8

679 131 57
                                    

Taehyung melempar gelas minumnya dengan kasar ketika mengingat kembali pembicaraan nya dengan Seungri di telpon tadi, bagaimana bisa wanita jalang itu tidak tahu siapa Ayah dari anaknya sendiri? Kalau sampai benar Jungkook bukan Ayah biologis Aeri, Taehyung tidak akan pernah memaafkan Seungri. Wanita yang sudah membohongi Jungkook hingga membuat Suzy terlibat dengan semua ini.

"Sial! Sial! Sial!" Taehyung memekik dengan kedua tangan yang terkepal kuat, mengingat Suzy membuat Taehyung kembali menyesali kebodohannya dulu yang harus membohongi Suzy hanya karena ingin dekat dengan sepupu perempuan itu. Kalau saja Taehyung tahu akan seperti ini akhirnya, Ia lebih memilih tidak pernah mengenal siapa Irene dari pada harus membuat temannya bahagia dalam penglihatannya saja.

"Aku harus dengan cepat memberitahu Suzy tentang ini," putus Taehyung. Bagaimana pun Suzy harus tahu kebenarannya, setidaknya sebelum Seungri kembali. Meskipun wanita itu mengatakan tidak ingin kembali sekarang, tetap saja cepat atau lambat wanita itu akan kembali.

Taehyung mengetuk-ngetuk meja kerjanya dengan pandangan lurus keluar jendela, Ia sedang memikirkan bagaimana caranya Ia menjelaskan semuanya pada Suzy tanpa menyakiti perempuan itu lebih dalam. Tidak mungkin kan Taehyung mengatakan semuanya secara langsung?

"Han Sooyoung!" Seakan mendapat jawaban Taehyung segera membuka laci mejanya, mencari undangan yang diberikan Sooyoung minggu lalu. Undangan resepsi pernikahan wanita itu.

.
.
.
.
.

Suzy terus membenarkan posisi tidurnya, berharap mendapatkan posisi yang nyaman dan dengan cepat tidur. Namun semuanya terasa percuma, setiap kali Ia memejamkan mata ucapan Soojung dan teman-temannya tadi siang terus berputar di kepalanya membuat perasaannya menjadi tidak nyaman.

Jungkook baru saja memasuki kamar setelah berkutat hampir tiga jam di ruang kerjanya, Ia cukup terkejut ketika mendapati Suzy masih terjaga di jam yang hampir tengah malam ini. "Kenapa belum tidur?"

"Apa Aeri rewel?" Jungkook kembali bertanya ketika tidak mendapat jawaban dari Suzy.

"Tidak, Aeri tidur dengan pulas." Jungkook tersenyum kecil membenarkan ucapan Suzy ketika Ia melihat putrinya tertidur dengan baik.

"Lalu kenapa kau belum tidur? Apa ada sesuatu yang mengganggumu?" Suzy kembali diam dan lebih memilih menggigit bibirnya pelan, haruskah Ia membicarakan masalah ini dengan Jungkook?

"Tidak, aku hanya belum mengantuk." Jawab Suzy pada akhirnya, Ia tidak berani jika harus mengatakan yang sebenarnya pada Jungkook. Karena bagaimana pun seharusnya Suzy tidak berpikiran demikian, bukankah sejak awal Jungkook sudah mengatakan bahwa Ia tidak ingin memiliki anak dalam waktu dekat ini? Lagi pula mana mungkin Jungkook mau menikahinya jika tidak mencintainya bukan?

"Kalau begitu ayo tidur, bukan kah besok ingin keluar membeli kado untuk Sooyoung? Ah kita juga harus mengambil baju pesanan kita."

"Kau memesan-baju?" Suzy mengerutkan keningnya, seingatnya Jungkook tidak pernah membahas itu.

"Ya, temanku seorang desainer. Aku menyuruhnya membuatkan baju untuk kita, kau bisa lihat besok Suzy-aa. Semoga saja kau suka." Mendengar itu Suzy tidak bisa menyembunyikan senyumannya,  seharusnya Ia yang berinisiatif memilih busana untuk datang ke pernikahan Sooyoung bukan? Ah melihat Jungkook seperti ini membuat Ia merasa bersalah karena sudah berpikiran yang tidak-tidak pada suaminya.

Jungkook baru saja ingin memejamkan matanya, namun segera mengurungkan niatnya ketika merasakan pergerakan dari perempuan disebelahnya, "ada apa Suzy-aa?"

Perempuan itu tidak menjawab, memilih tersenyum dan menatap lekat wajah tampan suaminya. "Aku mencintaimu..

aku ingin kita hidup bersama sampai maut memisahkan. Dan aku ingin, kita sama-sama membesarkan Aeri juga adik-adik Aeri nanti." Ucap Suzy setengah berbisik membuat Jungkook terdiam seketika, bisa Ia rasakan dadanya berdenyut nyeri mendengar setiap harapan yang keluar dari mulut perempuan disampingnya.

MisunderstandingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang