Warning!!
Cetak miring flashback.
.
.Suzy tersenyum kecil mendapati suaminya terlelap dengan wajah damai di dapannya. Pernikahannya dengan Jungkook baru berumur tiga bulan, keduanya menikah setelah satu bulan Aeri lahir. Sampai sekarang Suzy masih belum percaya Ia bisa menikah dengan Jungkook, laki-laki yang disukainya sejak di bangku kuliah.
Dulu, Suzy tidak pernah berpikiran akan menikah dengan Jungkook. Mengingat lelaki itu tidak pernah benar-benar menganggapnya ada. Namun sekarang Suzy percaya, Jungkook menyukainya seperti apa yang dikatakan Taehyung padanya dulu. Selama menikah Jungkook memperlakukannya dengan baik, meskipun lelaki itu tidak banyak bicara tapi Ia tidak pernah memarahinya apalagi bermain fisik pada Suzy. Membuat Suzy berpikir Ia tidak menyesal menerima ajakan Jungkook untuk menikah dan meninggalkan kesibukannya sebagai pengacara untuk merawat Aeri.
Mengenai Aeri, putri tunggal Jungkook. Suzy sangat menyayangi anak itu, Ia sudah menganggap Aeri seperti putrinya sendiri. Meskipun kenyataannya Ia dan Aeri tidak memiliki hubungan darah tapi Suzy merasa Ia sudah memiliki ikatan batin-Ibu dan Anak-dengan Aeri.
Perempuan itu tersenyum kecil mengingat kembali hari-hari nya bersama Jungkook tiga bulan terakhir ini dan perlahan Suzy mendekati suaminya, mencium pipi laki-laki itu singkat, kebiasaan Suzy yang tidak pernah diketahui Jungkook. Suzy tidak tahu Jungkook akan marah atau tidak jika nanti lelaki itu tau kebiasaannya di pagi hari, mengingat sejauh ini skinship yang mereka lakukan hanya berpegangan tangan tidak lebih, meskipun status keduanya menikah Jungkook tidak pernah sekalipun menyentuhnya. Aeri masih kecil, kita akan kesusahan jika harus memiliki anak lagi. Setidaknya itu alasan Jungkook ketika Suzy memberanikan diri untuk bertanya. Namun Suzy tidak mempermasalahkannya, bahkan perempuan itu bersyukur Jungkook begitu menghormatinya sehingga tidak terburu-buru melakukan itu. Karena bagaimanapun mereka butuh waktu lebih untuk mengenal satu sama lain.
.
.
.
.
."Berapa bulan Aeri bisa jalan? Aku tidak sabar menantikannya."
"Biasanya paling cepat umur 12 bulan Nyonya," bibi Won menjawab.
"Ah iya, padahal aku sudah membacanya di buku Mommy & Baby."
"Anda membeli buku itu?"
"Iya, aku anak tunggal. Pengetahuanku tentang mengurus anak sangat minim. Mungkin akan mudah jika aku tinggal bersama orang tuaku tapi oppa ingin aku tinggal dengannya, untung ada bibi Won." Wanita berumur itu tersenyum kecil mendengar ucapan Suzy.
"Nanti juga akan terbiasa, cepat atau lambat kalian juga akan memiliki Adik untuk Aeri."
Sayup-sayup Jungkook bisa mendengar percakapan Suzy dengan bibi Won, dari kejauhan Jungkook bisa melihat bagaimana Suzy memangku Aerin dengan hati-hati terlihat sekali perempuan itu menyayangi putri kecilnya membuat perasaan bersalah timbul di hati Jungkook. Namun lelaki itu segera menepisnya, karena Ia merasa apa yang dilakukannya adalah hal benar.
.
.
.
.
.Kawasan kampus sudah mulai sepi, Suzy berjalan pelan menuju gedung fakultas ekonomi & bisnis yang bersebelahan dengan gedung fakultasnya. Sore ini hanya beberapa orang yang Suzy temui di gedung itu, sepertinya perkuliahan sudah berakhir sejak dua jam yang lalu. Mengingat sekarang sudah hampir mendekati jam 6 sore.
Suzy terus berjalan menyusuri gedung tiga lantai itu seakan Ia sudah hafal setiap sudut gedungnya. Langkahnya terhenti di depan ruang khusus loker mahasiswa, Ia melihat sekeliling memastikan tidak ada orang yang melihatnya sebelum memasuki ruangan tersebut. Jantungnya berdetak cepat ketika menemukan loker yang dicarinya sejak tadi, dengan helaan napas panjang Suzy memberanikan diri membuka loker yang tidak pernah dikunci oleh pemiliknya dan menyimpan kotak berbentuk hati juga sepucuk surat hasil tulisan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misunderstanding
FanfictionKehidupan baru Suzy diawali dengan kesalahpahaman, namun perempuan itu tulus melakukan apapun untuk keluarga kecilnya. Kookzy