🐰06🐰

496 43 16
                                    

Haruto sedang ada di kosan mbak gebetan. Biasa sih, minta jatah. Abis pakai balik bajunya, Haruto langsung nyebat. Memenuhi ruangan dengan asap rokok. Dan bau rokok tersebut membuat si mbak gebetan, keusik dari tidur lelapnya. Sembari mengumpulkan nyawanya, si mbak gebetan yang diketahui bernama Kellen itu mencari letak baju yang tadi sempat dibuang begitu saja oleh oknum Haruto.

Kellen pun dengan tertatih beringsut dari kasur dan menghampiri Haruto. Dia dengan seenaknya duduk di pangkuan Haruto yang masih asik nyebat.

Dia memeluk leher Haruto dan mendaratkan ciuman ringan di pipi Haruto. Haruto tanpa merasa diganggu lanjut dengan aktivitas nyebatnya.

Hampir-hampir, Kellen tertidur lagi di pangkuan Haruto. Sampai tangan Haruto nepuk wajah dia buat bangun.

"Kel, gue mau putus" ucap Haruto dengan begitu enteng.

Kellen yang masih setengah sadar lalu berdiri. Dia mandang Haruto kaya nggak percaya.

Tanpa tau dia nunjuk wajah Haruto pakai jarinya. "What. Coba Lo bilang sekali lagi?"

"Gue mau putus" ulang Haruto.

Mata Kellen mendelik. Amarahnya naik ke ubun-ubun. Sudah siap buat meledak.

"Kita main udah berapa kali? Dan Lo seenak jidat mau kita putus?! Otak Lo masih berfungsi nggak, sih?" Murka Kellen tidak terima jika dia diputus oleh Haruto. Bayangkan saja, dia sudah mengorbankan kesuciannya ke Haruto. Dan dengan begitu berengseknya laki-laki di depannya itu ingin pergi meninggalkannya.

"Ya kita melakukannya atas dasar suka sama suka, kan? Impas lah Lo bisa jadi pacar gue dan gue bisa nikmatin Lo. Lo nggak mau putus?" Tanya Haruto dengan nada tengil menyebalkannya.

Kellen mengepalkan tangannya. Menurut Haruto apakah wanita hanya untuk mainannya? Apakah harga diri seorang cewek begitu rendah di matanya?

"Dasar cowok sialan" umpat Kellen.

Sedangkan Haruto hanya tersenyum remeh mendengar itu.

"Bajingan!!"




















Cia asik joget-joget di depan loker miliknya. Music yang berasal dari earphone begitu membiusnya untuk melepas beban di otaknya.

Seminggu tak berinteraksi dengan Haruto membuat Cia sedih dan rindu. Cowok pujaannya itu pamit sekolah tapi sama sekali tidak terlihat batang hidungnya di kelas. Omong doang sekolah, nyatanya bolos kerjaannya.

Sebenarnya Cia mau mengadu ke mama Geiko. Tapi ragu, soalnya nanti Cia pasti kena marah oleh Haruto.

Huft! serba salah. Ngadu salah nggak ngadu dia kangen liat Haruto sekolah.






Sore sepulang sekolah. Cia dengan tekad 45, datang ke rumah Haruto. Ya karena kangen, sampai dia rela datang. Namanya juga bucin tingkat akut. Meski Haruto nggak mau juga, Cia bakal berjuang. Sendirian wkwk:))

Abis bincang-bincang seru sama mama Geiko. Cia lanjut masuk ke kamar Haruto. Mau nungguin orang yang punya kamar pulang. Dan seperti biasa, kamar Haruto berantakan kaya kapal pecah. Barang-barang berserakan lupa jalan pulang.

Cia melepas tas selempangnya dan meletakkannya di meja belajar Haruto. Dia dengan semangat membersihkan kamar calon suaminya itu dengan senang hati.

Baru saja Cia menyelesaikan tugasnya, pintu kamar kebuka. Dan masuklah Haruto. Mata Cia langsung berbinar. Cia memeluk Haruto dengan erat dan mencium pipinya.

"Gue kangennnnn.... Lo sekolah kek!" Ujar Cia dengan kata-kata frontal khasnya.

Haruto cuma masang wajah datar. Dia melepas begitu saja pelukan Cia. Tanpa sepatah kata, Haruto melepas jaket yang dia pakai dan melemparnya ke sembarang arah. Cia mendengus melihat itu. Udah dibersihin capek-capek, malah diberantakin lagi. Kalau nggak sayang orangnya, udah Cia semekdon deh!

Sehabis mandi. Haruto cuma main ponsel. Cia yang belum pulang ikut tiduran di samping Haruto berbaring.

"Besok sekolah, ya?" Pinta Cia.

"Haruuuuu jawab dong!!!" Cia mulai kesal karena Haruto dari tadi belum mau meresponsnya.

Haruto menghela napas panjang dan menatap Cia sebal.

"Ck! Males" cuek Haruto.

Cia manyun imut. Dia nyosor saja mencium bibir Haruto. Bodo amat niatnya memang ingin mengganggu.

"CIIAAA!" Marah Haruto yang sudah muak dengan tingkah Cia.

Cia nih bukannya takut karena Haruto marah, dianya malah senyum-senyum tengil, menantang.

"Apa?" Balas Cia.

"Pulang" suruh Haruto.

"Nggak" tantang Cia.

"Pulang gue bilang"

"Gue nggak mau nurutin lho" balas Cia.

"Kalau nggak pulang gue serang" ancam Haruto.

"Silakan aja. Gue nggak takut" kata Cia tersenyum miring.

Dan seperti dugaan Cia, Haruto benar-benar menyerangnya. Cia pasrah aja. Toh, dia bakal tau jadinya bakal gimana.

Haruto nindih Cia dan melumat bibirnya. Aksinya ini berdurasi cukup lama. Sampai keduanya sama-sama kekurangan pasokan oksigen.

"Jadi cuma itu... Kata Lo yang mau nyerang gue?"



















_________tbc________

Haruto-,Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang