Saran: pakai latar putih.
“봄”
-musim semi-Jinny sudah tertidur setelah minum obat. Kamu pun bangkit dan hendak pergi dari kediaman Seokjin. Namun, dia tiba-tiba menahan tanganmu dan membawamu ke ruangan lain.
"Seokjin! Apa yang-"
"Tetaplah begini, sebentar saja," mohon Seokjin.
Posisi kalian saat ini bisa menjadi suatu kesalahpahaman bila ada orang yang melihat. Seokjin mengurung tubuhmu di dinding, jarak wajah kalian juga sangat dekat—seperti—Seokjin sengaja melakukannya.
"Sadar, Seokjin. Aku bukan milikmu lagi."
Kamu sendiri pun mencoba untuk tetap waras. Meskipun hatimu berkali-kali menyuruh untuk melakukan hal gila.
"Haruskah? Benar-benar tidak ada kesempatan untukku? Apa kau tidak bisa melihat hancurnya aku saat ini?" Mata Seokjin mulai memerah dan berair.
Kamu menelan ludah, sangat resah melihat Seokjin seperti ini. "Aku tahu. Tapi apa yang bisa kau lakukan? Ini semua karena ulahmu. Sebenarnya, apa salahku padamu?"
Seokjin menurunkan tangannya yang sejak tadi mengurung tubuhmu. Pandangannya tertunduk, seperti berusaha mengontrol diri untuk tidak menangis.
"Aku salah, aku akui itu. Tapi aku benar-benar ingin memperbaiki semuanya kalau kau memberiku kesempatan satu kali lagi."
Setelah mengatakan itu, ponselmu berdering tetapi Seokjin segera menarik perhatianmu untuk mendengarkannya. Padahal ... yang menelepon adalah Jungkook.
"Aku mohon ...."
Seokjin mendekat, mengikis jarak kalian berdua. Tatapan matanya menguncimu sampai-sampai tak bisa bergerak. Tatapan yang dulu membuatmu jatuh cinta berkali-kali.
"Tak ada yang bisa diperbaiki sekeras apa pun kau mencoba. Sekali berselingkuh, pasti akan melakukannya lagi dan lagi. Aku tidak bisa menerima pengkhianatan yang satu itu," balasmu dengan mata yang tanpa disadari sudah berkaca-kaca juga.
Entah dorongan dari mana, dengan secepat kilat Seokjin mencuri start mencium bibirmu. Matamu membulat sangat lebar dan sontak menampar Seokjin dengan sangat keras.
Plak!
"Kurang ajar!"
Seokjin terhuyung ke samping. Tak ada yang menduga kalau kamu memiliki kekuatan yang cukup besar.
Napas Seokjin terengah sambil menikmati panas yang menjalar di pipi kiri.
Air matamu luruh seraya tubuhmu jatuh ke lantai. Pertahanan yang selama ini sudah kamu bangun dengan sangat kokoh, akhirnya runtuh juga.
"Hentikan, Seokjin. Aku bilang akhiri semua ini," lirihmu di sela isak tangis.
Seokjin juga, dia merasa sangat frustrasi. "Maafkan aku, Seo," sesalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Series ✓
Fanfic"슬픔이나 기쁨의 모든 기억은 당신의 일부입니다" ; Setiap kenangan akan kesedihan atau kegembiraan adalah bagian dari dirimu sendiri. [Remember Series] ©Puput 2021 feat BTS.