Chapter 1

1.4K 88 3
                                    

Hujan turun membasahi bumi, terlihat seorang gadis yang menggunakan gamis berwarna hitam dengan membawa tas kecil dan memegang binder disebelah tangan kanannya, ya dia adalah Matahari Dikala Vriendelijk yang biasa dipanggil Ata. Seorang gadis yang terkenal dikampusnya dengan julukan '' cool girl''. Gadis yang sangat pelit untuk mengeluarkan kata-kata kecuali dengan dosen atau teman dekatnya. Walaupun mempunyai paras cantik dan terkesan sombong tapi Ata adalah orang yang paling peka terhadap sekitarnya, baginya banyak aksi sedikit berbicara.

''Matahari Dikala Vriendelijk, gue mau minta tolong sama lo buat anterin berkas ini ke rumahnya Bumi, soalnya gue mau antarin nyokap bokap gue kebandara,ntar gue shareloc sama lo. oke deh thanks ya Ta.'' Setelah mengatakan itu wanita tadi lenyap dari hadapan Ata. Wanita itu adalah Senja sahabatnya Bumi.

Ata hanya bisa menghembuskan nafas, seakan tadi mau mengatakan tidak tapi lidahnya terasa kaku untuk mengatakan itu dan keinginan untuk menolak tapi tidak bisa, beginilah nasib jadi adik leting yang bisa seenaknya disuruh dengan kakak leting. Ata menyusuri kampus dan berhenti tepat didepan kelas Embun, tampak wajah Embun yang sumringah karena mata kuliahnya hari ini sudah selesai . Berbeda dengan Ata yang mendapat tugas tambahan dari kakak letingnya.

''Kenapa mukak lo sundek amat Ta? habis dimarahin dosen lo?''tanya Embun dengan wajah penasarannya memandang Ata.

''Assalamualaikum, lagi bete.'' Kata Ata sambil menunjukkan proposal ditangannya dan menunjuk nama yang tertera di proposal itu.

''Walaikumussalam cool girl, kenapa proposal untuk Kak Bumi ada di lo?'' Tanya Embun.

''Kan dia Ketua S.V (student verenigingsrecht).'' Jawab Ata.

''Oh iya lupa gue hehe. Yaudah buruan lo kasi dengan Kak Bumi. Kak Bumi kan sering nongkrong sama gengs nya dikantin NAKANTIN.'' Jawab Embun dengan mengangguk-anggukkan kepalanya tandanya dia uda mulai ingat.

''Dia gak datang, anterin kerumahnya ni.'' Kata Ata dengan mengibaskan-ngibaskan dokumen itu dihadapan Embun.

''Yah gimana dungs gue gak bisa nemenin ni Ta, gue mau ketemu mybubu Rio dulu. Hm gini aja deh, lo buruan antarin ini dokumen. Siap nanti langsung deh lo cabut, kalo lo uda siap samperin gue di Fakultas Teknik yaw.'' Embun segera melengang pergi dan melambaikan tangannya kearah Ata.

''Dasar BUCIN, apalah daya gue hanya manusia umbian.'' Ata berjalan menuju parkiran dan disaat Ata hendak menutup pintu mobilnya seseorang menahannya dan membuat Ata keluar dari mobilnya dan melihat apa yang menahan sehingga pintu mobilnya tertahan.

Ata memandangi seorang laki-laki yang berdirididepannya dengan tatapan heran dan bertanya dalam hati ''Ada perlu apa cowok ini sama gue? perasaan gue kok gak enak ya''. Sebelum terjadi

kesalahpahaman lelaki yang didepan Ata melambaikan tangan didepan wajahnya, ia mengira Ata melamun, hingga Ata tersadar dari lamunan.

''Eh lo Matahari kan yang leting 19, bukan? yang disuruh Senja kerumah Bumi?'' Tanya lelaki yang bertubuh tinggi itu dengan gaya menaruk sebelah tangannya di pintu mobil Ata.

''Iya kak??'' Tanya Ata sambil menunggu jawaban lelaki dihadapannya.

"Oh iya btw kenalin nama gue Loyaal Awan Betoveren, panggil aja Kak LAB, jadi dari tadi gue hubungi si Bumi gak bisa, kalo lo ketemu dia tolong lo bilang suruh hubungi gue balik ya ada soalan penting, oke Ta. Gue cabut ya. Thanks." Kak LAB pun menepuk pundak Ata kembali tanda dia akan berlalu dari tempatnya.

Ata semakin berpikir jika Kak LAB gak bisa hubungin Kak Bumi, apa Kak Bumi gak dirumah, tapi kenapa Kak Senja nyuruh aku kerumahnya. Akhirnya Ata masuk kemobil meletakkan tas dikursi sebelah, dan memeriksa lokasi rumah Bumi yang uda dishare location dengan Senja. Ternyata rumahnya lumayan jauh dari kampus bisa memakan waktu 30 menitan.

CALL ME ''MOM''Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang