"Adit ngebatalin makan malam secara mendadak begini." Mamah Lala menggerutu kesal. "Padahal Mamah mau nawarin Adit bulan madu gratis sama Nika."
"Ya, mau gimana lagi, Mas Aditnya tiba-tiba bilang istrinya sakit." Lala sepupu Adit berkata sambil mengusap make up di wajahnya dengan kapas.
"Nanti Mamah ikut ah, kalau adit bulan madu."
Lala melotot pada mamahnya. "Mamah tahu makna bulan madu setelah pernikahan nggak sih?"
"Tahu." ekspresi Mamah cukup nyebelin di mata Lala.
"Terus ngapain Mamah ikut?"
"Ya, kan kita kamarnya pisah. Mamah nggak mungkin tidur bareng sama Adit dan Nika kan."
Lala bingung sendiri. "Tapi, tetep aja Mamah ganggu Mas Adit sama Nika. Bukannya menikmati bulan madu malah nyariin Mamah yang nyasar lagi."
Plaaak!
Sebuah buku melayang di kepala Lala.
***
Alena mengibaskan rambut bergelombangnya di depan Adit yang terheran karena bukannya terbaring di atas ranjang karena sakit, Alena malah tampak sehat dengan dress warna merah maroon.
"Katanya sakit?"
Alena mendekati Adit. "Aku cuma mau bikin kamu khawatir aja, Sayang." Alena berkata dengan nada seakan membuat Adit khawatir adalah sebuah permainan yang seru untuk dimainkan.
Dahi Adit mengernyit. "Apa?"
"Aku kangen kamu. Aku pengin ketemu kamu." Katanya tanpa merasa bersalah. Arunika benar seratus persen mengenai kemanjaan Alena yang melebihi anak-anak.
"Jadi kamu bohong?"
Alena mengangguk. Dia memeluk Adit. "Malam ini tidur di sini ya. Aku mau kamu di sini nemenin aku sampai pagi."
Adit merasa sedikit bersalah pada Nika. Tapi, hanya sedikit. Dia jadi ingat saat Arunika mau turun dari mobilnya dengan wajah kesal karena sudah merasa cantik dan seharusnya dia bertemu dengan sepupu Adit kan—Lala.
"Alena ya?"
"Oke, aku akan ke sana."
"Apa?" tanyaku.
"Alena sakit dan dia minta aku nemenin dia di rumah."
"Terus?"
"Kita batalin pertemuan dengan sepupu aku."
"Aku udah dibuat secantik ini, lho, Dit."
"Tapi, Alena sakit, Nik."
"Sakit apa?"
"Dia nggak bilang, dia Cuma bilang sakit."
"Aku telepon Arka aja ya buat nemenin kamu jalan. Kalau kamu mau pamerin kecantikan kamu ke orang-orang."
"Nggak usah! Aku pulang aja."
Dan sekarang Nika sama Arka. Entah kemana Arka mengajak Arunika. Seharusnya malam ini adalah makan malam bersama Tante Luisa dan Lala bukan menghabiskan waktu dengan kekasih super manja yang hobinya berbohong demi mendapatkan apa yang diinginkannya.
Adit tahu kenapa Arunika sebegitu nggak sukanya dengan Alena. Yang dia herankan kenapa dia masih bisa mentoleransi sikap Alena yang kekanak-kanakkan seperti ini. Apa karena dia mencintai Alena sehingga kesalahan apa pun yang dilakukan Alena masih bisa ditoleransi olehnya.
"Dit," Alena mendongak menatap wajah Adit yang membeku. "Kamu nggak bales pelukan aku?"
"Kamu tahu nggak, Len, aku ada acara keluarga dan aku terpaksa membatalkannya karena kamu bilang kamu sakit." kata Adit dengan nada suara kecewa.
"Yaudah sih, aku kan kangen." Katanya tanpa merasa bersalah sedikit pun.
"Kamu bisa bilang kangen tanpa perlu berbohong pake sakit segala kan?"
Wajah Alena berubah masam. "Kok gitu?" Dia malah memberikan Adit pertanyaan seperti anak kecil. Dia melepaskan pelukannya pada Adit.
"Pasti ada wanita lain ya? Kok sikap kamu gini ke aku? Siapa wanita itu, Dit?!" Desak Alena seakan Adit adalah pria yang nggak bisa dipercaya.
"Kamu ngomong apa sih?" Adit merasa tensinya naik. Dia malas berdebat dengan Alena. "Aku pulang."
"Kamu nggak boleh pulang!" Suara Alena menghentikan langkah Adit.
Adit menoleh pada kekasihnya itu. "Kenapa?"
"Karena aku—" jeda sejenak. "Aku mau kamu temenin aku, Dit."
"Aku ada urusan."
"Aku mau kamu di sini!"
Kesabaran Adit mulai menipis menghadapi sikap Alena. Dia melambaikan tangan pertanda menyerah dan pergi meninggalkan Alena yang merengek.
Di dalam mobil Adit menelpon Arunika. Nomernya tidak aktif. Lalu dia menelpon Arka. Nomer temannya itu juga tidak aktif. Nomor istri dan temannya tidak aktif, membuat Adit curiga sekaligus khawatir. Tapi, apa mungkin Arka seberani itu pada Arunika? Mungkinkah Arunika juga mau dengan Arka mengingat wanita itu tadi kesal padanya karena membatalkan acara makan malam dengan sepupu dan memilih ke apartemen Alena?
"Sialan!" umpat Adit.
***
Nah khaaaan 🤣🤣
Jangan lupa vote dan komentarnya ya ♥️ nanti aku update lagi, tungguin aja kalo komentar sampai 40+Btw Nika sama Arka lagi apa ya kok nomer keduanya nggak aktif? 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Life With The Boss (END✓)
Romance"Tolong ya, Pak, saya tidak mau disentuh barang seinchi pun." Itu adalah kalimat pertama yang meluncur dari kedua daun bibirku setelah kami sah menjadi pasangan suami-istri. Tidak ada pesta mewah. Hanya dihadiri orang-orang terdekat. Bahkan aku tida...