Warning: area cewek kembar.
.
.
.Zenin Maki dan Mai itu kembar, nggak mirip ya?
Karena keduanya kembar, dari kecil sudah terbiasa tidur bersama. Maki disisi kanan dan Mai disisi kiri.
Biasanya jam 10 malam keduanya sudah tertidur, mendengkur halus dan memeluk guling. Sayang hari ini beda, keduanya nggak tidur gara-gara terlalu asik ngegibahin engkong Naobito yang kelakuannya ada-ada, sama menyukuri kepedihan Naoya keluar negeri jadi kehidupan mereka bakal aman tentram.
"Padahal gue udah masang Skincare kok nggak tidur-tidur." Mai protes, maskernya udah retak dari tadi. "Kan mubazir!" dia ngedumel, mending ngak perlu maskeran kalau emang niat begadang.
Maki melempar bantal, "berisik."
Dia sedang sibuk cek out barang-barang yang mau dia beli, maklum ada diskon besar-besaran akhir tahun. Mana gratis ongkir, Eh tunggu dia beli mau beli seblack yang mana katanya kurirnya cepet nyampe.
Wah kalau jam segini bakal nyampe jam berapa?
"Lu tuh nggak tahu banget sih gue sensitif bantal berdebu, muka gue bisa jerawatan." Mai seperti biasa enggak terima, dia balik melempar bantal.
"Halah, skincare nggak bakal bikin kenyang."
Maki nyolot, dia nangkap bantal dengan mudah.
"Halah cewek jelek macem elu mana paham beginian," Mai makin nyerocos. Hp diambil dan senter hp dihidupkan, "noh lihat komedo menumpuk."
Maki kesal.
Dia menjauhkan sinar senter dari wajahnya, "gue begini-begini udah punya gebetan ya."
"Maksud lu Yuuta yang masih belum move on dari mantannya?" Mai menembar garam.
Maki tidak terima gebetannya dihina, dia nyalain lampu kamar. Tanda siap kapan saja untuk bergelut dengan saudara kembarnya.
"Daripada pacar lu yang ngeidol, ew ... tapi bener sih idolanya lebih cans dari elu."
Mai tidak mati kutu, dia masih punya sifat garam keturunan klan Zenin.
"Heleh mendingan Todo daripada Yuuta, Todo cuma ngeidol tapi benar-benar dah cinta gue. Lah status lu masih digantung."
Skak.
Maki kalah argumen, tapi dia tidak akan kalah dalam hal bergelut.
"Ayo gelut."
"Ayok siapa takut.
Area kamar sebentar lagi bakal jadi area MMA.
Namun notifikasi dari HP Maki mengalihkan perhatian mereka.
'Pesanan sudah sampai'
Dibarengi dengan pintu yang ditekan.
"Lu pesen apaan?" tanya Mai penasaran.
"Seblak dua porsi," jawab Maki, dia bersiap-siap turun diikuti Mai.
Dahi Mai menyrengit, "jam segini? Jam satu pagi? Jangan-jangan setan!" mulut Mai emang suka asal nyeplos.
Apalagi dia ngaku indigo.
Nyali Maki menciut.
"Jangan ngadi-ngadi!"
"Gue cuma bilang jangan-jangan loh."
Nyali Maki mendekati angka nol, Mai pun sama. Soalnya kutukan bisa dilawan, tapi setan nggak bisa dipegang.
Ting tong
Bel pintu semakin sering ditekan, Maki berjalan pelan, takut.
Tap tap tap.
Suara langkah mereka terdengar jelas, jelas sekali sehingga Mai bergidik.
Kriet ...
Pintu dibuka, keduanya melotot ketika tidak menemukan siapapun didepan pintu.
Padahal bel masih berbunyi.
"S--set."
Maki mengunci pintunya lagi, kakinya lemas sehingga Mai harus menariknya kembali ke kamar.
Keduanya ketakutan, lampu kamar dimatikan dan keduanya mencoba tidur dengan berpelukan.
"Cuma mimpi."
Bisik keduanya dan terlelap tidur.
Mereka lupa, jika rumah mereka dipasangi pagar besi dan bel. Sehingga, tukang antar pesanan mereka cuma bisa kembali karena tak kunjung mendapati orang. Untung ada Fushiguro Megumi yang nggak sengaja pulang lewat sana buat kesana, dia nerima dua seblak yang udah dibayar Maki.
"Rejeki anak sehat."
Makanya, jangan takut setan.
- Fun.
(Genderbend Zenin Maki & Mai)
KAMU SEDANG MEMBACA
JJK dalam Bingkai
Fiksi PenggemarBerisikan Oneshot/Twoshot, Drable dan random mengenai lika-liku para pemain Jujutsu Kaisen ditangan penulis minim gaya hobi menghayal. Jujutsu Kaisen© Gege Akutami