamu penakut sekali," kata Angkasa dengan senyuman mengejek. "Ya sudah, kalau Normal takut mending kamu di rumah aja berlindung di bawah ketiak ibumu," ucap Kotori menimpali. Emosi Normal pun terpancing karena senyuman Angkasa dan perkataan Kotori tersebut, "Ok, aku setuju akan aku buktikan kalau aku bukan orang yang penakut. Gimana? Tar, kamu ikut?" Datar hanya menunjukan jempolnya tanda setuju. "Oke, nanti malam kita berkumpul di rumahku," kata Angkasa. "Siap, Bosque," kata Kotori dan Normal bersamaan.

❤️❤️❤️

Tepat pukul 12 malam suara kembang api terdengar bersaut-sautan dan ditambah dengan cahaya yang warna-warni yang bersinar terang di langit. Hal itu menandakan bahwa sudah memasuki tahun baru dan empat pemuda sedang bersiap-siap menuju rumah kosong yang mereka sepakati tadi pagi, tempat untuk mereka uji nyali dalam rangka merayakan tahun baru.

"Kalian sudah siap untuk berpetualang?" tanya Angkasa kepada teman-temannya. "Kami siap!!" kata teman-teman Angkasa kompak. "Kalau begitu, ayo kita berangkat," kata Angkasa sambil menyandang ranselnya kemudian beranjak pergi diikuti oleh teman-temannya. "Sa, kita bakalan jalan kaki menuju tempat itu?" tanya Normal. "Iyah, Mal, kita jalan kaki aja kesananya," kata Angkasa menjawab pertanyaan Normal.

"Eehh, Mal, kamu ngapain bawa tas besar gitu? Kayak mau kemping aja padahal kita, kan, hanya pergi uji nyali?" kata Kotori tak habis pikir dengan sahabatnya yang satu ini. "Untuk wanti-wanti, Ori. Kan, ada pepatah yang bilang sedia payung sebelum hujan," kata Normal dengan mengubah posisi sandangan tasnya.

Akirnya, mereka sampai di tempat yang mereka tujuan yaitu rumah kosong yang sudah lama sekali ditinggalkan dan tak pernah dikunjungi orang lain karena rumor yang beredar. Suasana yang sepi dan lengang membuat bulu kuduk mereka meremang.

"Sa–Sa! Kita pulang aja yuk, perasaan aku gak enak, nih," kata Normal kepada Angkasa. "Nanggung, Mal. Kita udah disini juga ngapain pulang, bikin capek dan buang-buang tenaga aja," kata Angkasa yang menjawab pertanyaan Normal sedangkan Kotori dan Datar hanya diam."Ayo kita masuk dan mulai menjelajah," ucap Angkasa bersemangat diikuti Kotori dan Datar. Sedangkan Normal melangkah dengan gontai, sejak awal perasaannya tak tenang dan selalu gelisah. Firasatnya ada sesuatu yang buruk akan terjadi.

Nubar Tahun BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang