🏘️ Alex

109 19 14
                                    

Mijoo menatap heran dua orang yang duduk di hadapannya. Satunya berpakaian mewah ala bos, satunya lagi masih bocah dan wajahnya blasteran.

"Maksudnya apa nih manggil gue kesini?" Tanya Mijoo pada Hoseok. Keduanya mulai berbincang santai karena sering bertemu dan semakin akrab.

"Anak kakak gue, dia pengen sekolah di sini. Tapi sekolahan yang dia pilih jauh dari rumah gue."

"Nih anak bule?"

Hoseok mengangguk, "Ada darah jermannya."

"Terus, lo bawa kesini buat apa? Dia ngelamar kerja di kafe gue?"

"Nggak. Gue minta tolong aja bantuin nyari kosan buat dia. Sekolahnya deket kosan lo deh kayaknya. Siapa tahu di kosan lo masih kosong."

Mijoo menatap bocah bule itu selama beberapa saat. Kemudian ia mengambil ponselnya dan mencari sesuatu.

"Wie... Wie heist du?"

Bocah itu tersenyum, "Alex."

"Oh, Alex. Oke oke, bentar."

"Wie alt bist du?"

Alex terkekeh kemudian menjawab, "Umur saya 16 tahun."

Mijoo melotot saat mendengar Alex bisa berbahasa Indonesia dengan lancar. Ia lalu mengalihkan pandangannya pada Hoseok.

"Sialan kenapa nggak bilang kalo ini bule bisa bahasa Indonesia? Gue malu anjir."

Hoseok tertawa terbahak-bahak, "Lo punya malu juga?"

Kemudian alex menyahut, "Tidak lancar, tapi saya bahasa Indonesia bisa."

"Tugas gue nyariin kosan doang kan?" Tanya Mijoo.

Hoseok mengangguk, "Tapi sekalian nitip dia sih. Kan sekosan tuh, jadi minta bantuannya aja."

Mijoo mengangguk mengerti kemudian menatap Sungjun, "Tunggu aja di sini atau kalo main silakan. Gue balik ke kosan malem nggak apa-apa kan?"

Hoseok langsung menahan Mijoo ketika pemilik kafe itu bangkit hendak kembali mengurus kafenya. "Hari ini sama besok biar gue yang ngawasin karyawan lo. Sekarang pulang aja sama Alex, besok juga minta tolong anterin Alex ke sekolah buat daftar dan ngurusin administrasinya."

"Kenapa besok nggak sama lo aja?"

"Gue juga harus nungguin akademi lah. Lagian gue juga nggak paham ngurusin masalah anak sekolah gini."

"Lah lu kata gue paham? Besok di sekolahan gue malah bikin masalah berarti salah lo ya?"

"Usahain jangan lah. Lo udah tua gini masa masih nyari masalah di sekolahan."

"Sialan emang lo," katanya sambil melepas apron kemudian menyerahkannya pada Hoseok, "yuk, Lex, ikut Mamah pulang," katanya sambil berjalan pergi meninggalkan Hoseok.

Alex berpamitan pada pamannya kemudian menyusul Mijoo yang entah mengapa jalannya sangat cepat. Hoseok tersenyum melihat kedua sosok itu kemudian memakai apron Mijoo dan berjalan ke konter.

"Alex punya helm nggak?" Tanya Mijoo sewaktu di parkiran. Alex membalasnya dengan gelengan kepala.

"Hm... bisa sih lewat jalan tikus biar nggak kena razia. Tapi nanti pegangan yang erat soalnya jalanannya jelek banget. Sayang ntar motor gue kotor. Masih kredit nih," lanjut Mijoo.

Alex terkekeh kemudian naik ke boncengan ketika Mijoo mulai menyalakan mesin motor. "Yuk, cuss berangkat!"

Selama menginjakkan kaki di Indonesia, baru kali ini Alex menaiki wahana roller coaster versi sepeda motor. Jalanan yang dilewati Mijoo benar-benar hanya muat satu ban saja, jadi setiap ada motor dari lawan arah, Mijoo cepat-cepat tancap gas agar bisa berhenti di halaman rumah orang baru setelah itu kembali ke jalanan.

[1] Slice Of Life : BONG'S HOUSE✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang