🐰09🐰

480 50 13
                                    

Hari yang menjelang malam, membuat Doyoung akan bergegas pulang. Kurang lebih 3 jam lamanya Doyoung di rumah Cia. Ya cuma sekadar main sih. Lagian mau ngapain lagi? Nugas? Mereka nggak serajin itu:))

Doyoung keluar duluan dilanjut Cia yang akan mengantar Doyoung sampai teras.

"Hati-hati yaaa" pesan Cia ke Doyoung lalu tersenyum manis.

Jika seperti itu, jiwa bar-bar Cia hilang entah kemana.

"Iya princess. Aku pulang, kamu gih mandi. Biar makin cantik" balas Doyoung meluncurkan gombalannya.

Cia manyun tapi manggut-manggut. Menuruti perintah Doyoung.

"Aku pulang.. daaa.. bye sayang. Nanti tunggu aku vidcall" Doyoung melambaikan tangannya ke Cia. Dan Cia juga membalasnya.

Saat Doyoung ingin berbalik untuk membuka pintu mobilnya. Gerbang rumah Cia tiba-tiba terbuka dan menampilkan sosok Haruto yang datang beserta motor yang dia kendarai.

Doyoung terdiam sejenak dan menunda untuk pulang. Dia ingin menyambut rivalnya itu dahulu.

"Ngapain ke sini?" Tanya Doyoung enteng seraya menyender santai ke badan mobilnya. Doyoung menatap Haruto remeh, dan Haruto yang baru saja membuka helmnya juga menatap sinis Doyoung.

"Nggak ada urusannya sama Lo" ujar Haruto turun dan main masuk ke rumah Cia. Meninggalkan Cia yang kebingungan akan kehadiran Haruto ke rumahnya. Secara tidak biasanya bocah itu berkunjung. Pasti ada hal yang membuatnya datang.

"Kamu hati-hati ya. Aku pulang kalau ada apa-apa kabarin" pesan Doyoung ke Cia. Cia dengan mendadak cemas mengiyakan saja pesan perhatian dari Doyoung padanya.

Cia menyunggingkan senyum saat Doyoung masuk mobil dan menyalakan mesin. Setelah Doyoung pergi, Cia lantas masuk dalam rumahnya. Dia melihat Haruto asik ngobrol dengan papa dan mamanya. Batin Cia ya panas memaki Haruto sebagai orang yang nggak tau malu.

Tindakan dia bahkan tak semanis saat bersama orangtuanya. Berbanding jika itu bersama Cia. Haruto jadi ketus, tak peduli dan kasar.

Cia menyesal pernah bucin ke Haruto. Sebab itu membutakan pikiran dan hatinya. Mulai sekarang Cia ingin membuang nama Haruto yang memenuhi ruang hatinya. Cia malu menjadi budak cinta Haruto, sedangkan orang yang dia cinta tak akan pernah melihat ke arahnya.

Cia melengos tak peduli dan berjalan menaiki tangga. Dia ingin mandi dan tak ingin bersitatap dengan Haruto. Cia sakit hati.

Jelas!

Namun, keinginan Cia untuk segera mandi pupus saat Haruto yang tanpa izin masuk ke kamarnya.

"Eh Lo ngapain! Pergi sana!" Usir Cia. Dia baru ingin melepas kancing seragamnya.

Haruto menutup pintu dan menyeringai iblis. Dia menatap tajam ke dimana Cia berdiri. Cia menelan ludahnya susah, dia takut dengan sorot mata itu. Meski ada perjodohan antara dia dan Haruto. Bukan berarti mereka bisa dengan bebas melakukan seks di luar nikah. Cia masih ingin merajut masa depan yang indah.

Eh tapi kok Cia pede Haruto akan melakukan hal itu, justru sekarang Cia malu karena berpikir negatif ke Haruto.

"Aslinya selera Lo kaya Doyoung?" Tanya Haruto. Dia menarik pinggang Cia agar lebih dekat dengannya.

Napas Cia memburu dan jantungnya berdetak tak karuan. "Ma-maksud Lo? Ya emang kaya Doyoung. Yang nggak berengsek kaya Lo!" Balas Cia.

Skak mat Haruto!

Cia dengan kuat mendorong Haruto menjauh.

"Kenapa Lo ke sini? Lo nggak mungkin nggak punya tujuan kan,  sampai rela luangi waktu Lo yang  berharga sama jalang-jalang Lo. Jawab atau gue usir!" Geram Cia.

Setiap Cia menjaga jarak dengan Haruto. Rasanya Haruto selalu datang agar Cia melihatnya kembali. Itu aneh menurut Cia.

Apa Haruto yang sok nggak mau itu sebenarnya takut Cia pergi?

"Atau Lo jangan-jangan sebenarnya takut gue suka sama orang lain? Iya?" Tanya Cia selidik.

Haruto masih datar dengan pandangan menatap ke arah lain. Tak ingin menatap Cia yang jelas kini berdiri di depannya.

"Mana mungkin gue suka sama Lo! Mikir deh!" Elaknya.

Cia berhenti percaya diri. Dia dorong pundak Haruto asal dan berbalik. Niatnya mau mandi keusik mulu.

"Sana keluar!" Usir Cia lagi. Dia sudah membuka lemari bajunya dan akan memilih baju mana yang mau dia pakai malam ini.

Namun, tiba-tiba saja ada tangan yang melingkar di pinggangnya dan seseorang itu yang tak lain jelas Haruto, meletakkan kepalanya di pundak kiri Cia. Cia tersentak, dan menegang sesaat.

"Jangan suka orang selain gue"













-------------tbc-------------

Haruto-,Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang