Chapter 9

496 45 6
                                    

Didalam kamar Ata memandangi sebuah foto bayi yang berada dalam gendongan lelaki, Ata merindukan bayi itu, bayi yang selama ini dicarinya.

"Maafin Ata, Ata rindu kamu." Kata Ata. Sambil mengecup foto yang berada ditangannya.

Tanpa Ata sadari Bumi memerhatikan Ata dari cctv, ia heran siapa yang berada didalam foto tersebut. Suara tangisan Cio membuat Ata tersadar dan kembali menyimpan foto tersebut. Ata mengambil Cio dari baby boxnya dan memberikan ASI kepada Cio.

Iya, ASI Ata berhasil keluar setelah melakukan yang disarankan mbah google. #anggapsajasepertiituyawkwk

Cio meng-ASI sangat kuat, Ata mengelus kepala Cio dan mencium tangan mungil Cio yang berada digenggamannya.

"Hari ini Cio gak rewel ya sayang, makin pintar deh anak Mommy." Celoteh Ata kepada Cio.

Terdengar suara ketukan pintu terlihat seorang gadis kecil yang masuk kedalam kamar.

''Kak Ata, Cionya uda bobok ya?'' Tanya Asya.

''Iya sayang, ini Cionya lagi minum susu.'' Jawab Ata.

''Kak Ata sekalang gak sayang lagi sama Lana ya. Dulu setiap pulang dari kampus Kak Ata selalu peluk dan bobok siang sama Ata. Tapi sekalang Kak Ata sibuk sama Cio telus. '' Kata Lana dengan lugunya menyampaikan keluh kesahnya kepada Ata.

''Maaf ya sayang, Lana jangan cemburu dong sama dedek Cio. Kan Kak Ata sayang dua-duanya. Sekarang Lana bobok ya sayang.'' Jawab Ata. Lana tertidur dengan memeluk tangan kiri Ata.

Bumi masuk kedalam kamar dan ikut berbaring dipaha Ata. Ata mengelus kepala Bumi. Bumi mengambil tangan Ata dan mencium tangannya.

"Kak, skripsi lo uda siap?" tanya Ata.

"Sedikit lagi, tinggal nunggu acc dari Pak Tar aja." Jawab Bumi.

"Secepatnya disiapin kak." Kata Ata.

Disaat Ata menaruh Cio di tempat tidur baby nya. Bunyi dering ponsel Bumi terdengar, Bumi mengangkatnya, dan yang terdengar seperti percakapan pentingnya dengan kliennya.

Setelah selesai menerima telpon Bumi menelpon LAB, Ata memainkan handphonenya. Dan ia membaca berita terbaru mengenai satu keluarga konglomerat yang terbakar didalam rumah, tidak ada yang selamat.

Bumi pun menghampiri Ata, Ata yang melihat wajah Bumi tahu pasti sedang ada masalah.

"kenapa kak?" tanya Ata ketika melihat ekspresi Bumi.

"Berita yang lo baca tadi, kebakaran tersebut merupakan kebakaran disengaja, satu orang bayi selamat namun identitasnya masih disembunyikan dari publik dikarenakan batita tersebut merupakan ahli waris dari kedua orangtuanya. Orang kepercayaan konglomerat tersebut yang berhasil menyelamatkan batita itu, dan sekarang batita itu dalam bahaya, jadi batita itu akan tinggal bersama kita dengan status anak adopsi kita, ini LAB sedang otw kemari." Jelas Bumi kepada Ata.

Bel rumah berbunyi, menandakan LAB sudah sampai dan menunggu dibawah. Bumi dan Ata turun bersamaan menyambut batita yang akan menjadi bagian dari keluarga Archimedes. Ata mengambil batita yang berada didalam gendongan LAB. Batita yang berkulit putih, hidungnya mancung dan wajahnya tampan.

''Kak Bumi dengan Kak LAB, gue bawa dedeknya kekamar dulu ya mau bersih-bersih.'' Ata izin keatas dan meninggalkan Bumi dan LAB yang akan membicarakan sesuatu yang penting.

Ata yang berada dikamar meletakkan batita tampan itu. Batita itu memperhatikan Ata. Batita yang belum lancar berbicara dan baru bisa berjalan itu menatap Ata dengan mata berkaca-kaca.

"Ma..ma.." Kata Batita yang Ata sendiri belum mengetahui siapa namanya.

"Iya sayang, ini mama." Jawab Ata sambil memeluknya. Ata membuka baju, celana dan pampersnya lalu memandikannya menggunakan air hangat. Selesai memandikannya, Ata memakaikannya baju Cio yang kebesarannya dan masih baru.

"Nen...ausss.." jari kecilnya yang menunjuk kearah PD nya Ata.

"Haus ya nak, iya sedikit lagi beres, ntar kamu minum susu ya." Kata Ata sambil membereskan pakaian kotor dan perlengkapan bayi ditempat tidur. Ata melihat sebentar ke arah Cio dan Lana yang masih terlelap.

Ata menidurkannya di tempat tidur dan memberikan ASInya kepada batita itu. Batita itu meminumnya dan memegang tangan Ata dengan kuat seakan Ata akan pergi darinya. Batita itu terlelap dan tak lama ia menangis keras. Ata mengendongnya sampai menyusuri seluruh kamar, untungnya Lana dan Cio tak terganggu dengan suara tangisannya.

Bumi masuk kedalam kamar, dan pemandangan yang pertama kali dilihatnya adalah Ata yang mengendong batita malang tersebut.

"Ta. Belum tidur?" Tanya Bumi.

"Rewel adeknya kak, mungkin feeling anak itu kuat sama orangtuanya." Kata Ata.

"Hm kamu benar." Balas Bumi.

"Namanya dedeknya siapa kak?" Tanya Ata.

"Namanya Sagara Ormond Kalendra, tapi yang hanya tahu dia keturunan Kalendra itu hanya LAB, aku dan kamu. Jadi, Kalendranya bakal diganti dengan Archimedes." Jawab Bumi.

"Aga, nama panggilan yang cocok buat kamu sayang." Kata Ata dengan meraih tangan kecilnya dan menciumnya.

Ata meletakan Aga didekat Lana, jadilah Lana yang tidur diujung disebelahnya Aga dan disamping Aga ada Cio yang bersebelahan dengan Ata.

Ata memfoto ketiga buah hatinya. Dan mengepostnya di status whatsapp yang hanya dilihat oleh Bumi, Sky, Gala, Rain, Embun dan Bulan. Dengan caption "kesayangannya Ata."

Bumi berbaring disebelah Ata dengan memainkan handphonenya dan melihat status whatsapp terbarunya Ata. Bumi cemberut karena didalam foto itu tidak ada dirinya.

"Ta. Gue gue ngambek sama lo." Ketus Bumi.

"Kakak ngambek kenapa?" Heran Ata.

Bumi diam dan berbalik badan membelakangi Ata. Ata terus berpikir kesalahan apa yang dibuat sehingga membuat Bumi ngambek kepadanya. Ata memutuskan tidak ambil pusing dan membuka si aplikasi orange. Ata terhanyut didalam bacaannya. Berbeda dengan Bumi yang menganggap Ata tidak peka dan tidak berusaha membujuknya, tetapi malah tidak peduli atas aksi ngambeknya.

Bumi menarik Ata kedekatannya hingga Ata yang memegang handphonenya pun terkejut. Bumi masuk ke ceruk lehernya Ata. Deru nafas Bumi membuat bulu kuduk Ata merinding. Dengan tangan Bumi berada dipinggangnya.

"Kak, kakak kenapa sih?" Tanya Ata.

"Gue cemburu, lo gak ada waktu berduan sama gue." Jawab Bumi.

"Kakak cemburu sama anak-anak?, mereka masih kecil kak, butuh kita sebagai orangtuanya, gue juga gak lupa tanggung jawab sebagai istri, tapi maaf kalo kakak merasa tidak di perhatikan." Jawab Ata.

Suara tangisan Cio membuat pembicaraan mereka terhenti karena Ata memberikan Cio ASI. Tak lama tangisan Aga terdengar, Bumi dengan sigap mengambil Aga dan mengendongnya. Ata yang kasihan melihat Aga kehausan meminta tolong Bumi meletakkan Aga di paha kirinya. Dan Cio berada di paha kanannya. Dengan Bumi memerhatikan dua bayi yang kehausan itu.

Hingga Ata tertidur sambil menyusui, Bumi meletakkan kembali Cio dan Aga. PD Ata yang masih terbuka ditutup olehnya. Bumi memeluk Ata erat dan mencium kening Ata.

"Sweet dream Ta." Kata Bumi.

-----------------------------🎡🎡🎡-------------------------------

Semoga hari kalian menyenangkan.

CALL ME ''MOM''Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang