🏘️ Ayup

153 24 11
                                    

Kosan masih agak sepi karena anak kuliahan masih belum balik. Awal semester perkuliahan baru di mulai nanti pertengahan September. Jadi, mereka masih libur dan lagi asyik goleran di rumah.

Selain para penghuni kos yang udah kerja, anak sekolahan udah balik semenjak Juli lalu. Ada juga Mijoo dan Suyun di kosan. Mijoo yang sibuk ngurusin kafe barunya hasil dari melas ke pemilik gedung, dan Suyun yang masih coba daftar ke PTN manapun tapi belum lolos juga.

Parkiran kosong. Sepeda motor milik anak-anak kosan dibawa pergi sama pemiliknya masing-masing. Satu-satunya yang ada di kosan cuma Suyun. Bocah tiang yang selama berbulan-bulan ini betah banget nolep di kosan.

"Mbok Idah masak apa ya hari ini?"

Suyub ngelap ilernya lalu berubah posisi menjadi duduk. Setelah memeriksa wajahnya di kaca -yang udah pasti masih bengkak dengan sisa iler mengering diujung bibir- Suyun berjalan keluar kamar masih dengan matanya yang merem melek.

Nggak sengaja dia papasan dengan sepupu jauhnya Jaehyun, yang demi apa pun nyebelin banget sampai ke ubun-ubun. Dahyun kenal sama cowok itu, karena dia alumni sekolahan kakaknya Dahyun.

"Mulut sepedes paqui gitu dibilang kalem. Duh, Dek, kamu mainnya kurang jauh," begitu tanggapan Suyun waktu Dahyun bilang kalau cowok itu kalem.

Merasa diperhatiin, cowok itu membalas tatapan Suyun. Tangannya masih sibuk nyiram bunga.

"Apa lu liat-liat?" Sungut Suyun.

Si cowok diem aja. Lanjut nyiram bunga lagi.

"Dih, dikacangin gue."

Sekarang si cowok noleh ke arah Suyun lagi. "Pagi-pagi jangan ngajak ribut. Sana lap dulu iler lo yang belepotan itu."

Suyun langsung ngelap ujung bibirnya memakai lengan bajunya. Karena kesal, dia memutuskan untuk pergi ke ruang makan cepet-cepet.

Baru aja paginya dimulai dengan manusia nyebelin, Suyun lagi-lagi disambut dengan cowok aneh dan creepy waktu masuk ke ruang tamu.

"Oh jadi yang kecil ini biasanya nongkrong di atas kulkas?"

Suyun melotot. Cowok itu menoleh karena sadar akan keberadaannya. Suyun makin pengen lari waktu cowok itu mulai menunjukkan senyuman tipisnya.

"Hai, tinggal di kosan ini juga?"

"I-iya," jawab Suyun ragu-ragu.

Cowok itu ketawa pelan, "Aku nggak nanya kamu. Aku nanya sama cewek yang di belakang kamu. Geser dikit, dia mau lewat."

Suyun noleh ke belakang, tapi nggak ada siapa-siapa di belakangnya. Lagi-lagi matanya melotot karena baru menyadari apa yang dimaksud cowok itu.

"Si-siapa?" Tanya Suyun lagi.

"Duh, kamu susah dibilangin. Geser dikit dong," ujar si cowok, lalu ia melanjutkan dengan nada lirih, "dia nggak bisa lihat jalan, soalnya matanya ilang."

•••

Beberapa jam sebelumnya...

Cowok berbibir tebal itu selesai mengepak kardus terakhirnya yang berisi buku-buku tebal bersampul serba gelap. Dia mendesah lega lalu duduk di pinggiran kasurnya.

"Padahal udah mulai nyaman di sini, tapi gara-gara dia, aku harus pindah kosan lagi."

Lalu dia berdiri. "Uti, Uyu, Uwo, kalian di mana?"

Nggak terjadi apa-apa. Panggilannya tak berbalas. Tapi setelah itu, gorden kamar tersibak padahal tak ada angin yang berhembus.

[1] Slice Of Life : BONG'S HOUSE✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang