Chapter 6

655 59 3
                                    

Kicauan burung bersautan satu dan lainnya, seakan memberi tanda pagi ini adalah pagi yang cerah, tapi bagi mahasiswa hari senin adalah hari yang membosankan, pasalnya hari ini mereka kuliah 4 Mata Kuliah. Yang artinya kuliah sampai sore.

Ata memasuki kelas dan duduk dibangku tengah-tengah, baru sebentar Ata meninggalkan Cio dirumah bersama Mbak Lulu namun ia sudah tak sabar ingin pulang dan bertemu Cio.

Kelas pun sudah dipenuhi mahasiswa, namun sahabat-sahabat Ata belum juga datang. Mereka datang berbarengan dengan Dosen yang mengajar Mata Kuliah Hukum Laut Internasional, yaitu Pak Iqbal.

Selama proses belajar dikelas berlangsung kelas diam dan terkadang bersuara jika berdiskusi mengenai materi yang dijelaskan.

"Baiklah, kelas hari ini telah selesai. Terimakasih dan sampai jumpa minggu depan. Assalamualaikum." Kata Pak Iqbal.

Setelah Pak Iqbal keluar mahasiswa pun berhambur keluar kelas, dan diikuti oleh Ata dan sahabatnya.

Embun,Rain dan Bulan bermain mata dengan maksud mau mengintrogasi Ata. Mereka memesan mie pangsit dan teh manis dingin.

"Ta, lo harus jelasin sejelas-jelasnya sama kita bertiga, sebenarnya apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Rain.

Ata diam dan tampak berpikir harus memulai darimana ia menceritakan semua kisah mengenai dirinya dan Bumi.

Ata hanya bisa menunjukkan cincin berlian yang ada dijari manisnya.

"APA!" Embun menggebrak meja hingga penghuni kantin melihat kearah mereka semua.

"Ish lo kan, malu gue diliatin noh sama orang-orang." kesal Rain.

"Terkejut siterkejut Bun, tapi gak sampai diliatin seantero bisa." gerutu Bulan.

"Gue gak mau jelasin sebelum kalian tenang dan diam." jelas Ata.

Embun yang merasa bersalah pun menyengir kuda dan membuat jari peace kepada mereka semua. Mereka semua pun mengikuti intruksi Ata. Setelah mereka semua tenang Ata memulai ceritanya mengapa, kenapa, dan kok bisa hal yang tadi malam terjadi.

"Jadi, gue simpulin. Lo itu sekarang istrinya Kak Bumi dan jadi Ibu untuk keponakan Kak Bumi. Hal itu terjadi karena lo sayang sama Cio dan lo gak mau tinggal sama Kak Bumi tanpa ada ikatan apapun, karena lo takut dosa." Jelas Rain menyimpulkan semua penjelasan Ata.

"Tapi kita semua kesal sama lo, kenapa lo nikah gak undang-undang kita." Kata Embun.

"Eh Jaenab, kalo nikah ada persiapan disebar itu undangan, ini nikah dadakan tanpa disangka, lo kira Ata sempat-sempatnya mikirin undang-undang orang." Kata Bulan kesal melihat pola pikir Embun yang kadang kurang waras.

Ata yang merasa bermasalah pun, meminta maaf kepada sahabat-sahabatnya, sebagai permintaan maaf Ata bermaksud mengundang mereka kerumah Bumi.

"Ta, Ta itu lo liat laki lo sama dkk nya." Kata Embun dengan memainkan bola matanya kearah Bumi dkk.

Bumi yang melihat Ata dkk pun memilih tempat duduk yang berada dekat dengan Ata dkk walaupun tidak satu meja.

Bumi, Bintang, Awan alias LAB, El dan yang terakhir Senja mereka duduk dan memesan makanan.

Ata dkk pun kembali berbincang terkadang dimeja mereka terdengar suara ketawa dan suara teriak. Sangat heboh sekali Ata dan dkk. Semua itu tidak heran ulah Embun dan Rain, sedang Ata dan Bulan adalah cewek sedingin sejagat kampus Pagar Alam ini. Ata lebih senang berbicara jika tidak dimuka umum.

"Bumi, itu bukannya si Ata yang pernah nganterin proposal kerumah lo kan?" Tanya LAB.

"Hm, iya LAB. Emang kenapa?" Tanya Bumi.

CALL ME ''MOM''Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang