manisnya jatuh cinta

3K 409 38
                                    

Bang Yedam memang ambis plus pinter banget anaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bang Yedam memang ambis plus pinter banget anaknya. Dia banyak disukai guru tapi gak sedikit juga yang iri dengki dengan kepintarannya.

Anak olimpiade fisika,  paralel satu seangkatan, anak orang kaya, punya suara bagus, baik hati dan ramah orangnya. Ibaratnya tuh dia kek pemeran utama di cerita wetped gitu.

Tapi tetep manusia gak ada yang sempurna, begitu juga Yedam. Ada satu hal yang membuat Yedam ingin melepas semua kelebihannya itu dari dunia ini.

Orang tua Yedam selalu menuntut lebih dan lebih ke Yedam. Yedam harus jadi dokter lah, Yedam harus jadi penerus perusahaan lah, pokoknya kehidupan Yedam dikendalikan kedua orang tuanya.

Inilah alasan dia gak ingin pindah dari kosan terejo karena cuma anak kosan yang bisa ngertiin dia, cuma di dalem kosan dia bisa jadi dirinya sendiri tanpa kendali orang tuanya.

Impian Yedam cuma satu, dia bisa  menikmati hidupnya sendiri dengan bebas. Yedam bukan tipe orang yang akan kabur terus buat orang tuanya kecewa, dia masih tau cara berterima kasih. Makanya sampai detik ini Yedam berusaha bertahan, bertahan dari tekanan orang tuanya yang menuntut lebih.

"Ngelamunin apa sih kak? Serius banget." ucap Junghwan yang menghampiri Yedam di rooftop. Tak lupa digenggamnya sebungkus keripik singkong, makanan ringan favorit Junghwan. Maklum, anak jaman sekarang suka banget sama micin.

"Wan, kalau kamu udah gede mau jadi apa?" tanya Yedam menatap awan biru cerah di langit.

Junghwan duduk di samping Yedam, mengikuti arah pandang Yedam ke angkasa.

"Wawan suka makan, mungkin nantinya bakalan buka bisnis makanan kak. Atau kayaknya jadi food vlogger juga asik, udah kerjaannya makan terus, dapet uang lagi."

Yedam tersenyum mendengar cita-cita polos anak smp yang terdengar meyakinkan.

"Kalau kak Yedam cita-cita mau jadi apa?"

Yedam terdiam, memilah jawaban yang ada di pikirannya saat ini.

"Ya jelas jadi diri sendiri yang bermanfaat untuk orang lain, Wan. Berbakti ke orang tua, punya banyak duit."

Junghwan melotot mendengar jawaban Yedam.

"Itu bukan cita-cita kak! Itu emang kewajiban yang harus dilakuin semua orang, gimana sih kak Yedam nih?! Mau wawan lempar ke bawah?"

"Emang berani? Sebelum kamu ngelakuin itu, aku dulu yang akan ngelempar kamu dari sini, Wan." ucap Yedam yang membuat Junghwan bangkit kabur dari duduknya.

"Mau lari kemana kamu? Sini kak Yedam lempar ke bawah, itung-itung latihan olahraga paralayang." ucap Yedam yang mengejar Junghwan berlari mengelilingi rooftop. Sesekali Yedam terjatuh saat mengejar Junghwan, namun Yedam berhasil berdiri dan berlari lagi.

Cklek

Pintu rooftop terbuka, menampakan sosok Asahi yang berjalan menuju arah jemuran baju. Aksi kejar-kejaran Asahi-Junghwan ini tak luput dari pandangan Asahi.

"KAK ASAHI TOLONGIN!!! INI KAK YEDAM BRINGAS BANGET MAU GELITIKIN GUE KAK!" adu Junghwan yang kini berlari ke arah Asahi. Berniat bersembunyi dibalik tubuh mungil Asahi.

Yedam berhenti berlari saat Asahi merenggangkan tangannya, bermaksut melindungi Junghwan.

"Lo ngapain kak?" tanya Yedam

"Junghwan." panggil Asahi.

Junghwan yang berada di belakang Asahi mengernyitkan alis bingung.

"Kenapa kak?"

"Minta maaf sama Yedam."


Hah??

"Apaan sih Kak Sahi! Kan aku sama kak Yedam cuma becanda." ucap Junghwan tak suka.

"Minta maaf sekarang Wan, kamu udah buat lutut Yedam berdarah." ucap Asahi menunjuk lutut Yedam yang mengeluarkan darah, gak terlalu banyak sampai Yedam sendiri pun gak sadar akan hal itu. 

"K-kok bisa berdarah kak?! Kak Yedam, Junghwan minta maaf ya? Maafin Junghwan, please."

"Iya iya Wan, gapapa. Ini luka kecil kok, santai aja." ucap Yedam menenangkan Junghwan yang matanya memerah.

"Udah sana turun ke bawah Wan, tadi kamu dicari kak Ajun." ucap Asahi.

"T-tapi kak Yedam gapapa beneran kan? Wawan minta maaf uda-"

"Iya gapapa So Junghwan. Itu katanya dicari kak Ajun, sana samperin dulu. Siapa tau ada yang penting." potong Yedam.

Junghwan akhirnya turun ke bawah, menyisakan Yedam dan Asahi di rooftop.

"Tunggu bentar, gue ambil revanol sama betadine." ucap Asahi bergegas turun ke bawah mengambil kotak p3k. Meninggalkan Yedam yang kini tengah tersipu.


"Please, jangan kenceng-kenceng bisa? Ntar kalau kak Asahi denger bisa berabe urusannya!" monolog Yedam sambil memegang dadanya.


Tak menunggu lama, Asahi sudah kembali dengan kotak p3k di tangannya.

"Siniin kaki lo, Dam."

Sebenarnya semua yang di kosan terejo menggunakan elo-gue semua, kecuali kalau ngomong sama Junghwan.

"Biar gue sendiri aja kak."

Asahi memberikan tatapan death glare ke arah Yedam, membuat lelaki itu tidak berani menolak bantuan dari Asahi.

Yedam tahu kalau Asahi ini termasuk orang yang peduli. Meskipun tidak tergambar jelas dari mukanya, tapi Yedam paham hal itu.

Asahi telah banyak membantu Yedam dari awal dia pindah ke kosan ini. Kebaikan yang tidak ditunjukan di depan umum, itulah gaya Asahi. Mungkin karena itulah Yedam menyimpan rasa ke Asahi.

Yedam menatap lamat fitur Asahi di depannya, seperti pahatan sempurna. Sangat mengagumkan.

Entah sudah kali keberapa Yedam menjadikan Asahi penyemangat hidupnya. Salah satu alasan dia tetap bertahan di situasi yang membuatnya ingin menyerah.

Asahi adalah orang pertama yang membuat Yedam merasakan debaran aneh di dadanya. Orang yang melihat Yedam apa adanya, bukan ada apanya. Yedam sangat menyukai itu.




Dan juga, Asahi lah orang yang berhasil membuat Yedam merasakan apa itu manisnya jatuh cinta.

Update jam segini ada yg baca? 👀Jangan lupa vote komen ya chingu, biar aku semangat update

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Update jam segini ada yg baca? 👀
Jangan lupa vote komen ya chingu, biar aku semangat update.

Makasi buat yang udah bertahan baca sampe part ini 💖

Tbc

KAPAL OLENG [[ TREASURE ]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang