Chapter 22

979 67 7
                                    

⚠️3500+ kata. Baca dengan pelan.

Murid tahun pertama

Akhirnya hari ini telah tiba

Akj berdiri dengan cemberut dalam suasana cerah seorang mahasiswa. Aura anak yang baru masuk perguruan tinggi ini masih cerah dari ujian selanjutnya, aku sudah mengalami hal ini. Sudah lama sekali aku hampir tidak mengingatnya. Sesuatu yang aku ingat hanya mengalami periode membaca yang gila dan sesuatu seperti itu.

Hari ini, akj bertanggung jawab atas Ne untuk membawanya ke asrama di Nakhon Nayok. Kudengar Ibu Ne menyuruhku mengambil barang yang diperlukan saja. Yang bajingan itu bawa apa yang benar-benar diperlukan

Menempel bahwa tampaknya semua yang ada di ruangan itu perlu untuk semua.

"Ne bilang kamu terlalu banyak mengambil pakaian"

"Aku kehabisan lemari"

"..."

... Tahukah kamu bahwa kamu hanya hidup selama satu tahun, bukan seluruh hidup mu?

Tapi melihat ke enam tas pakaian itu, cukup jelas aku tidak tahu.

"Tapi kalau Ne tahu dia melarang orang luar naik ke asrama Ne tidak akan membawa sebanyak ini Paman, tidak dapat membantu mengangkatnya. Malas naik turun tangga Ne ada di lantai lima."

"Dan mengapa kamu membawa setrika?"

"Betapa bingungnya menyetrika baju siswa"

"Ini?"

"..."

"..."

"Lupa berpikir, jadi jangan anggap lebih baik Paman membawanya pulang untukku. "Aku memutar mata karena kelelahan.

"Ini kamu."

"Jangan mengeluh, jangan mengeluh."

"Pernahkah kamu bertemu Mate?*'Aku tidak ingin membicarakannya, tapi aku harus bertanya. Siapa yang akan berada di kamarnya dengan pacar selama setahun penuh?

(Mate, teman sekamar)

"Menemukannya. Dua orang Pemasaran dan teknik "

"Bagaimana tentang itu?"

"Bagus, tapi anak teknisi itu sangat tampan, paman."

"..." alis berkedut.

"Cemburu?"

"..." Aku mengerutkan kening pada anak keras kepala yang tersenyum sampai pipinya terangkat dengan sangat baik. Jika ada hadiah, hal yang membuatku paling berpikir sehari. Ne pasti akan mendapatkan trofi.

"Aku yakin kamu cemburu, kamu cemburu"

"Um"

"..."

"Phi cemburu"

"..."

"Terlalu banyak"

Fiuh!

Suara itu adalah suara wajah Nae yang meledak ke arah ku. Ne adalah anak yang mudah malu. Aku tidak tahu harus berkata apa. Apakah Ne berani sering menggodaku. Tapi saat bermain ulang, selalu ada sisi pemalu.

"Dasar !!!"

"Kenapa kamu menangis?"

"Aku tidak akan berbicara dengan Paman lagi !!!"

[END] Boyfriend #สามหกสิบแปด [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang