🐰11🐰

483 41 4
                                    

Doyoung berjalan dengan langkah lebar dan tergesa. Sungut kemarahan tercetak jelas di atas kepalanya. Kedua tangannya mengepal kuat seperti sudah siap untuk melepas tonjokan pada wajah seseorang. Bahkan dengan wajah garangnya itu membuat orang-orang yang tak sengaja berpapasan dengannya menjadi menyingkir takut.

Jarak 7 langkah dia berjalan. Rahang Doyoung kembali mengeras. Dia berjalan cepat lagi yang semula berhenti sejenak. Langsung saja tanpa basa-basi Doyoung menarik kerah seragam Haruto. Haruto sedang mengantar Cia ke kelasnya.

Cia tentu saja menjadi panik. Dia coba melerai. Tapi dia sendiri yang malah jadi takut lihat muka Doyoung yang benar-benar diselimuti emosi.

"BEJAT LO! IBLIS!!" Amuk Doyoung tepat di depan wajah Haruto.

Haruto menoleh ke samping. Dan mencoba melepas tangan Doyoung yang begitu kuat mencengkram kerah baju seragamnya.

"Gue ga tau maksud Lo.." santai Haruto. Dan menatap Doyoung dengan wajah datar.

Doyoung yang kian geram langsung menghadiahi sebuah tonjokan ke wajah mulus Haruto. Membuat badan Haruto limbung dan jatuh tersungkur begitu saja. Doyoung yang belum puas, menarik lagi kerah baju Haruto.

"Lo apa-apaan sih, Young? Berhenti!" Cia coba melerai. Namun mundur lagi karena dia mendapat tatapan tajam nan sengit dari Doyoung.

Nyali cia menciut.

"Asu Lo. Maksud Lo apa sih?!" Haruto yang jadi tak terima.

"Lo masih ga tau maksud gue apa???! Berengsek!!" Umpat Doyoung.

"Ya gue mana ta-"

"Tanggung jawab atas yang Lo perbuat ke Kellen!!" Kata Doyoung penuh emosi.

Haruto kicep dengan mata melebar. Doyoung tau masalahnya dengan Kellen? Dari siapa?

"Lo.. Lo tau dari siapa?" Haruto terbata dengan nada lirih.

Doyoung menyeringai, "Kellen sepupu gue"

Haruto melirik ke Cia dengan wajah takut. Dan bibirnya mulai memucat. Agaknya dia takut Cia tau perbuatannya.

"Lo tau Cia? Cowok yang Lo banggakan nan Lo cintai selama ini. Dia!" Nunjuk Haruto pakai dagu, "dia udah hamilin sepupu gue. Dan parahnya dia ninggalin gitu aja tanpa mau tanggung jawab." Kata Doyoung.

Cia mematung setelah mendengar hal itu. Dia jelas tak percaya.

"Sekarang gue tau maksud Lo deketin Cia." Lanjut Doyoung, "Lo mau sembunyi di balik pertunangan lo sama Cia, kan? Supaya Lo bisa lari dari tanggung jawab Lo ke Kellen. Banci!!"

"Ga. Ga git-"

"Sekarang gue minta Lo temuin Kellen. Dan jelasin ke orang tua Lo!" Kata Doyoung, "atau Lo mau hari ini tinggal nama"

Setelah itu, Doyoung memasuki kelas dan meninggalkan Cia, Haruto dan kerumunan anak-anak yang melihat kejadian barusan.

Cia yang menangis menghadap Haruto dengan pandangan sendu serta kecewa. Haruto tak membalas. Namun saat dia ingin menjelaskan Cia sudah lari dan pergi. Entah kemana.

Cia kecewa dengan Haruto.











Sudah dua hari Cia tidak pergi ke sekolah. Dirinya terus menangis dan enggan keluar dari kamar. Kamarnya pun sudah tak berbentuk kamar. Sampah tisu berserakan dimana-mana. Jelas sekali patah hati seorang Cia. Baru saja dia merasakan indahnya perhatian Haruto padanya. Namun semua hanya fake semata. Dia hanya dijadikan tempat singgah atas sikap pecundang Haruto.

Tadi malam, orang tua Haruto berkunjung ke rumah. Namun langsung Cia tolak untuk menjenguknya. Cia benar-benar belum bisa memaafkan Haruto. Si pecundang yang tidak mau bertanggung jawab atas perbuatannya.

Kriet..

Suara pintu terbuka, menampilkan mama Dewi yang kini membawa nampan dan makan siang untuk Cia. Di belakang disusul papa Cia. Demi sang putri tercintanya, hari ini sengaja ia mengosongkan jadwalnya.

"Sayang makan yuk" ajak mama Dewi.

Cia melirik sekilas. Dan balik menatap kosong arah depan.

"Mama suapin, ya?" Tawar Dewi. Cia tak menjawab.

Sebelum satu suap nasi mendarat di mulut Cia. Gadis itu tiba-tiba menghadap ke kedua orangtuanya. Dengan bibir pucat dan rambut sedikit berantakan.

"Cia mau buat satu permohonan. Tapi Papa sama Mama harus janji bakal nepatin" ujar Cia.

Dewi dan Rey langsung menatap satu sama lain. Lantas mengangguk.

"Cia mau apa? Selama ini apa yang kamu mau Papa turutin, kan?" Ujar Rey. Papa Cia.

Cia memaksakan senyum tipisnya terbit.

"Bilang dong. Mama nggak mau kamu kaya gini terus. Besok harus udah sekolah." Kata Dewi seraya mengelus pundak Cia. Menyalurkan kasih sayang seorang ibu pada anaknya.

"Tolong batalin perjodohan Cia sama Haruto." Ujar Cia dengan pasti.

Dewi dan Rey sama-sama melotot. Seperti tak percaya. Mereka tau persis anaknya sangat mencintai Haruto. Tapi..

"Kenapa sayang? Kok tiba-tiba banget? Kamu ada masalah sama Haruto, ya?" Dewi malah jadi panik.

"Perjodohan kamu udah kesepakatan sayang. Mana bisa dibatalin" Rey menimpali.

Cia menggeleng. "Haruto hamilin orang Ma Pa. Cia mau dia tanggung jawab" kata Cia sambil menangis.

Dewi dan Rey kembali dibuat terkejut. Pengakuan Cia membuat mereka kecewa dengan keluarga Watanabe.

"Cia mohon sama Papa sama Mama. Cia nggak mau lanjutin perjodohan Cia dan Haruto. Haruto harus tanggung jawab"














Cia masih belum mau sekolah. Tak tau sampai kapan. Dia nggak mau ketemu sama manusia bernama Haruto. Sakit hati dan malu jadi satu. Cia malu sama sikap dia sendiri yang bucin banget ke Haruto. Tak taunya cowok itu bakal hamilin anak orang. Dan Cia nggak suka cowok pecundang.

Sore ini Cia sudah keluar dari kamarnya. Hampir sepekan dia mengurung diri. Dia kangen naik sepeda. Makanya dia sudah keluar dari garasi seraya menuntun sepeda lipat miliknya. Dengan setelan rumahan, Cia memutari sekitar halaman rumahnya yang luas kaya stadion itu dengan sepeda. Rasanya segar bisa olahraga lagi. Cia juga suntuk meratapi hidupnya sepekan ini. Mengenaskan.

Lagi asyiknya Cia dengan sepeda. Suara mesin motor dari luar terdengar sampai ke telinga Cia. Cia menoleh ke pagar. Ketika si pengemudi menaikan kaca helm, Cia baru ngeh kalau yang datang pakai motor itu Doyoung. Cia was-was kalau itu Haruto tadinya.

"Bukain pak" suruh Cia ke security rumahnya.

"Ok neng" jawabnya dan segera melakukan apa yang Cia suruh.

Motor Doyoung dia parkir di tempat parkir tamu. Doyoung turun dan menghampiri Cia. Dia merindukan Cia. Sangat.

Doyoung masang senyum manisnya dan langsung memeluk tubuh Cia. Yang dirasa Doyoung makin kurus.

"Gue kangen banget sama Lo"








-enjoy reading-

Haruto-,Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang