7

695 134 84
                                    


"sebelumnya aku tidak pernah tahu kalau Yoongi kekasih Soojung adalah orang yang sama dengan orang yang sering Taehyung ceritakan,"


"Itu berarti kau sering mendengar cerita mesum tentang Yoongi Hyung dari temanmu itu kan?" Suzy tertawa kecil mendengar penuturan Jimin.

"Sepertinya aku tidak perlu menjawab untuk itu,"

"Tidak perlu Suzy, aku sudah tahu jawabannya. Kau sudah bertemu dengan Yoongi hyung bukan? Hanya melihat wajahnya saja kau sudah bisa menebak tingkat kemesuaman lelaki itu." Lagi-lagi Suzy tertawa  mendengar ucapan frontal lelaki didepannya ini.

"Kau bisa mati Jimin kalau sampai Yoongi mendengar itu," Namjoon mencoba mengingatkan Jimin.

"Aku bersyukur Taehyung dan Yoongi Hyung tidak bisa ikut ke sini-rumah Jungkook-dengan begitu aku bisa menistakan mereka berdua."

"Rumahku bukan tempat untuk pendosa Jimin," Jungkook datang dengan membawa air minum untuk Jimin dan Namjoon yang hari ini berkunjung ke rumahnya.

"Seperti kau bukan pendosa saja Jungkook." Jimin mencibir dan meminum kopi yang dibawa Jungkook.

Namjoon yang mendengar itu menyenggol lengan Jimin membuat kopi lelaki itu tumpah mengotori bajunya, "Hyung!!" Jimin menatap Namjoon tak terima.

"Maaf, mungkin itu teguran kecil untukmu Jimin." Namjoon berucap tanpa rasa bersalah, membuat Suzy dan Jungkook tertawa karenanya.

"Apa teman-teman mu selalu seperti ini, oppa?" Jungkook mengangguk. "Ya, apalagi kalau ada Yoongi Hyung, Jimin akan habis di-bully nya." Suzy menggeleng, tidak habis pikir dengan pertemanan mereka.

"Aku sudah berteman lama dengan Taehyung, tapi aku tidak tahu Ia memiliki teman-teman seperti ini." Suzy memberikan Jimin tisu guna membersihkan tumpahan kopi di baju juga tangannya.

"Kau bisa lihat kan Suzy, seberapa menyebalkannya mereka. Dan ya karena kita sama-sama libra, kau harus berada dipihakku sekarang. Mendengar itu Suzy mengerutkan keningnya, bagaimana bisa Jimin berpikiran seperti itu?

"Ah iya, mengenai Taehyung. Kau sudah berteman lama dengannya?" Suzy mengangguk mengiyakan ucapan Namjoon.

"Aku sudah cukup lama mengenalnya, sebelum pindah rumah Taehyung dan keluarganya tinggal tepat disebelah rumahku."

"Kudengar Taehyung sangat populer di sekolah dulu, benarkah?"

Suzy tampak berpikir sebelum menjawab, "Kurasa iya, karena banyak sekali anak perempuan yang meminta nomor ponselnya. Bahkan ada yang terang-terangan menyatakan cinta pada Taehyung."

"Heol.. Saat kuliah pun banyak yang mengirim kado juga ucapan untuknya. Tiap minggunya aku selalu menemukan surat juga kue di tasnya dan sialnya aku selalu dipaksa untuk membalas surat itu dengan alasan tulisan tanganku bagus. Sedangkan Ia dengan santai memakan kue kering buatan pengirimnya." Jimin mendengus kecil mengingat masa-masa penjajahan nya oleh Taehyung dulu.

"Itu salahmu, kau mau saja disuruh olehnya." balas Namjoon membuat semuanya tertawa.

"Tapi Suzy, kau bukan termasuk perempuan yang mengidolakan Taehyung bukan?" Jimin memicingkan matanya, menaruh curiga pada istri temanya itu. Jungkook yang sejak tadi mengajak Aeri bermain diam-diam menajamkan pendengarannya. Ia ingin tahu jawaban dari Suzy. Mungkinkah Suzy juga pernah menaruh hati pada lelaki itu?

"Jelas tidak! Aku hanya menganggapnya teman tidak lebih." Jawab Suzy membuat Jungkook tersenyum kecil mendengarnya.

.
.
.
.
.

Jungkook memasuki kamarnya pelan dan melihat Suzy sudah tertidur memeluk Aeri, perlahan Jungkook membawa Aeri dan memindahkannya ke ranjang bayi yang ada di samping kasurnya. Sekecil mungkin Jungkook melakukan pergerakan, Ia tidak mau membangunkan Suzy maupun Aeri.

MisunderstandingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang