🐰10🐰

485 38 9
                                    

Bibir Cia nggak sengaja manyun gitu aja dengan dia yang masih sibuk sama ponsel di tangannya. Jarinya dengan cekatan balesin chat yang masuk, Cia asik chat-an sama Lami. Sampai dia sendiri lupa kalau lagi jalan di koridor yang lagi ramai karena jam istirahat. Karena emang kurang fokus itu, Cia hampir aja jatuh dan udah oleng, disebakan ada yang nggak sengaja nyenggol bahu dia. Sebenarnya yang salah sih jelas Cia tapi si orang tadi yang malah minta maaf duluan.

"Eh iya nggak apa-apa" balas Cia. Dia langsung masukin ponselnya ke saku seragam dan mencoba fokus jalan. Takut ditubruk lagi. Kan nggak lucu cewek cantik nyusruk nanti.

Pas banget Cia mau belok, mau ke toilet. Doyoung tiba-tiba datang menghadang. Doyoung raih tangan Cia. Dan natap teduh Cia. Adem banget.

"Kenapa vidcal dari aku nggak kamu jawab?" Tanya Doyoung. Cia menelan ludahnya susah. Dia bingung mau beralasan apa. Tapi dia nggak mau bohong ke Doyoung.

"Young... Maaf" Cia tak berani natap Doyoung dan menunduk.

Bikin Doyoung kaya ngerasa bersalah. Tapi dia kan cuma tanya. Dengan baik-baik pula.

"Iya aku maafin. Emang semalam Haruto pulang jam berapa dari rumah kamu?" Tanya Doyoung lagi.

Cia menghela napas panjang. Dia ancang-ancang ingin mengatakan sesuatu ke Doyoung. Dia nggak mau membuat Doyoung terus berharap padanya.

"Gue mau jujur sama Lo.. tapi Lo jangan marah, ya?" Pinta Cia. Dengan mimik muka serius.

Doyoung ketar-ketir sekarang. Dia merasa penasaran dengan apa yang akan dikatakan cewek yang sudah dia taksir sejak kepindahannya itu.

"Gue sama Haruto mau tunangan.... Minggu depan" ucap Cia.

Doyoung bergeming. Makin lama dia melepas genggamannya pada tangan Cia.

"Maaf karena kemarin gue nggak bilang. Gue salah. Gue nggak mau Lo berharap ke gue, Young. Kemarin Haruto akhirnya setuju sam-"

"Gue nggak marah... Cuma nggak nyangka lo sama Haruto bakal seserius ini. Lo nggak perlu merasa bersalah. Gue yang salah, karena ganggu hubungan kalian dari kemarin-kemarin" Doyoung menyambar dan memotong perkataan Cia.

Cia entah semakin meneteskan air matanya. Dia juga sedih karena nolak Doyoung secara gamblang gini. Dan sedih lagi karena melepas cowok sepengertian Doyoung. Cia berharap Doyoung bakal dapat cewek lebih baik dari dirinya. Aamiin.

"Makasih. Lo kok baik sih. Gue jadi nggak tega ninggalin Lo!" Cia malah jadi mencak-mencak seraya mengusap air matanya.

Doyoung senyum. Senyum teduh kaya biasa. "Sama-sama. Lo harus bahagia. Kalau nggak, gue bakal rebut Lo dari Haruto. Gue janji"











Sejak bel pulang tadi. Doyoung terus diteror dengan panggilan telepon dari seseorang. Katanya dia pengin banget ketemu sama Doyoung. Pikir Doyoung orang itu pasti  sedang ada masalah. Entah keuangan atau yang lain. Doyoung mengiyakan saja ajakannya untuk bertemu. Toh, dia sedang bimbang mau langsung pulang atau main kemana? Biasanya kan dia akan mengantar Cia pulang dan apel ke rumahnya. Sekarang sudah beda. Posisinya yang dulu telah digantikan oleh Haruto.

Doyoung langsung tancap gas dan cus pergi dari sekolah. Hari ini cowok bermarga Kim itu sedang membawa mobil kesayangannya. Yang merupakan hadiah ulangtahunnya dari sang papa.

Sesampainya di tempat. Doyoung masih sibuk mencari tempat yang pas untuk parkir. Maklum tempat mereka ketemuan ada sekitaran pantai. Hanya ada jalan raya dan sedikit bahu jalan yang sempit.

Setelah dirasa sudah memarkirkan mobilnya dengan benar. Doyoung keluar, dia lantas melihat suasana sekitar. Suara deburan ombak yang paling mendominasi di sana. Doyoung celingukan sebentar untuk mencari posisi orang yang ingin bertemu dengannya.

Seorang cewek dengan potongan rambut sebahu melambai ke arah Doyoung. Doyoung tersenyum simpul dan mulai melangkah mendekatinya.

"Lo, baru balik ya? Sorry, gue pengin curhat. Ga ganggu waktu Lo, kan?" Ujar si cewek, memberikan rentetan pertanyaan untuk Doyoung.

Doyoung hanya membalas dengan gelengan singkat dan mengambil duduk dekat si cewek tadi.

"Gih cerita" kata Doyoung setelah dirinya duduk dengan nyaman dan melirik cewek di sampingnya sekilas.

"Gue.." cewek itu agaknya sedikit ragu untuk memulai sesi curhatnya pada Doyoung. Doyoung menghela napas.

"Kellen. Gue tau Lo banyak beban. Cerita aja ke gue. Kalau gue sanggup bantu. Gue janji bakal membantu Lo." Ujar Doyoung menyakinkan.

Ternyata oh ternyata cewek yang bersama Doyoung itu Kellen. Mantan Haruto.

"Kita sepupuan. Dan Lo sendiri di sini. Cerita kalau emang Lo punya masalah. Ga usah sungkan." Lanjut Doyoung kembali.

Kellen meneteskan air matanya. Dia memandang ombak di sana dengan tatapan kosong. Doyoung menjadi iba. Sepertinya beban hidup sepupunya itu begitu berat. Tangan Doyoung terulur untuk mengelus pundaknya.

"Gue hamil..." Kata itu, lantas membuat Doyoung membolakan kedua matanya.

"Gue hamil sama pacar gue. Dan dia nggak mau tanggung jawab" lanjut Kellen lagi. Cewek itu kembali menangis. Air matanya menetes hebat. Doyoung tidak sanggup melihat Kellen seperti ini. Dia memeluk Kellen agar memberi kekuatan padanya.

"Gue udah dibuang keluarga gue. Dan sekarang gue malah bikin kesalahan sebesar ini. Gue ga nggak berguna, Doy. Gue mau mati aja. Gue ga sanggup hidup kaya gini" isaknya pilu di dekapan Doyoung.

"Semuanya akan baik-baik aja. Gue bantu.. gue bakal bantu Lo. Gue akan ada di sisi Lo. Lo harus kuat. Besarin anak itu. Kalau Lo mati. Dan nyerah sekarang. Apa Lo nggak takut dosa Lo nambah?" Ujar Doyoung memeringati.

"Gue takut papa tau. Dan benar-benar ga bakal menganggap gue anaknya, Doy. Gue juga takut bikin keluarga besar kecewa." Kellen mencemaskan segalanya.

"Kalau Lo tau semua bakal jadi runyam gini, kenapa kemarin Lo berbuat kaya gitu? Ya ini konsekuensi Lo lah?!" Doyoung melepas pelukan mereka. Dia menatap tajam Kellen. Sedangkan Kellen tak berkutik, seraya masih menangis.

"Maaf... Gue hilang kendali. Gue khilaf, Doy." Kellen dengan nada penyesalan.

"Siapa cowok itu? Siapa?" Tanya Doyoung dengan urat marah yang tercetak. Dia mulai geram. Bisa-bisanya cowok sudah berbuat tak mau bertanggung jawab. Masih bisa disebut pria kah dia?

"Haruto" jawab Kellen.

Doyoung mengerutkan keningnya, "Watanabe Haruto?" Doyoung memastikan.

"Lo kenal?" Kellen malah balik bertanya.

"Sialan!" Umpat Doyoung bersamaan dia mengeratkan kepalan tangannya.













_______tbc_______

Haruto-,Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang