11

552 91 13
                                    

Vano memberikan teh hangat pada Jean.

"Lo gapapa Je?"

Jean menatap Vano, cowok itu seperti orang bingung.

"Affan siapa dah?" Tanya Alvin.

Arumi baru keluar dari ruang ganti.

"Aku duluan kak, nanti baju ini besok aku balikin kesini"

"Jangan ke kelas dulu Arumi, kalau perlu bolos pelajaran aja" ucap Vano.

"Lho? Kenapa kak?"

"Perbuatan mereka udah kelewatan. Dan harus di aduin ke guru bk"

"Emang guru bk mau dengerin? Emang kakak fikir tadi gak ada guru yang lewat? Ada kak, tapi mereka pura pura gak tau karna aku anak beasiswa" ujar Arumi sambil terkekeh pelan. 

Alvin dan Vano menatap Arumi miris.

Arumi pun pamit dan keluar dari UKS.

***

Arumi pun masuk ke kelasnya. Ternyata sudah ada guru yang mengajar.

"Arumi! Kemana aja kamu! Gak dengar sudah bell masuk? Dan lagi apa apaan pakaian kamu itu? Mana seragam kamu"

"Maaf pak tadi saya...."

"Bapak gak butuh alasan kamu ya! Sekarang kamu berdi-,"

"Berdiri di lapangan sampe jam istirahat? Iya pak saya laksanain" potong Arumi dengan nada suara yang begitu datar.

Semua anak kelasnya pun terdiam dan merasa gak enak dengan Arumi.

Arumi pun kembali turun dan meletakkan tasnya. Ia berdiri di dekat tiang bendera dibawah terik matahari.

"Haahhh..... Dulu buyut gue punya kesalahan apa ya sampe seluruh kesialannya harus kena gue" oceh Arumi sambil terkekeh pelan.

***

Arumi memandang teriknya matahari. Keringat mengalir pada keningnya.

Bell Istirahat pun berbunyi, ia menghela nafas lega.

Tak lama seseorang menyodorkan air mineral padanya.

"Kak Jean?"

"Haus gak?" Ujar Jean dengan senyum manis.

Arumi pun menerima air dari Jean.

"Kakak udah gak papa?"

"Ngobrol nya jangan disini yuk, panas"

"Ehh iya kak"

***

Jean mengajak Arumi ke sebuah bangku beton dibawah pohon. Tak lama ia mengeluarkan dompetnya dan mengeluarkan sebuah kartu pokemon.

"Ini hadiah terakhir dari Affan"

"Affan siapa kak?"

"Affan sahabat gue. Dulu dia kena bully juga sama kayak lo. Satu sekolah gak ada yang mihak dia kecuali gue, dan lagi orang tuanya yang nuntut dia buat jadi pintar"

FelicityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang