🌟 8 🌟

123 16 4
                                    

"Ini soal identitasmu. Sebagai raja."-Yamato.

"Kenapa memangnya? Nikaido Yamato, putra dari Aslan yang tak lain dan tidak bukan King of Werewolf."-Erin.

"Ka...kau tahu itu?"-Yamato.

"Sudah tentu, ada bau werewolf disini dan aromanya itu berbeda dari werewolf lain. Dengan kata lain, itu adalah keturunan kerajaan pack moon."-Erin.

"Astaga indramu tajam juga, lebih tajam dari werewolf. Aku juga awalnya curiga denganmu, Erin-sama." Pipi Erin memerah dan dia memalingkan mukanya.

"Ya...Yamato-san! Apa yang kau curigai dariku."-Erin.

"Asma, itu yang pertama. Kedua, aku sering merasakan aura penyihir dari sini. Ketiga, simbol yang ada di beberapa benda dan foto yang kau pajang adalah simbol keluarga kerajaan penyihir Sunshine. Keempat,–"-Yamato.

"He? Banyak banget, udah udah 3 aja cukup bagiku. Lalu ada apa soal identitasku?" Potong Erin. Yamato menghela nafas lalu melepas kacamatanya.

"Erin-sama, semua yang ada didunia manusia sudah tahu siapa Nanase Riku, bahkan pemerintah sekalipun. Kalau kau keluar dengan penampilan seperti ini, sudah pasti kau akan dikerubungi wartawan dan hah...ada permintaan dari kepala polisi untukmu. Kau harus bergabung ke kepolisian untuk ikut mengawasi 'dia'." Erin diam sejenak.

"Cih merepotkan. Lalu siapa coba yang membongkarkan identitasku, dasar. Kalau sampai aku tahu, ku bunuh dia." Kata Erin kesal.

"Kau ini main bunuh bunuh saja. Darah saja kau takut." Kata Yamato.

"Itu akting saja, kau kira hanya kau yang bisa akting? Aku sudah melakukan aktingku sejak usiaku 8 tahun hingga aku keluar dari I7." Jawab Erin santai lalu ia membuka laptopnya dan mengetikkan sesuatu.

"Erin, kau kan punya julukan King of Immortal. Berarti kau kenal ayahku?" Erin mengangguk lalu ia beralih ke ponselnya untuk menelpon seseorang.

"..."
"Rei, bagaimana undangan rapatnya?"
"..."
"Bagus, souka tempat yang kau cantumkan diundangannya dimana?"
"..."
"Baiklah sampai ketemu dirapat."

Erin mematikan panggilannya dan kemudian fokus ke laptopnya kembali.

"Yamato-san, untuk soal penampilanku kau tak perlu khawatir. Lalu untuk permintaan dari kepala polisi itu, aku tolak. Sa Yamato-san bisa kau mendekat sebentar?" Yamato hanya bisa menuruti keinginan Erin dan Erin pun membisikkan sesuatu.

Sementara itu, diruang tengah sedang terjadi keributan kecil antara Iori dengan Tenn.

"Izumi Iori, sudah kubilang jangan dekat dekat dengan adikku."

"Dasar brocon. Kalau aku tidak disana, Nanase-san pasti tidak akan seperti sekarang."

"Tapi kau juga membuatnya dalam bahaya."

"Kau lupa siapa adikmu sebenarnya hem?"

"Aku tahu itu, maka dari itu jangan melibatkan Riku lagi." Pertengkaran itu pun terus berlanjut bahkan saat Erin dan Yamato kembali.

"Nande kore wa?" Tanya Erin saat melihat keadaan ruang tengah yang berantakan.

"Tenn-nii Iori yamero yo." Tapi sia sia saja, telinga mereka seperti ditutup agar tidak bisa mendengar. Erin tidak punya cara lain selain ikut turun langsung.

Erin berjalan pelan kearah Tenn dan Iori. Saat Tenn dan Iori ingin memberikan pukulan mereka, Erin berdiri diantara mereka dan alhasil Erin terkena pukulan Tenn dan Iori.

"Nanase-san/Rikkun/Ri-kun/Riku/-kun!!" Erin yang terpukul pun berdiri lalu berbalik, mereka tidak bisa melihat raut wajah Erin karena tertutup poninya.

I Will Miss You [ IDOLISH7 Fanfict ] ( Stop Publishing )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang