Chapter 3

788 72 0
                                    

Setelah selesai mandi, Ata membentangkan sajadah dan memakai mukenah, dan melaksanakan shalat magrib. Selesai shalat Ata berdoa "ya Allah ya Tuhanku Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, engkaulah Yang Maha Mengetahui isi didalam bumi ini termasuk isi hatiku ini ya Rabb, sesungguhnya ampunkanlah dosaku dan dosa kedua orangtuaku. Ya Rabb, sungguh kejutan yang kau berikan sungguh luar biasa, namun ya Rabb ada kebimbangan yang aku rasakan saat ini. Suatu sisi aku bahagia tetapi suatu sisi aku bersedih ya Rabb, situasi sekarang ini membuatku sulit. Kau bimbing aku menuju jalan yang benar dan kau jauhi aku dari jalan yang salah. Jika nanti apapun yang terjadi tetaplah menjadi pelindungku ya Rabb, hanya kaulah yang selalu ada disampingku baik senang maupun susah, Aamiin Aamiin ya Rabbal Alamin."

Ata pun melipat sajadah dan melihat kearah tempat tidur disana Cio masih tertidur namun tidak baik apabila bayi tertidur saat magrib, maka Ata pun membangunkannya.

"Cio sayang, bangun yuk. Kamu dari tadi sudah tidur. Nanti malam pasti Cio begadang deh." kata Ata sambil mengesek gesekkan hidungnya dan hidung mancung si Cio kecil.

Ata membuka bajunya Cio dan sudah menyiapkan segala perlengkapan mandi Cio. Setelah selesai memandikan dan memakaikan Cio baju, Ata membawa Cio turun kelantai bawah dan tak lupa Ata menggendong Cio dengan gendongan Bayi.

Didalam gendongan Ata, Cio nampak tenang dan mengoceh sendiri sambil memainkan tangannya. Ata memperhatikan rumah masih sepi sepertinya Bumi belum juga pulang, Ata risau namun kerisauannya hilang saat bunyi suara mobil dari garasi tandanya Bumi baru pulang.

"Assalamualaikum" Bumi masuk kerumah dengan mengucapkan salam.

"Wa'alaikumsalam" Ata menjawab salam.

Ata menyalakan tv dan mendudukan bongkong nya disofa lalu pura pura tidak peduli terhadap kedatangan Bumi. Bumi duduk disebelah Ata dan memberikan Ata plastik yang entah apa isinya.

"Nih buat lo, pasti lo belum makan kan, sini Cio sama gue." Setelah mengatakan itu Bumi mengambil alih Cio dari Ata. Ata pun berlalu dari situ dan menuju dapur. Didapur Ata membuka plastik tersebut yang isinya nasi uduk dan ikan lele dengan greentea. Ata heran darimana Bumi tau makanan dan minuman favoritnya namun sepertinya itu hanya kebetulan saja.

"Ingat Ta,cuman kebetulan aja lo ga boleh geer." Ata membatin agar jangan terlalu bahagia karena Bumi kebetulan saja membelinya. Ingat Ata kepada dirinya sendiri.

Ata duduk dan mengunyah makanan, Ata makan sambil memikirkan sesuatu. Bagaimana nasib Cio jika ia tinggalkan berdua dengan Bumi? Dan bagaimana nasib Bumi jika Ata tidak ada sampingnya? semua pikiran berkecamuk dikepala Ata.

Ata membersihkan bekas makanannya dan menyamperi Bumi yang masih duduk bermain dengan Cio. Cio nampak tenang dipangkuan Bumi. Ata memilih memainkan hp dan kegiatannya itu tak luput dari perhatian Bumi. Bumi tidak menyangka bahwa gadis yang duduk disampingnya adalah gadis yang mengetahui rahasia hidupnya, mungkin jika tidak ada gadis didepannya ini ia tidak tahu apa yang akan terjadi dengan dirinya dan juga keponakannya.

''Ta, lo punya pacar gak?'' tanya Bumi.

Ata yang ditanya pun merasa heran dengan pertanyaan Bumi ''Enggak.'' jawab Ata.

''Kirain punya doi, terus yang telponan tadi siapa? kirain pacar lo.'' kata Bumi.

''Sahabat.'' jawab Ata.

Bumi yang mendengar jawaban Ata pun hanya manggut-manggut.

-- #

Suara adzan membangunkan seorang gadis yang tadinya tertidur lelap kini ia harus bangun untuk melaksanakan ibadah shalat subuh. Dilihatnya Baby Cio masih anteng dibox tidurnya, lalu ia pun berlalu kekamar mandi mencuci muka,menggosok gigi dan tak lupa pula berwudhu.

Sesudah selesai shalat Ata membangunkan Bumi untuk segera shalat, namun membangunkan Bumi tidak semudah itu, dengan iseng Ata memutarkan murottal surah Yassin didekat telinga Bumi. Bumi yang terkejut pun terbangun.

''Ta, sumpah lo itu ngeselin banget berasa jadi mayat gue diyasinin.'' Kata Bumi sedikit kesal karena tidurnya terusik.

''Biarin, biar setan ditubuh keluar.'' Kata Ata dengan sedikit menyindir Bumi.

Bumi pun berlalu dan Ata melihat kembali keadaan Baby Cio, dan ternyata Baby Cio juga sama terusiknya dengan Bumi yang terkejut lalu terbangun, namun untungnya Baby Cio tidak rewel hanya diam dan memandang atap kamar.

''Masha Allah, uda bangun Cio sayangnya Ata.'' Kata Ata dengan mengendong Cio dan membawa Cio kedalam dekapannya, Ata pun memulai mengaji subuh seperti biasa rutinitasnya setiap selesai shalat subuh.

Bumi yang baru selesai shalat subuh pun termenung mendengar suara ngaji Ata yang merdu dan membawa ketenangan bagi siapa saja yang mendengarnya, dan juga dia malu karena sudah lama ia tidak pernah membaca bahkan untuk memegang saja sudah jarang. Bumi pun menghampiri Cio yang bermain didalam pangkuan Ata.

''Aduh si ganteng uncle ikut bangun juga ya mau shalat subuh.'' ganggu Bumi pada Cio yang sedang asik asiknya menarik dan mengemut mukenah Ata.

Bumi mengambil Cio dari pangkuan Ata dan mengendong Cio lalu meletakkan Cio di bouncer bayinya. Dan Bumi lah yang justru menggantikan Cio tidur dipangkuan Ata dengan mencari kenyamanan. Ata yang sedang mengaji pun hanya bisa menggelengkan kepala dan tersenyum karena ulahnya Bumi. Ternyata tidak hanya Cio saja yang bayi namun unclenya pun persis seperti big baby. wkwkwk

''Ta, elusin kepala gue dong.'' Kata Bumi.

Ata yang masih fokus mengaji pun menggunakan tangan kirinya mengelus rambut Bumi. Dan tak lama terdengar suara dengkuran halus Bumi. Selesai ngaji Ata memindahkan kepala Bumi dan melepaskan mukenah, lalu ia beranjak melihat Cio yang masih tertidur pulas.

Ata memutuskan untuk kedapur membuatkan sarapan buat Bumi dan dirinya. Ia memasak tumis kangkung dan cumi sambal. Selesai memasak Ata membangunkan Bumi untuk sarapan.

-------------------------------🎡🎡🎡-----------------------------

- Maaf banget ya buat para readers yang nungguin, btw ini chapter terpendek diantara semua chapter. Semoga hari kalian menyenangkan.

CALL ME ''MOM''Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang