color rush
lima: color rush
"huh?"Jeongwoo menatap Dohyon yang menatapnya bingung. Jeongwoo duduk di bangkunya dengan risih karena ditatap Dohyon sejak masuk kelas.
"kau pergi bersama Haruto?" tanya Dohyon
Jeongwoo merasa aneh, "kau bisa lihat kan tadi?"
"huh? Jeongwoo pergi bersama siapa?" Jinwoo yang baru datang langsung ikut dalam obrolan, menatap Jeongwoo tidak percaya.
Jeongwoo memutar bola matanya dengan malas. Ada apa dengan mereka?
"Haruto! Kau bahkan baru bertemu dengannya kemarin sore?" heran Dohyon
"loh? Memangnya kenapa?" tanya Jeongwoo sedikit jengkel.
Yeongue tersenyum, "Woo, kau bahkan perlu waktu dua bulan untuk pergi berdua saja dengan Dohyon kalau kau lupa,"
"benar! Kau bahkan mau membuka diri setelah tiga minggu!" protes Dohyon diangguki Jinwoo
"m-mana kutahu, aku hanya merasa nyaman saja mengobrol dan berjalan bersamanya. Dia menyenangkan, kami nyambung,"
Mereka menatap Jeongwoo dengan terkejut. Lebay, Jeongwoo ingin memukul kepala mereka satu per satu.
"k-kau yang canggung ini?" tanya Jinwoo
"k-kau yang receh ini?" tanya Dohyon
"kau yang menyebalkan seperti ini?" tanya Yeongue
Jeongwoo mendengus sebal, "jadi sebenarnya kalian mau mengejekku atau bagaimana?" dan setelah itu Jeongwoo lancarkan pukulan tepat di atas kepala tiga sahabatnya.
"oh iya, hari ini mau coba kafe baru?" tanya Yeongue sambil mengusap bagian kepalanya yang sakit.
"yang di jalan M itu? Kebetulan nanti aku Win dan yang lain juga mau ke sana," ujar Dohyon
"boleh juga," ucap Jinwoo dan diangguki Jeongwoo.
.
.
.Jungwon menatap Haruto yang sedari tadi tersenyum. Lebih tepatnya sejak ia melihat pemuda itu dari koridor hingga masuk ke dalam kelas.
Tersenyum lalu diam bahkan tak menyapa dua sahabatnya.
"oi, Haruto," panggil Jungwon, menepuk pelan pundak pemuda Jepang.
"huh? Ada apa?" tanya Haruto
"kau sehat?"
Haruto terkekeh, "tentu. Kenapa bertanya?"
Win dan Jungwon saling menatap lalu menggeleng.
"kau ikut ke kafe pulang ini?" tanya Win
Haruto mengangguk, "boleh saja, lagi pula Hyungku pulang sedikit telat hari ini,"
"oh, Asahi Hyung selalu sibuk ya?"
Haruto mendengus, "sibuk pacaran,"
Mereka kemudian tertawa dan tak berapa lama, bel berbunyi, dan dengan cepat Haruto meluruskan duduknya.
.
.
.Jeongwoo menggigit jarinya. Lagi. Membuat Yeongue menatapnya khawatir.
"ada apa?" tanya Yeongue karena sedari tadi Jeongwoo merasa tidak tenang.
Jeongwoo menggeleng, "tidak tahu. Aku tiba-tiba saja gugup? Entahlah, tapi rasanya mual,"
"mau pulang duluan? Nanti aku bisa bilang ke Haruto dan yang lainnya kau tidak enak badan,"
Ya pada akhirnya mereka memutuskan untuk berkumpul bersama karena akan lebih mudah untuk Dohyon.
"a-aku coba dulu kalau masih mual sepertinya aku pulang saja," ucap Jeongwoo dibalas anggukan sahabatnya.
Padahal saat di perjalanan, Jeongwoo tidak seperti ini. Bahkan setelah memesan minuman dan kue juga tidak seperti ini.
Ia pikir juga hanya gugup biasa karena akan berkenalan dan ngobrol bersama orang baru.
Tapi tidak. Ini berbeda.
Jeongwoo rasakan jatungnya berdegup lebih cepat dari biasanya. Dan dia juga pusing.
Ah, sepertinya Jeongwoo memang harus pulang ke rumah.
Padahal dia sudah mempersiapkan candaan untuk Win karena masalah kemarin, dan juga sudah berencana untuk mengajak Haruto pulang bersama.
Sepertinya ditunda dulu.
"a-aku sepertinya pulang saja," ujar Jeongwoo sedikit lemah.
Yeongu mengangguk, "mau kuantar ke halte bus?"
"eum,"
"lekas sembuh Jeongwoo.." ucap Jinwoo sedih
Jeongwoo hanya mengangguk. Yeongue menyandang tas miliknya, berjalan beriringan dengan Jeongwoo yang sedikit lesu.
"ada apa ya denganku?" tanya Jeongwoo. Yeongue hanya diam, tidak tahu juga harus menjawab bagaimana.
Baru saja Jeongwoo dan Yeongue keluar, di kejauhan nampak segerombolan pemuda seumuran mereka.
"Jeongwoo?"
Jeongwoo menoleh, mendapatkan Haruto sedikit berlari mendekatinya dan Yeongue, meninggalkan kedua temannya yang juga terkejut dengan kehadiran Jeongwoo dan Yeongue di luar kafe.
"oh, Haruto.." sapa Jeongwoo pelan
Haruto mengerutkan kening, menatap wajah Jeongwoo yang terlihat sedikit pucat.
"kau sakit?" tanya Haruto
Jeongwoo menggeleng, "hanya sedikit mual,"
"mual?"
Jantung Jeongwoo berdegup semakin kencang saat Haruto semakin mendekat. Tangan yang lebih tua terulur untuk memegang tangan Jeongwoo yang bebas.
Sebelah tangannya lagi menyentuh kening yang lebih muda.
Jeongwoo berani bersumpah.
Saat manik mereka bertemu karena sengatan listrik yang hanya mereka berdua rasakan, degup jantung berdetak berkali-kali lebih cepat,
dan Jeongwoo rasakan ledakan warna-warni yang tidak bisa dihindarkan.
Mata itu saling terkunci, terpaku pada pantulan warna yang bermain-main pada manik masing-masing.
Begitu Haruto melepaskan tangannya karena ia merasa lemah, Jeongwoo merasakan kunang-kunang bermain di sekitarnya.
"Jeongwoo!" adalah teriakan Yeongue sebelum Jeongwoo kehilangan kesadarannya.
color rush
tbd
😳😳😳😳😳😳
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] color rush ; hajeongwoo
FanfictionHanya karena sentuhan, Jeongwoo rasakan sengatan listrik yang asing dan serbuan warna-warna yang menakjubkan. dk1317 presents color rush watanabe haruto x park jeongwoo bxb. typos. baku. soulmate!au start: 14-12-2020 end: 16-03-2021