Bunda?
Bunda lagi sibuk yah?
Sangga kangen bunda, pengen peluk bunda
Nanti kalau udah gak sibuk telpon Sangga yah, bunda.
Setelah meletakan ponselnya Sangga merebahkan diri di kasur bewarna kuning, menatap sendu langit-langit kamarnya, hijau neon. Tubuh kecilnya ia sembunyikan dalam selimut. Kedinginan. Ditengah bibirnya yang terus menggigil karena kedinginan, tangannya memeluk erat boneka Mickey Mouse yang sudah kumal.
Sengaja disetelnya nada dering yang paling keras, agar nanti ketika bundanya, Rianti, menelpon Sangga bisa mendengar.
Banyak hal yang membuat dadanya sesak malam ini, banyak hal yang ingin Sangga ceritakan, apalagi tentang Garel.
“Wahai Semesta bencandamu gak lucu tau!” Geram Sangga, ketika tak kunjung mendapat balasan pesan dari bunda.
Sangga butuh bunda, gadis itu butuh pelukan hangat bunda. Sangga butuh tangan bunda untuk menghapus air matanya.
~S~
“Udah jelek, makin jadi jelek kan lo!”
Sangga hanya menatap sekilas Joseph yang berjalan didepannya, bukannya diam Joseph malah menyambung kata-katanya lagi, “pagi gue makin suram tau liat wajah jelek lo!”“Kalau ngehina jangan tanggung-tanggung,” kesal Sangga sembari membenamkan kepalanya di tangan yang ia lipat di atas meja.
“Lagi ada masalah yah Ga?” Ibam menepuk pelan pundak Sangga, Sangga mangangkat kepalanya dan mengangguk.
April datang mendekat ke meja Sangga sambil menarik kursinya, meja Sangga ada di depan meja April.
“Mau cerita?” ucap lembut gadis melayu itu.
Sangga langsung menghambur dalam pelukan April, Sangga tak tahan lagi sejak malam tadi dia menahan semuanya sendiri.
“Ihh pengen ikut peluk, boleh peluk juga gak Pril?”
April langsung mendelik tajam pada Joseph.
Sangga menceritakan semuanya mulai dari Garel yang meninggalkannya sampai bunda yang tak kunjung membalas chatnya.
“Mungkin Garel ada urusan mendadak Ga. Rumah Garel sama lo kan berlawanam arah,” laki-laki bertubuh tambun itu tak tegah melihat sahatnya bersedih, berusaha mencari jawaban sepositif mungkin. Padahal dalam hatinya sedang menyumpah serapa untuk laki-laki yang bernama Garel.
“Bego sih jadi manusia, mau aja dibego-begoin buaya,” gerutu Joseph sembari keluar dari kelas, dari pada kata-katanya terus menyakiti Joseph.
April menghela nafas pelan, lalu mengusap pundak Sangga, “mending surat ini di foto aja Ga, kirim ke bunda,” ucapnya ketika menatap surat undangan untuk orang tua dalam acara penerimaan raport yang ada dalam genggaman Sangga.
~S~
“Ana … ada yang nyari!” teriak seseorang siswa hingga siswi yang di panggil Ana itu datang menghampiri.Canggung. Itulah yang Sangga rasakan.
Sudah lama rasanya Sangga tak berbicara dengan gadis berponi ini, “Ada apa?”

KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Tipu-Tipu
Teen FictionDunia terlalu baik untuk gadis naif seperti Sanggani Arum. hingga titik dimana dia sadar kata cinta dan sayang hanya sebuah kata tanpa makna yang pada akhirnya membuat pulang menjadi asing.