Tentang "Temen Curhat"

349 19 7
                                    

Semua orang pasti punya uneg-uneg. Sama, begitu pun aku. Tapi, entah kenapa aku ngerasa kalo aku sama sekali enggak punya temen curhat. Temen yang mau dengerin ceritaku dan kasih saran yang tepat. Sampek sekarang, aku masih belum nemuin itu.

Beberapa temenku ada yang ngusulin kalo aku curhat aja sama Bunda. Tapi.. malu, bro. Rasanya agak canggung dan gimana gitu. Bagaimana pun juga, Bunda harus tau yang aku rasain. Jadi, sepulang sekolah aku bayangin gimana kalo aku curhat ke Bunda.

Sehabis makan malam..

"Bun, Kakak mau curhat. Boleh?"

"Iyya.. Curhat aja."

"E-e-e, di sekolah, Kakak lagi suka sama cowok."

"(Diem)"

"Tapi, kayaknya dia suka sama cewek lain.."

"(Ngliatin mukaku kayak ngliat drakula)"

"Kakak mangkel dan berniat untuk nyatain perasaan ke dia. Tapi.. malu"

"(Berfikir..)"

"Gimana dong sekarang?"

"(Tarik nafas dalam-dalam) Kamu ya, masih kecil nggak boleh pacaran."

"Siapa yang pacaran?"

"Kamu."

"Kakak? Perasaan nggak pernah bilang pacaran."

"Itu barusan apa? Bilang pacaran, kan?"

"Pacaran? Eh, Bun.."

"Bunda bilangin Ayah, ya kalo Kakak udah pacaran. Siapa nama pacarnya?"

"(pingsan ditempat)."

Oh my god, aku nggak bisa curhat sama Bunda kalo begini jadinya. Sekarang, mau curhat sama siapa lagi?

Kata temenku, lebih baik itu curhat sama Oma. Soalnya kan, Oma lebih berpengalaman dalam hal ini. Beliau bisa ngasi saran yang terbaik untukku.

Seperti biasanya, aku bayangin dulu. Bagaimana kalo aku curhat ke Oma? Berhasilkah?

"Oma.."

"Ya, cucu Oma sayang."

"Kakak mau curhat."

"Curhat?"

"Iyya."

"Curhat apa?"

"Kakak lagi suka sama cowok yang ada di skolah.."

"Apa? Coba ulangi lagi.."

"Kakak lagi suka sama cowok yang ada di sekolah, Oma.."

"Terus?"

"Cowok itu suka sama cewek lain.. Kayaknya,sih.."

"Terus?"

"Kakak mau nyatain perasannya Kakak ke dia. Saran Oma gimana?"

"Terus, apa hubungannya sama Oma?"

"Emang ini nggak ada hubungannya kok, sama Oma."

"Lha, ngapain coba pakek ngasi mau ke Oma segala."

"Tadi kan, Kakak udah bilang kalo Kakak mau CURHAT."

"Kapan?"

"(berusaha sabar, tapi nggak bisa) Haduh, barusan Oma."

"Oma nggak denger.."

"Oh my god, why you being like this, Grandma. Just tell me if you dont want to hear my story."

"(ambil kaca mata, trus main hape)"

"OOOOMMMMAAAA..." teriakku dalem hati. Ya, cuman dalem hati.

Sudah dua kali, aku gagal untuk ngedapetin temen curhat. Aku tahu, ini cuma bayanganku aja. Tapi, aku rasa lebih parah kalo aku ngomong langsung ke Oma.

Siapa lagi coba, yang bisa jadi temen curhatku. Oke, aku akan coba curhat ke temenku aja.

Sehabis pulang sekolah, aku langsung menghampiri temenku yang sedang main hape di teras sekolah.

"Hey,ngapain?"

"Tidur.."

"Tidur? Main hape gitu, lho.."

"Udah tau nanya, makan tai banyak, pacarnya banyak, dasar lu bangak."

"Hahahaha.. Bangak? Apaan tuh? Aku baru denger?"

"Bego level ke-4."

"Pasti main UNO, ya?"

"Udah tau nanya, makan tai bany.."

"Stop, aku udah tau kamu mau ngomong  apa."

"(fokus ke hape)"

"Aku lagi suka sama itu.  Kamu tau, kan?"

"Em, ya. Oke, juga (mata fokus ke hape)."

"Tapi dia kayaknya suka sama cewek lain. Gimana, nih.."

"Seharusnya ngeluarin yang merah. Kenapa biru? (mata fokus ke hape)."

"Aku nggak ngerti maksud kamu, deh.."

"Nggak apa-apa. Pasrah aja."

"Pasrah?"

"(masih tetep fokus ke hape)."

"Kamu dengerin aku nggak, sih?"

"Haduh, gimana ini?"

"Woy, denger nggak?"

"Apa-apa? Kamu bilang apa tadi? Aku nggak denger.." sambil ngelepas headset.

"Aku nggak pernah tahu kalo kamu pake headset."

"Ya iyalah, aku kan, pake jilbab. Jadi, nggak keliatan. Kabelnya juga transparan. Tadi kamu bilang apa?"

"Nggak jadi."

"Oh, ya udah. Aku lanjutin mainanku dulu, ya."

"(mogok makan seharian)."

Aku berharap ada orang yang mau dengerin curhatku secara tulus. Tadi di sekolah, aku browsing internet dan menemukan artikel "Curhat kepada Sang Adik". Aku langsung tersenyum girang, karena ku tahu orang yang cocok jadi temen curhatku saat ini. Ya, Adikku.

“Dek..”

“Apaan, sih?”

“Kakak lagi suka sama temennya Kakak di sekolah.”

“Cowok ato cewek?”

“Banci. Ya, cowoklah..”

“Terus kenapa?”

“Kayaknya dia suka sama cewek lain..”

“Siapa cowok yang Kakak suka?”

“Zacky.”

“Oke.Adek akan bilang ke Bunda kalo Kakak suka sama Kak Zacky.”

“Lho, Dek..”

Aku nyerah, deh.. Nggak ada yang bisa jadi temen curhatku. Meskipun aku udah ngaudisi semua orang di Indonesia. Nggak bakalan ada yang bisa jadi temen curhatku.

Dan besoknya, ternyata beneran Adekku bilang ke Bunda kalo aku suka sama Zacky. Di luar dugaanku, respon Bunda biasa-biasa aja. Bahkan, beliau  tidak mendengar apa yang dikatakan Adekku, menganggapnya seperti angin.

This is My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang