Semangatku kembali menggelora, Aku kembali menemukan jati diri. Rasanya seperti terlahir kembali. Pagi ini saja, sudah ada yang membuatku merentangkan senyuman
Selamat pagi Dit. Jangan lupa sarapan ya :)
Pesan itu seperti setruman manis yang memberiku harapan baru. Dengan segera aku membalasnyaSelamat pagi Dinda. Kamu juga jangan lupa sarapan ya. Semangat buat UASnya :D
Yap, wanita itu Dinda. Dan dinda juga yang ternyata ingin dikenalkan Firda kepadaku. Masih tidak menyangka, bahwa keajaiban tuhan benar-benar ada. Dinda sangat ramah, dia sangat perhatian tapi sayangnya dia masih sering merindukan pacarnya. Jadi apa aku hanya pelarian? Ah entah, aku tidak perduli. Yang terpenting aku bisa dekat dengannya.*********
Arlojiku menunjukan pukul 4 sore. Aku berjanji menjemput Dinda di kampusnya, lalu setelah itu aku berniat mengajak Dinda menonton bioskop, Film horor kegemaranku. Selama film berlangsung Dinda tak henti-hentinya memegang tanganku. Nampaknya dia ketakutan, padahal sebelumnya aku sudah bertanya apa dia tidak bermasalah menonton film ini.
"Ditt, aku takut" Bisiknya ditelingaku
"Yaudah, keluar aja yuk. Kita makan aku laper nih"
"Tapi aku penasaran sama endingnya hehe"
Moment ini yang tidak pernah akan aku lupakan, Dinda terus menggenggam tanganku dan mendekatkan kepalanya ke pundakku. Terlintas dipikiranku untuk menyatakan cinta kepadanya, tapi aku takut. Takut jika dia benar-benar tidak bisa berpaling dari mantan kekasihnya. Selesai film, dia langsung menarik tanganku menuju restoran kesukaannya.
*********
"Kamu mau pesan apa?"
"Apa aja, aku gak kepengen makan"
"Lho tadi katanya laper?"
"Mmmm, tiba-tiba gak mood makan"
"Ih.. Aku gak mau tau pokoknya harus makan!"
Setelah memesan 2 menu yang sama untukku dan untuk dirinya sendiri, Dinda langsung menatapku ddengan banyak pertanyaan. Hal itu membuatku salah tingkah. Akhirnya aku memulai topik pembicaraan mengenai mantannya
"Kamu kenapa liatin aku begitu? Oiya, gimana Sean?"
"Gak gimana-gimana Dit. Udah lah aku males bahas dia. Kamu sendiri gak niat nyari pacar?"
Pertanyaan Dinda cukup membuatku terkejut, apa maksud dia bebicara seperti itu? Apa itu sebuah sinyal?
"Ah? Udah kayak puasa aja pake niat segala" Jawabku ngelantur, sengaja untuk menutupi kegugupanku.
"Aku serius Ditryaa" Jawabnya meyakinkan
"Emm, aku masih takut Din. Takut ditinggalin pas lagi cinta-cintanya lagi"
"Kenapa harus takut? Jalanin aja dulu Dit, jangan bikin ketakutan kamu jadi bumerang buat diri kamu sendiri"
Aku makin tidak mengerti apa yang di bicarakan Dinda. Tidak lama kemudian, pesanan kami datang. Entah kenapa aku tiba-tiba tidak nafsu makan. Hanya mengabaikan makananku dan meraih minumku saja
"Kenapa gak dimakan Dit? Gak suka makananya ya?"
Tuhan, Dinda manis sekali. Rasanya saat dia sedang cemberut seperti ini ingin sekali aku mengusap rambutnya. Tapi lagi-lagi aku terlalu takut untuk melakukan itu
"Gak kok Din, Nanti aja aku makannya"
Dinda yang gemas langsung mengambil sendok di piringku dan langsung menyuapiku, dan aku hanya bisa menurutinya
"Buka mulutnya, dan makan ya Ditryaa nanti kamu sakit" Bujuknya
"Dit, aku mau tanya satu hal"
"Iya apa?"
"Kalo ada cewek yang nembak kamu, gimana?"
"HAH? Uhuk... Uhukk.." Aku langsug tersedak mendengar pertanyaan Dinda, jangan-jangan dia ....
"Yaampun minum Dit minum. Pelan-pelan makannya"
"Hehehe, Aku cuma kaget aja denger pertanyaan kamu. Lagian gimana mau ditembak? Deket sama cewek aja enggak. Yang sering nemenin aku aja kan cuma kamu sama Firda" Aku sengaja memancing Dinda, apa dia benar-benar ingin meyatakan perasaanya padaku?
"Ditt, engg.. A.. Akk.. kuuu Aku suka sama kamu Dit. Kamu mau jadi pacar aku?"
"Ah? Hahahaha, Kamu becanda aja nih. Cuma supaya aku seneng doang kan? huh" Aku mencoba menahan ke gugupanku. "aaaggrrhhh, Dindaaaaaa gue juga sayang sama lo tapi gue gak yakin bisa saingan sama Sean" Gerutuku dalam hati
"Aku serius Ditryaa, aku gak main-main. Aku nyaman sama kamu, sama perhatian kamu. Kamu udah bisa ngerebut perhatian aku" Jelasnya meyakinkanku
"Hhhhhh.." Aku menghela nafas sebentar untuk mengumpulkan segala keberanianku. "Aku juga sebenernya sayang sama kamu. Aku udah terpesona sama kamu sewaktu aku ngeliat kamu di FO waktu itu. Dan saat itu aku memang berharap banget bisa kenal lebih deket sama kamu, tapi aku gak mungkin dateng-dateng nyamperin kamu terus minta kenalan. Tapi tuhan ternyata ngabulin permintaan aku saat Firda ngenalin aku sama kamu. Dan aku makin gak nyangka ternyata cewek yang di maksud Firda itu juga kamu. Jujur, aku seneng bukan main. Aku ngerasa bahagia setengah mati. Tapi aku gak yakin aku bisa saingan sama Sean untuk ngedapetin kamu"
"Aku bukan barang untuk diperebutkan Dit. Aku juga bukan taruhan yang bisa kalian dapetin. Aku berhak memilih pilihanku. Aku berhak mencintai orang yang aku sayang. Dan itu kamu Ditryaa"'
"Kamu serius Din? Kamu tau kondisi aku kayak gimana kan? Apa kamu bisa terima aku apa adanya?"
"Aku gak perduli ! Aku sayang kamu pokoknya titik !"
Rasanya benar-benar seperti mimpi. Aku sangat bahagia mendengar penjelasan Dinda, hingga aku tidak bisa berkata apa-apa
"Iya Din, aku mau. Aku mau jadi pacar kamu. Jadi alasan kenapa kamu tertawa setiap harinya. Jadi penyemangat hari-hari kamu. Jadi orang yang senantiasa sayang dan cinta kamu setulus hati"
"Ahhhh aku seneng banget dengernya. Makasih ya baby, sini aku suapin lagi makannya"
Dinda langsung memelukku erat dan langsung menyuapiku makanan lagi. Aku bahagia, terimakasih tuhan kau benar-benar mewujudkan mimpiku. "Semoga, kamu yanng terakhir Din. I love you" doaku dalam hati
..tbc..
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm And My Lady(s)
RomanceAku hanya satu dari jutaan orang yang ingin di dengar. Aku satu dari ribuan nama yang memiliki kisah yang sama. Aku hanya aku yang ingin berbagi dan bercerita dengan orang-orang disekelilingku. Andai aku boleh memillih aku tidak ingin terjebak seper...