sebuah harapan

2.4K 339 42
                                    

Haruto sekarang masih bimbang, memikirkan bagaimana cara agar Jeongwoo juga menyukainya? Sejujurnya Haruto sudah sangat percaya diri untuk mendekati Jeongwoo, tapi karena sikap Jeongwoo yang dekat ke semua orang, apalagi ke Junkyu,  membuat Haruto...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Haruto sekarang masih bimbang, memikirkan bagaimana cara agar Jeongwoo juga menyukainya? Sejujurnya Haruto sudah sangat percaya diri untuk mendekati Jeongwoo, tapi karena sikap Jeongwoo yang dekat ke semua orang, apalagi ke Junkyu,  membuat Haruto sadar diri.

Jika tipe ideal Jeongwoo bentukannya macem  Junkyu, Haruto kalah jauh. Haruto itu swag, bukan imut. Haruto suaranya berat macem om-om depan kompleks sedangkan Junkyu alus manja macem bayi 21 bulan.

Haruto mengalihkan pandangan ke kasur sebelah, ranjang tempat Junkyu tidur. Pemilik ranjang belum juga pulang sampai larut, mana diluar hujan. Ia tak mengambil pusing, toh Junkyu sudah besar pasti bisa menjaga diri. Haruto keluar dari kamar, berniat membuat susu coklat hangat untuk tubuhnya yang menggigil.

"Pokoknya gue yang anterin lo, ga nerima penolakan."

Tunggu, suara itu engga asing di telinga Haruto.

Benar tebakan Haruto, ada Jeongwoo dan Junghwan yang tengah meneguk soda di depan kulkas.

Gila aja, dingin-dingin gini minum es?! - inner Haruto yang butuh kehangatan

"Apaan sih kak? Aku udah gede ya, bisa ngurusin urusanku sendiri. Kak Jeongwoo gak usah repot-repot deh." ucap Jungwan.

Jeongwoo mendengus

"Batu banget ya, lo? Gue gini karena gue peduli, gue gamau lo kenapa napa. Nyokap lo nitipin lo ke gue karena kita dari tempat yang sama, gue punya tanggung jawab buat jalanin amanah nyokap lo Hwan."

"Aku bukan barang yang bisa di titap titip kak!" seru Junghwan berlalu meninggalkan Jeongwoo yang mematung di depan kulkas.

Haruto merasa sedih jika Jeongwoo sedih. Merasa sesak saat melihat Jeongwoo sesak. Intinya ia merasakan hal yang sama dengan yang Jeongwoo rasakan.

"Woo, lo udah makan?" tanya Haruto menghampiri Jeongwoo

"Udah."

Jengwoo masih kesal dengan Junghwan, dia tidak bermaksut judes ke Haruto.

"Yah padahal gue mau ngajak lo buat ramyeon. Enak kali ya dingin-dingin makan mie." ucap Haruto yang mengambil sebungkus ramyeon di lemari kabinet dapur.

Jeongwoo tergoda, jujur saja dirinya juga belum makan dari tadi siang. Perutnya keroncongan minta diisi, belum lagi percakapan dengan Junghwan membuat Jeongwoo ingin melahap semuanya. Saking emosinya, xixixi.

Klik, bunyi kompor dinyalakan.

"To"

"Iya?"


"Gue mau satu, hehehe."

Haruto terkikik. Dasar Jeongwoo, kalo udah laper ya gini nih anak. Suka gemesin di mata Haruto.

***

"Kak Yedam, boleh masuk?" ketuk Doyoung di depan kamar Yedam.

"Masuk aja, Doy."

KAPAL OLENG [[ TREASURE ]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang