Galau. Satu kata yang punya sejuta makna. Anak jarang sepertiku bawaannya mesti galau. Hari Senin, galau. Selasa, galau. Rabu, galau. Kamis, galau. Jumat, enggak seberapa. Sabtu, galau. Minggu, enggak galau sih.. Tapi intinya, dalam satu minggu aku bisa menghabiskan setidaknya 5 hari untuk bergalau ria.
Hellow! Kalian tahu kan, penyebabnya galau itu apa aja? Nih, aku kasi rinciannya bagi yang belum tau.
1. Uang saku sedikit.
2. Pelajaran Matematika yang masalahnya semakin berbelit-belit.
3. Makanan dirumah yang terasa pahit.
4. Kasur yang sempit.
5. Dan yang terakhir, cowok/cewek yang kalian sukai deket sama cowok/cewek lain.
Dari 5 penyebab galau, aku yakin kalo 90% anak jarang sering ngalamin hal yang terakhir alias ke-5. Ya, bisa dibilang itu cukup wajar sebagai remaja yang udah puber.
Dalam penelitianku yang kira-kira ke 57 ini, aku berpendapat kalo galau itu ada beberapa tingkat.
Tingkat Pertama :Gana (Galau Sederhana)
Tingkat Kedua:Gaja (Galau Sedang-Sedang Aja)
Tingkat Ketiga:Gawa (Galaau Tingkat Dewa)
Entah kenapa, aku selalu gawa setiap hari. Dan penyebabnya selalu sama. Jadi, aku pun bertekad untuk menhapus ke'gawa'anku ini. Salah satu caranya adalah dengan mencari kegiatan apa yang membuat kegawaanku mereda.
Ah, aku punya ide.
Katanya sih, berenag bisa ngeredain gawa. Tapi, enggak tau lagi, deh.
Untung aja, hari ini aku ada pelajaran renang di sekolah. Yah, lumayan. Belajar renang sekaligus meredakan kegawaan.
Aku excited banget renang kali ini. Yang lain belum ganti baju, aku malah udah pengen nyebur kolam renang.
Pelajaran renang hari ini, tentang gaya bebas. Waktu masih kecil dulu, aku kira gaya bebas itu berarti kita boleh berenang gayanya sembarang. Mau gaya katak, bebek sampek gaya batu boleh-boleh aja. Ternyata, eh ternyata, perkiraanku itu salah. Gaya bebas tu malahan ada teorinya.
Aku sih, rada bisa gaya bebas. Rada itu berarti agak. Ngerti, kan? Dan bisa dibilang, temen-temenku banyak yang lebih jago renang ketimbang aku.
Singkat cerita, Pak Baris memanggil semua anak yang KATANYA jago renang. Temen-temenku pada nunjuk aku, walaupun mereka tau kalo aku itu rada nggak bisa renang. Aku duduk bersila di sebelah anak kelas lain. Tapi, rasanya kok ada yang aneh, ya? Kaki kiriku gatel banget. Aku penasaran, kok bisa gatel gini. Berdirilah aku dan melihat ke bawah. What? Ulat warna ijo, bentuknya mirip kayak kaktus . AAAAAAAAAAAA.. Omeji nono, aku barusan digigit ulat (ngacir).
Aku pergi ke kamar mandi dan langsung nangis di tutup toilet.
“Huhu, sakit.. Bunda.. Oma..Ayah.. Adek.. Kakek.. Mama.. Om.. Sakit..” sambil garuk kaki pake tangan.
Akhirnya aku pamit sama Pak Baris untuk pulang terlebih dulu. Setelah Pak Baris mengijinkan, aku mandi dan bersiap-siap untuk pulang. Sampek rumah, rasa getelnya berkurang karena udah di kasi minyak tawon. Tapi, tetep perih, sih.. Aku tambah galau, rasanya kakiku bengkak sebelah. Nggak bisa jalan dan kalo kena air puerihnya minta ampun. Apes, apes..
Aku nggak putus asa dan harus bisa ngilangin tu gawa. Salah satu temenku nyaranin buat coba, minum baygon. Gawa hilang, nyawa pun ikutan hilang. Dan rata-rata, semua saran yang kudapet dari temenku untuk ngilangin gawa itu nggak efektif banget
KAMU SEDANG MEMBACA
This is My Life
HumorTemen-temenku biasa manggil aku Delbong. Jadi "This is My Life" ini adalah cerita keduaku. This is My Life ini lebih ke humor dan bagi kalian yang pecinta cerita humor, kalian harus baca ini. Kenapa judulnya This is My Life? Itu karena semua cerita...