Rival II

735 85 3
                                    

Sebenarnya Rosé sangat tidak menyukai keluarga dari pihak ibunya, ya termasuk keluarga Lisa. Bukan tanpa alasan, justru sangat banyak alasan yang membuat Rosé tak menyukai mereka. Bagi Rosé keluarga dari pihak ibunya adalah kepalsuan.
Semuanya palsu entah yang muda atau yang tua. Bila ada suatu pertemuan acara keluarga makan mereka akan berlomba-lomba memuji Rosé dan kedua adiknya, ya itu dilakukan tentu mengharapkan imbalan.

Mereka semua tentu tau bahwa Rosé dan kedua adiknya adalah ahli waris seorang Park Seojoon yang memiliki kekayaan yang sangat besar, dan Rosé dan kedua adiknya adalah cucu kesayangan sang kakek. Bahkan dulu ketika adik bungsunya baru lahir Kakeknya memberikan helikopter sebagai hadiah kelahiran. Dan tentu saja mengetahui kebaikan kakeknya dari pihak Ayah-nya itu semua keluarga dari pihak ibunya berlomba-lomba berbuat baik berharap akan dipandang baik oleh kakeknya.

"Junghwan kamu ngapain?" Tanya Rosé.

Begitu memasuki rumah Rosé melihat adik bungsunya itu sedang mengobrak-abrik kulkas.

"Kemarin kayaknya Daddy pulang bawa donat deh kak, aku lihat Daddy masukin donatnya ke kulkas tapi kok sekarang gak ada." Jawab Junghwan.

Sepertinya Daddy nya itu lupa bahwa adiknya yang satu ini sangat peka akan kehadiran makanan apalagi yang dinamakan donat. Lagian Daddy nya juga membelikan Mommy kenapa si bayi sapi ini tidak dibelikan juga.

"Udah dimakan orang kali dek donatnya. Nanti kakak beliin ya." Ucap Rosé lalu menghampiri Junghwan.

Junghwan menatap Rosé dengan tatapan berkaca-kaca, Rosé langsung memeluk adiknya itu.

"Eeh jangan nangis, ke kamar Kakak yuk kayaknya di kulkas kamar kakak ada donat deh sempet dibeliin kak Jaehyun. Yuk!" Rayu Rosé.

Junghwan melepaskan pelukan Rosé lalu menatap Rosé dengan tatapan berbinar.

"Beneran? Di kamar kak Oje ada donat?" Tanya Junghwan antusias.

Rosé mengangguk sebagai jawaban, tanpa berlama-lama Junghwan langsung berlari menaiki tangga menuju kamar Rosé, sedangkan Rosé hanya menggelengkan kepalanya menatap adiknya. Junghwan memang secinta itu dengan makanan.

Hendak menyusul Junghwan ke kamarnya langkahnya terhenti ketika adiknya yang satu lagi memasuki rumah dengan wajah kusutnya.
Pemuda dengan seragam yang sama dengan Rosé itu hendak naik ke lantai dua juga, namun berhenti kala menyadari bahwa kakaknya sedang menatapnya tajam.

"Kenapa itu muka babak belur?" Tanya Rosé.

"Gak papa. Jatuh dari motor doang." Jawabnya dengan suara berat.

"Daddy bahkan kasih kamu mobil sebagai fasilitas buat kamu main juga berangkat dan pulang sekolah, gimana ceritanya jatuh dari motor? Motor siapa yang kamu pakai?"

Pemuda itu meringis menyadari kebodohannya,Rosé dalam mode mengintimidasi seperti ini sangat menyeramkan.

"PARK JISUNG JAWAB KAKAK!!" Rosé berucap penuh penekanan.

"Tadi abis tawuran." Jawab Jisung pelan.

Rosé terkekeh lalu bersidekap dada menatap adiknya yang hanya menundukkan kepala tak berani menatapnya.

"Balapan, tawuran, main ke club malam, party gak jelas, main jalang. Kamu mau jadi apa?"

"Aku gak main jalang kak." Bantah Jisung.

"Terus ngapain sama para jalang itu? Gak mikirin perasaan Daddy? Gak pikiran perasaan Mommy? Kakek juga gak kamu pikirin? Kakak diemin kamu selama ini bukannya kakak gak peduli atau gak tau, kakak tau. Kakak pikir kamu bakal sadar dengan sendirinya tapi apa? Malah makin gak karuan kelakuan kamu. Jujur sama Kakak kemarin kamu ikut balap liar kan?" Rosé benar-benar marah dengan kelakuan adiknya yang satu ini, kemarahan semakin meningkat kala adiknya mengangguk.

LOVE ROSEANNE PARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang