🏘️ Tag

184 28 22
                                    

Semenjak kejadian telepon yang bolak-balik dimatiin dulu waktu itu, Tag jadi nggak berani nelpon orang.

Beneran.

Tiap ada orang yang nelepon dia, pasti di-reject terus di-chat, "Chat aja, jangan nelpon gue lagi. Trauma."

Entah emak-bapaknya atau bahkan dosennya, semuanya dia tolak. Setakut itu Tag sama sebuah panggilan telepon gara-gara tiga orang yang seenak jidat matiin panggilan padahal Tag tinggal nunggu jawaban.

Mending centang dua daripada dimatiin di tengah-tengah telepon. Centang satu pun nggak apa-apa asalkan jangan telepon.

Trauma banget kayaknya.

Tag yang lagi enak-enaknya rebahan di sofa depan TV, dibangunin sama mbok-mbok asisten rumah tangga.

"Mas, itu hapenya bunyi terus dari tadi," kata si Mbok.

Tag ngelempar kacang ke mulutnya tanpa memindahkan matanya dari TV, "Udah biarin, Mbok. Saya nggak nerima telepon."

Si Mbok ngangguk aja terus balik ke lantai dua buat ngepel. Ponselnya Tag bunyi lagi. Ini adalah panggilan ke-entah yang berapa kali karena si Mbok bener-bener udah pegel seharian bersihin rumah ditemenin suara ringtone lagu rock Jepang.

Si Mbok jalan ke pinggiran tangga lalu melongok ke bawah, "Mas, ini hapenya nyanyi terus loh dari tadi pagi. Nggak kasian apa ini 'mas'nya nyanyi terus nggak sempet minum."

Lama-lama Tag pegel juga diteriakin si Mbok tiap ponselnya bunyi. Akhirnya dia matiin TV lalu jalan ke atas sambil nutup toples kacang lalu beralih gendong toples kerupuk ke atas.

"Si Mbok nggak asyik. Youngtaek lagi asyik nonton berita," keluh Tag sambil makan kerupuk.

Tiap di rumah, Tag kebiasaan nyebut dirinya dengan nama di depan si Mbok. Karena sejak kecil, dia mainnya sama si Mbok.

"Ya si Mas sih nggak diangkat aja teleponnya. Kalo bunyinya campursari gitu, Mbok nggak akan manggil Mas. Kan lumayan Mbok bisa ikutan joget, tapi itu lagunya Inggris, Mbok nggak paham."

"Itu lagu Jepang, Mbok. Yang nyanyi One ok Rock, beuh keren banget!"

Si Mbok mendorong Tag ke kamarnya, "Udah sana itu hapenya dimatiin dulu apa dibanting aja biar nggak berisik," canda si Mbok.

"Yeee nggak bisa gitu dong. Nanti Youngtaek nggak bisa chattingan sama gebetan dong."

"Halah, mau nembak dari dulu nggak berani terus gitu kok."

Tag manyun satu meter. Ya, bener juga, sih. Udah berkali-kali dia pengen nembak, tapi nggak berani terus. Sekalinya yakin mau nembak, eh teleponnya dimatiin tiba-tiba sama doi.

Tuh, kan. Pasti nyalahin telepon lagi.

Tanpa merespon ucapan si Mbok, Tag masuk ke kamarnya dan langsung ngambil ponsel yang entah kenapa ada di kolong kasur.

'Pak Kumis Kucing'

Tag langsung nepuk dahinya. Baru inget kalau dia pernah minjem buku ke dosennya ini sejak tahun kedua kuliah sampai sekarang belum dibalikin. Wah, jangan-jangan ditagih nih.

Tag langsung menekan tombol merah dan mengirim pesan ke dosennya. Dia duduk di pinggiran jendela sambil sibuk chattingan sama Bapak Kumis Kucing.

Setelah selesai negosiasi sama si Bapak, dia ngebuka instagram. Postingan paling atas pas banget postingannya Juri.

Makin cantik aja doi.

Matanya seketika melotot waktu baca salah satu komentar.

Jjurii_

[1] Slice Of Life : BONG'S HOUSE✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang