"Halo de? Nanti jangan ke galery dulu ya, ambilin bunga di mas Hery nanti Riks bbmin tempatnya. Abis itu tolong beliin Riks rokok 3 slop di Hero deket tokonya Mas Hery ya. pake uang kamu dulu nanti Riks ganti" Suaranya dengan lantang dan semangat itu seperti memberikan setruman semangat juga kepadaku.
"Terus payment ke Mas Herynya piye buk?"
"Udah Riks bayar tinggal ambil. Oke de?"
"Njeh ndoro putri"
Langsung saja aku kemudikan si ganteng menuju daerah kemang, ambil bunga di Mas Hery terus ke Hero. Di jalan aku terawa sendiri mengingat perkataan Firda kepadaku kemarin tentag bosku. Mana mungkin wanita sukses, dan secantik itu mau dengan aku yang hanya pegawai biasanya. Apalagi dia memilliki suami sama-sama mapan, tampan dan mereka sangat cocok. Firda.. Firdaaa.. ada ada saja dia
Sesampainya di galeri, seperti biasa sapaan penuh semangat serta senyum yang manis nan lebut itu menyambutku. Bodoh, kenapa aku justru memikirkan perkataan Firda kemarin ya?
"De.. sekitar pertengahan tahun ini siap-siap temenin Riks show di Singapore ya. Kamu udah ada paspor kan?"
"Gimana ceritanya punya paspor? Jalan paling jauh aja ke Jogja buk, itu juga naik kereta kan bukan naik pesawat hahaha"
"Yaudah kamu jangan lupa urus paspor, kalo udah selesai kasih Riks ya. Nanti juga ada Mas Diman, mau anter barang produksi yang kemarin. Jangan lupa follow up mbak Sari mengenai biaya produksi tas yang designnya udah Riks forward ke kamu, soalnya itu mau dibawa ke Singapore juga. Ngerti kan yaang?"
Yaang? Hatiku yang seperti tanah tandus seketika muncul bunga-bunga dan banyak burung berkicau. Haduuhhhh, lagi-lagi gampang nyaman dan gampang suka. Jangan sampe lah keadaan kayak kemarin keulang lagi.
" Satu lagi, nanti Riks bakal keluar sebentar mau meeting sama klien di PP. Habis magrib jemput Riks ya, Reno gak balik lagi nanti ke warung. Riks males bawa mobil. Oke sayang"
"Yes buuukk, Siap laksanakan lah pokoknya hehe"
****
"Za, gue mau jemput bu Riks dulu ya. Lo balik jam berapa?" Tanyaku pada seorang temanku yang terlihat sibuk di depan komputer kantor
"Sampe closing nih kayakknya, masih ribet ngurus suplier buat yang di Jogja nanti. Yaudah sana lo jemput. Ujung-ujungnya pasti diajak makan terus pacaran deh~ hahaha" Ledeknya
"Apaan sih lu, jangan ngomong yang enggak-enggak. Gitu-gitu dia bos lo kali, dah ah bhay !" aku langsung meninnggalkan Reza yang tertawa melihat wajahku yang merah menandakan aku benar-benar merasakan ada yang aneh dengan hati ini.
Sesampainya aku di rumah bosku itu, pemandanganku langsung tertuju pada bunnga-bunga yang terawat rapi dan sedang bermekaran, di sisi lainnya ada gazebo yang dalamnya ada beberapa bantal besar dan aku yakin tempat itu adalah tempat mencari inspirasi bu Riska di setiap karya-karyanya. Aku pun mengambil ponselku dan menelpon bosku dan beberapa menit dia langsung keluar dari rumahnya di temani anjing kesayangannya bernama Cerry
"Kenapa kamu gak langsung masuk aja de? Disini kan banyak nyamuk. Mau jalan sekarang atau kamu mau istirahat dulu?"
"Enakan disini buk, adem aku suka suasananya. Terserah ibu kerjaanku di galery sih udah selesai semua"
"Yaudah kamu duduk-duduk aja dulu istirahat. Mau minum apa de? Kopi susu mau?"
"Ah gak usah buk ngerepotin bener"
"Kayak sama siapa aja kamu tuh, oiya kalo di luar dan gak lagi ada urusan kerjaan, panggil aku Riks atau Riska aja. Umurkku boleh tua, tapi kan gak ada yang tau de, hehe"
"Njeh ndoro putri"
Apa-apaan ini, nampaknya dia makin menunjukan kalo dia tertarik padaku, setahuku dia tidak seperti ini kepada teman-temanku yang lain. Dia menyuruuhku hanya memanggi namanya? Perbedaan umur kita sangat jauh, hampir 20 tahun. Dan dia terus-terusan bersikap manis kepadaku. Apa dia benar-benar tertarik padaku atau hanya ingin mengetesku? Gila... Ini benar-benar gila, ah sudah lah apapun yang terjadi semoga saja tidak ada yang merasa disakiti atau bahkan menyakiti ..
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm And My Lady(s)
Любовные романыAku hanya satu dari jutaan orang yang ingin di dengar. Aku satu dari ribuan nama yang memiliki kisah yang sama. Aku hanya aku yang ingin berbagi dan bercerita dengan orang-orang disekelilingku. Andai aku boleh memillih aku tidak ingin terjebak seper...