JKTS | Bagian Dua

49 25 25
                                    

Siap lanjut ke bab dua gak nih?

Yang belum vote bab sebelumnya silahkan vote dulu karena itu sebagian dari tata cara baca ceritaku:)

Jangan jadi pembaca gelap manteman!

Gelap-gelapan dosa loh

__________________________________

Selamat membacaaaa

Hari kedua MPLS berlangsung. Kara buru-buru turun dari angkutan umum yang membawanya ke halte dekat sekolah. Ia berlari sekuat tenaga karena takut terlambat. Benar saja, jika 1 detik lagi dia tidak sampai di gerbang dia sudah terlambat. Ia sangat bersyukur dan bisa sedikit bernapas lega. Sebenarnya masih belum, karena dia harus menjangkau kelasnya yang agak jauh dari gerbang sekolah. Ia berlari tanpa henti dan tanpa sengaja menjatuhkan sesuatu di koridor namun ia tak sadar.

"Hufttt." Ia menghembuskan napas panjang saat sampai di depan kelas.

Sembari menetralkan napasnya, ia berjalan pelan menuju bangkunya. Seisi kelas menatapnya sinis. Mungkin karena masalah kelompoknya kemarin yang dengan segera menyebar ke seisi kelas.

Kara tidak mau ambil pusing terhadap masalah itu. Prinsipnya adalah, 'kalau mereka tidak suka aku tidak peduli, yang aku pedulikan hanya hidupku yang harus terus berjalan dengan ucapan kosong dari mereka'. Cukup mengesankan bukan? Kara adalah seorang yang berpegang teguh pada apa yang telah ia putuskan sebelumnya.

Tak lama setelah itu, Azel datang. Ia melirik Kara yang tengah meletakkan kepalanya di meja dengan tatapan seakan bertanya, apa yang terjadi padanya? Tak berani bertanya, Azel hanya diam dan memperhatikan gerak-gerik teman sebangkunya itu.

"PENGUMUMAN BAGI SELURUH PESERTA MPLS, HARAP SEGERA MENUJU KE LAPANGAN UPACARA KARENA KITA AKAN MELAKSANAKAN APEL PAGI."

Suara speaker di depan kelas terdengar begitu menggelegar disusul dengan suara sepatu bergesekan dengan lantai dari halaman kelas X MIPA 4. Siswa kelas sebelah sudah bersiap mengikuti apel, begitupun siswa kelas X MIPA 4.

Azel hendak menyusul teman-temannya yang telah pergi terlebih dahulu, namun sebelumnya ia melirik Kara yang hanya diam. Terpaksa Azel menepuk bahu cewek itu, dan ternyata Kara tertidur.

"Kara! Hey!" Sembari melihat sekelilingnya mana tahu ada teman sekelasnya yang kembali tapi justru tidak ada yang kembali ke kelas, mungkin apel sudah di mulai.

Karr!! Bangun!!" Azel mengguncangkan badan Kara pelan.

"Ehh? Kenapa?" Kara mengucek matanya.

"Kamu ketiduran?" Ujar Azel
basa-basi

"Iya maaf, kenapa?"

"Apel sebentar lagi mulai, ayo ke lapangan!"

"Astaga, yaudah ayo." Kara beranjak dari duduknya dengan langkah sedikit terhuyung-huyung. Azel pun menyadari hal itu.

"Kamu kenapa?"

"Nggak apa-apa."

"Tunggu, itu bibir kamu pucat. Kamu sakit?" Azel menyipitkan matanya.
Kara reflek menyentuh bibirnya sendiri dan bercermin menggunakan ponselnya.

Jika Kita Tak SemejaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang