Haruto tiba-tiba bangun ketika Geiko membuka pintu kamarnya. Dia sudah mempersiapkan diri jika nanti Geiko akan mengomelinya lagi. Sudah pegang telinga Haruto selama dua hari ini terus-menerus disalahkan. Lagipula siapa suruh Lo hamilin anak orang?
Haruto gigit jari telunjuknya. Was-was saat Geiko menatapnya sinis dan duduk di sofa yang ada di kamarnya.
"Anak bodoh!" Ujarnya.
Haruto masih setia menggigit jarinya. Takut menatap Geiko.
"Kalau kamu nggak buntingin anak orang nggak akan jadi begini" lanjut Geiko, "udah bagus kamu dapat Cia. Emang kurang apa dia? Cantik, kaya, cerdas, bodygoals. Mata kamu aja nggak beres" omel Geiko, menyalahkan Haruto.
"Maaf Ma.." sahut Haruto lirih.
"Kamu itu anak Mama bukan sih? Bodohnya kelewatan. Sekarang gimana? Papanya Cia mutusin kerjasama sama perusahaan Papa kamu. Puas kan kamu? Ini yang kamu mau, Haruto?!" Geiko mulai emosi.
"Haruto mana tau, Ma. Lagian udah terlanjur" balas Haruto.
"Terlanjur pala mu itu. Makanya kalau nggak tau apa-apa jangan bodoh. Mama sama papa udah ngerencanain perjodohan kamu sama Cia sejak lama. Biar apa? Biar kita hidup enak. Perusahaan lancar, kita nggak kekurangan. Sekarang karena ulah kamu, mereka kecewa sama keluarga kita. Perusahaan Papa kamu diambang collapse Haruto!"
Haruto membolakan kedua bola matanya, "Haruto nggak mau miskin, Ma" rengeknya.
"Ampun Ma. Apa ga ada lagi jalan keluarnya?" Haruto mendekati si mama dan berlutut di hadapannya.
"Nggak ada. Ini semua salah kamu" balas Geiko yang sekarang jadi pusing sendiri.
"Ampun Ma. Ampun" Haruto memohon.
"Sekarang pilih, ikut Mama sama papa ke Jepang atau tetap di sini, tapi tinggal di rumah nenek sama kakek?" Geiko berbicara serius.
Haruto menggamang, "tapi..."
Haruto inginnya protes dan akan menolak namun..
"Kamu ikut ke Jepang apa tetap di sini?"
Cia tak kuat menahan tawanya. Pasalnya Doyoung terus membuat lelucon yang menggelitik perutnya. Ternyata benar kata orang-orang, punya cowok humoris tuh lebih menyenangkan ketimbang cowok romantis. Cia bisa dibuat ketawa terus dan lupa sama beban pikirannya sekarang.
"Udahh ih udahh..." Cia menghentikan kekonyolan Doyoung yang terus melucu di depannya. Di situ nggak cuma ada Cia dan Doyoung, tapi ada juga Lami, Yuna, dan Sunoo. Mereka juga sama-sama ketawa kaya Cia.
Namun Cia masih belum berhenti tertawa seraya memegang perutnya.
"Doyoung ih berhenti.. hahaha.." Cia bukannya berhenti tapi masih lanjut ketawa.
Doyoung senyum tipis dan berhenti dari aksi gilanya. Menari, entahlah menari aliran apa. Pokoknya asal dan konyol.
"Iya iya.. ini udah berhenti. Ke atap yuk" ajak Doyoung baru berhenti dengan napas ngos-ngosan.
Cia cuma dongak natap Doyoung yang berdiri di depannya, sambil elus kepalanya.
"Ngapain?" Tanya Cia polos.
"Cari angin" balas Doyoung asal jeplak.
Langsung deh kena tapok sama Cia, "ngapain?" Tanya Cia lagi galak.
"Ya ngapain gitu" balas Doyoung.
"Ngapain apaan lu pada.. nganu-nganu mesti" goda Sunoo jahil parah.
Cia melotot garang. Dia udah ancang-ancang mau lempar tipe-X ke wajah Sunoo. Tapi dicegah sama Doyoung.
"Ruqyah sono Lo. Sapa tau banyak setannya otak Lo" kata Doyoung nyelekit banget.
"T*ik lu" balas Sunoo salty sendiri.
"Udah yuk ke atap" ajak Doyoung lagi.
Cia mengangguk tanpa kata dan berjalan bersama Doyoung.
Menyebalkannya sebelum sampai atap. Doyoung dan Cia nggak sengaja papasan sama Haruto. Tumben sih tu orang nggak sama ceweknya. Insaf kali.
Cia melengos dari tatapan Haruto dan beralih mengajak Doyoung ngobrol. Doyoung juga nggak mau gubris makhluk kaya Haruto. Sampai Haruto sendiri yang jegal jalan mereka dulu.
Doyoung tanpa ampun dengan brutal menarik kerah baju Haruto.
"Mau Lo apa?" Doyoung tak mau basa-basi.
Haruto sejenak diam dan sebelum berbicara, dia melirik Cia. Cia yang sudah tak ingin berurusan dengan Haruto lagi, bersembunyi di balik badan Doyoung.
"Gue mau minta maaf" lirih Haruto dengan nada penyesalan.
"Dasar nggak punya malu Lo! Dengan semua kelakuan bejat Lo. Ternyata Lo masih punya muka nampakin diri Lo ke gue sama Cia?!"
"Ya makanya gue minta maaf" balas Haruto.
"Kalau Lo mau tanggung jawab sama Kellen gue maafin Lo tanpa Lo minta. Tapi sorry, Lo pecundang" balas Doyoung, langsung melepas tarikannya di kerah baju Haruto dan menarik tangan Cia untuk ikut dengannya.
Haruto menunduk dalam. Dia benar-benar sudah menyesal. Dia sadar kelakuannya memang telah melebihi batas. Dan satu lagi, setelah kehilangan Haruto baru menyadari bahwa yang selama ini dia suka itu Cia. Haruto menyesal selalu nolak Cia. Dan kini dia sangat berharap cewek itu kembali padanya.
Tapi semua sudah terlambat, kan?
Cia sudah menjadi pacar Doyoung.
-enjoy reading-
KAMU SEDANG MEMBACA
Haruto-,
Teen FictionKemenelan Cia dan keberengsekan Haruto -Haruto Treasure -Tidak Baku -AU