Chapter 14

718 71 1
                                    

Hitungan mundur, seminggu tinggal bersama Ne.

Ternyata, aku yang tidak ingin dia pulang tanpa sengaja, bahkan mungkin lebih. Tidak bisa ditampilkan. Dengan mengetahui dengan baik tentang apa yang tidak seharusnya. Hanya ada seorang anak kecil di depannya. Itu mengguncang kedewasaan ku

... permohonan tanpa mengetahui

"Paman. Tidak bisa minta satu bulan lagi?" Keras kepala itu berbaring di sofa. Letakkan kepalanya di pangkuanku dengan jari telunjuk terangkat.

"Ne, jangan bertanya"

"Tidak, tolong, memohon, memeluk kakimu" aku sudah paham atas permohonan ini.

Bukan meminta tapi hanya mengemis

Potong kata "menang", tinggal berdoa saja Brengsek

"Mari berbicara."

"Bisa bicara lagi, siap bicara"

"Jangan menangis"

"Setengah bulan lagi"

"Tidak"

"Seminggu lagi"

"Tidak"

"Satu hari lagi baik-baik saja !!! "


"Tidak"

Setelah menangis, dia mengacau dan mengangkat tangannya untuk melepaskan kacamata ku dari wajah. Tapi meski begitu, aku masih melihat wajah nakal. Itu jelas

"Ne"

"Paman tiga puluh enam tahun tapi masih belum ada kerutan, hanya matanya." Tangan kecil itu terangkat untuk menunjuk kerutan di sekitar mataku.

"Duduklah dengan baik." Aku memarahinya.

Senang rasanya berbaring di pangkuanku seperti ini, tapi juga berbahaya bagi hatiku. Sebelum kaki gagak datang, akj melihat kaki polisi terlebih dahulu. karena bajingan keras kepala di depan ku. Aku tidak pernah berhati-hati terhadap apapun.

"Aku tidak ingin duduk lagi. Sakit kaki. Kamu tidak lembut padaku, jadi kamu tahu, paman. Paman membiarkan Ne berlari-lari di gym. Lelah sekali, kakinya tidak naik, "gumam Ne, lalu mengangkat kakinya, menendang-nendang di udara.

"Ayo kita berolahraga."

"Oh, yang Phi berikan pada Ne jangan sebut olahraga lagi. Panggilan untuk persiapan menjadi atlet nasional"

Suatu hari aku terus mengikuti semua yang dilakukan Ne saat diajari Paam. Informasi itu dibuat frustrasi dengan dua lap yang tersenyum. Rangkul setiap latihan. Untuk melakukan lima set, maka menghitung angka set terakhir. Suka melarikan diri dan bermain dengan anak bernama Ying sampai ditendang gurunya. Pam hanya tertawa karena awalnya mengira Ne adalah anak yang pendiam dan penakut. Dimana hampir rusak seperti gym


"Otot Ne sudah naik, paman, aku kelihatan berotot." Ne membuka lengan bajunya dan mendorong ototnya. Tapi apa yang aku lihat lebih seperti lurus saja

"Seperti itu, dia memanggilku kanguru"

"Katakan padaku, bukan hanya otot, sit-up squat, akhirnya menjadi sixpack," aku melihat perut putih yang tergores. Dan mendesah

"Ne, itu lipatan perutnya kalau duduk lama sekali."

"Jika duduk itu adalah hati paman."

"Perut"

"Paman"

Tidak heran. Berat badan ku masih bertambah. Tinggal bersama Ne seperti membuka dunia makan Restoran terkenal Ulasan trending Twitter, Ne menyeret ku untuk makan semua makanan penutup. Setelah berolahraga, aku mulai menambahkan set juga sebelum Pack yang ada berubah menjadi kerutan perut yang membandel di depan ku.

[END] Boyfriend #สามหกสิบแปด [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang