Chapter 10

577 34 9
                                    

"Satu-satu Lana sayang Allah, dua-dua Lana sayang Rasul, tiga-tiga Lana sayang Kak Ata dengan Kak Bumi, satu dua tiga sayang semuanya. hole Lana pintal."

Sikecil Lana bersenandung didalam mobil bersama Bumi yang sedang menyetir. Bumi yang memerhatikan dan mendengar nyanyian Lana tersenyum. Bumi merasa harus membagi kasih sayangnya ke Lana dikarenakan Ata sedang sibuk-sibuknya mengurus Cio dan Aga.

"Kak Bumi, kita mau kemana sih? kok dali tadi gak sampai-sampai?" Tanya si kecil Lana yang mulai bosan.

"Kita mau main basket, kata Kak Ata kamu suka main basket." Tanya Bumi.

"Holee kita main basket, lets go kelapangan." Kata Lana dengan antusias.

Bumi sebelum pergi sudah menghubungi anak BEBAS untuk bermain basket dilapangan biasa tempat mereka main. Sampai dilapangan Bumi melihat El, Bintang, LAB dan Senja sudah menunggu disana.

Bumi mengeluarkan barang-barang keperluan Lana seperti tempat minum, tempat roti, handuk kecil, baju ganti, dan susu nya. Seperti sugar daddy ya guys hehe.

LAB yang menyaksikan pun terheran, karena Bumi nampaknya bukan mau bermain basket lebih tepatnya piknik dilapangan sambil melihat orang bermain basket wkwk.

"Wih sugar daddy banget ni." Kata El mengolok-ngolok Bumi.

"Gue mau dong jadi sugar babynya Bum." Sambung LAB.

"Ingat kata Ata bahasa alien kalian dijaga ntar itu si Lana pulang-pulang bawa bahasa alien kena lo lo pada." Nasehat Senja kepada El dan LAB.

Bintang membantu Bumi meletakkan barang Lana. Lana mengambil bola dan mencoba melempar bola ke ring khusus anak-anak. Sayangnya bola itu tepat sasaran dan mengenai kepala LAB. Wkwkwk, kasian sekali everybody.

"Kakak senyum manis, Lana minta maaf, Lana gak sengaja tadi." Kata Lana mendekat ke arah LAB dan meminta maaf atas perbuatannya yang tak sengaja.

"Gak papa kok sayang, Kakak LAB nya baik-baik aja kan bolanya bukan batu hihi." Jawab Bintang.

"Iya emang bukan batu woi, tapi kepala gue gak sekeras batu." Balas LAB.

"uda gede kok pada belantem sih, gak malu apa sama Lana yang masih kecil ini." Kata Lana.

"Iya emang ni kakak-kakaknya gak malu, badan aja yang besar tapi otaknya gak dipake." Jawab Bumi.

Mereka bersiap siap bermain main kecuali Bumi dan Lana yang bermain berdua, nanti mereka semua bakal ganti-gantian bermain bersama Lana.

Permainan basket selesai. Bumi menyuapi Lana roti dan susu yang disiapkan Ata. LAB dan El pergi membeli minum sambil berbincang.

"Menurut gue si Lana itu bijak bener diusia dia yang masih batita, gue salut dengan didikan Ata ke Lana, jarang ada anak-anak yang meminta maaf dengan ngucapin makasi." Kata El.

"Iya sih bener, gue juga salut sama Bumi, sekalinya gak pernah dekat sama cewek waktu dapat ceweknya paket komplit lagi, mau ngurusin anak yang bukan anaknya, uda jadi kakak sekaligus ibu buat adiknya. Emak LAB minta kawin." Kata LAB.

"Kawin kawin dikepala lo, nikah dulu woi baru kawin." Ejek El.

"Doain gue ya semoga Embun membuka hatinya untuk gue." Kata LAB.

Tanpa terasa jam sudah menunjukkan jam 5 sore yang sebentar lagi mau magrib. Bumi dan Lana pamit pulang.

"Bro and sis gue balik ya, makasi buat hari ini." Kata Bumi kepada temantemannya.

"Terimakasih kakak-kakak, hati-hati dijalan. Nanti kita main lagi ya." Kata Lana sambil berjalan menyalami El, LAB, Bintang dan Senja.

-POV EMBUN
Aku berjalan menyusuri jalan, baru selesai membeli ice cream. Ice cream adalah obat yang tepat untuk menyembuhkan luka. Luka yang selama ini aku simpan dalam-dalam. Luka yang selama ini kututupi dengan tertawa riang. Aku bahagia akhirnya Ata menemukan kebahagiaannya. Setiap dari kami mempunyai luka masing-masing. Aku pernah berharap semoga suatu saat Tuhan memberikan kebahagiaan kepadaku.

CALL ME ''MOM''Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang