color rush
enam: warna-warni pelangi
Di dunia ini, kau akan bertemu dengan satu orang yang akan bersamamu selamanya.
Soulmate.
Katanya, ketika bertemu dan bersentuhan dengan belahan jiwa, dunia yang tadinya monokrom..
kini berwarna.
"... woo?"
Jeongwoo membuka mata perlahan. Cahaya cahaya asing masuk memantul dalam retinanya. Berlomba-lomba untuk menciptakan bayangan pada penglihatan Jeongwoo.
Jeongwoo mengedipkan mata beberapa kali. Ia lihat ruangan asing, tapi juga tidak asing.
Ia lihat Jihoon yang tersenyum dengan jahilnya.
"kau bangun juga akhirnya," ujar Jihoon lalu meminta Jeongwoo untuk duduk dan minum.
Jeongwoo masih membiasakan diri. Ia menghela napas pelan setelah menghabiskan segelas air yang diberikan oleh kakaknya.
"aku di mana hyung?" tanya Jeongwoo, menatap sekelilingnya dengan bingung.
Jihoon tersenyum, "kamarmu," jawab Jihoon
Jeongwoo mengerutkan dahi, "kamarku?" tanyanya sekali lagi.
"kamarku kan tidak seperti--" Jeongwoo memutuskan ucapannya begitu sadar akan suatu hal.
Maniknya membola. Jihoon terkekeh melihat adiknya yang kini mulai memperhatikan setiap sudut kamar, seakan tidak percaya dengan semua yang ia lihat.
"h-hyung a-aku.."
Jihoon terbahak. Ia berdiri, mengusak rambut adiknya dengan gemas.
"selamat, hm? Adikku akhirnya menemukan soulmatenya," ucap Jihoon dengan terkekeh
Pipi Jeongwoo menghangat. Jantung berdegup dengan kencang.
"aku sudah menginterogasi soulmate-mu. Dia anak baik. Untung saja dia juga sahabat Dohyon, kalau tidak? hm.. aku tidak tahu apakah dia bisa melangkah masuk ke apartemen ini," Jihoon mengangguk-angguk, mengingat hal yang sudah ia lakukan sebelum Jeongwoo terbangun dari pingsannya.
Jeongwoo diam. Masih malu dan juga takjub dengan apa yang terjadi.
Ah, apakah karena akan terjadi hal seperti ini dia jadi tidak enak badan tadi? Mungkin saja.
Jihoon tersenyum memandangi Jeongwoo yang menatap tangannya lalu meraba sprei miliknya.
"nanti kuajarkan warna, untuk sekarang apa kau tidak mau bertemu dengan soulmate-mu?"
Jeongwoo menoleh, "h-huh?"
Jihoon terkekeh, "dia menunggu sedari tadi. Kalau kau ingin tau, dia juga yang membawamu keluar masuk taxi dan ke apartemen,"
Jeongwoo terdiam.
"oh, teman-temanmu juga ada di sini. Mereka mengkhawatirkanmu, walaupun sudah kuusir berkali-kali,"
Jihoon tidak bisa melepaskan senyuman dari wajahnya begitu melihat Jeongwoo yang tidak enak dengan teman-temannya.
"aku suruh dia ke sini, oke?"
.
.
.Suasana hening di antara mereka. Baik Jeongwoo maupun Haruto belum mengucapkan apapun setelah yang lebih tua memasuki kamar.
Jantung mereka berdegup dengan kencang. Berharap tidak dapat di dengar oleh lawan bicara mereka.
Jeongwoo memainkan kukunya. Dia benar-benar gugup dan tidak tahu harus mulai dari mana.
Haruto mencuri tatap, tapi kemudian mengalihkannya dengan cepat saat tanpa sengaja Jeongwoo juga ikut mencuri tatap.
"ehem," suara batuk itu milik Haruto. Lalu ia kembali melirik Jeongwoo, dan bersiap untuk melontarkan kata pertamanya.
"kau.. sudah tidak pusing lagi?" tanya Haruto
Jeongwoo menoleh lalu menggeleng dengan cepat.
Haruto terkekeh melihat tingkah Jeongwoo yang menurutnya menggemaskan. Oh, rahasiakan itu dari Jeongwoo, Haruto terlalu malu untuk mengucapkannya langsung.
"aaah, kenapa canggung begini, aku tidak suka!" protes Haruto sambil merenggangkan tubuhnya.
Jeongwoo tertawa, "kau benar. Padahal tadi pagi kita masih biasa saja,"
Haruto tersenyum, "kau benar.."
Lalu mereka kembali diam. Larut dalam pikiran masing-masing. Sampai Haruto dikagetkan dengan tangan Jeongwoo yang menarik tangannya.
"h-huh?"
Jeongwoo memainkan jemari Haruto, lalu menggenggamnya.
"J-Jeongwoo?"
Jeongwoo hanya terkekeh, "aku selalu ingin melakukannya. Menggenggam jemari soulmate-ku, menikmati warna bersama, menatap pemandangan sore hari yang selalu dipuja-puja orang,"
"aku selalu ingin melakukannya," lanjutnya pelan lalu perlahan melepaskan genggaman tangan mereka.
Tapi bahkan sebelum Jeongwoo melepaskan seluruhnya, Haruto menarik kembali tangan itu. Menggenggamnya lebih erat.
"heum, ayo lakukan bersama," ucap Haruto pelan, mengusap ibu jarinya dengan perlahan.
Jantung berdegup kencang. Manik saling bertatapan. Jeongwoo tertawa, Haruto ikut tertawa melihatnya.
"sok keren!" ejek Jeongwoo
"hei, siapa yang memulai duluan?" protes Haruto tidak terima
Mereka tertawa bersama. Sore itu mereka habiskan berdua, sampai Jihoon menginterupsi agar Jeongwoo segera keluar dari kamar dan menemui sahabatnya.
color rush
tbd
tadinya mau di end sih, hmm tapi kayaknya harus dikasih bumbu bumbu lainnya dulu hehehe hehehehehe hehehehehe hehehehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] color rush ; hajeongwoo
FanfictionHanya karena sentuhan, Jeongwoo rasakan sengatan listrik yang asing dan serbuan warna-warna yang menakjubkan. dk1317 presents color rush watanabe haruto x park jeongwoo bxb. typos. baku. soulmate!au start: 14-12-2020 end: 16-03-2021