Jean berjalan masuk ke sekolahnya. Sepertinya dia benar benar datang terlalu pagi. Akhirnya cowok itu berjalan mengelilingi lorong dan tak lama mendengar dentingan suara piano.
Jean mengintip ke ruangan musik. Disana ada Arumi yang bernyanyi dengan suara yang begitu lembut dan dentingan piano yang begitu indah.
Cowok itu termenung karna menikmati permainan dan suara Arumi.
Tak lama mata mereka bertemu dan sontak membuat Jean bersembunyi.
"Aduh, ketauan ya" omel Jean untuk dirinya sendiri.
Jean pun berjalan menunduk dan menjauh dari ruang musik.
"Jean!" Panggil seseorang membuat langkahnya terhenti. Ia melihat Cindy.
"Pagi..." Sapa Cindy dan langsung menggandeng lengan Jean.
"Pagi" jawab Jean.
"Kita sama sama kepagian ya je, ehh aku punya rekaman permainan piano aku tadi malam. Mau lihat gak?"
"Boleh"
Mereka pun duduk di kursi untuk menonton video. Dari kejauhan seorang gadis yang berdiri di depan pintu ruang musik hanya memperhatikan mereka.
'tadi yang di jendela kak Jean kan?' batin gadis itu.
***
Bell pelajaran pun usai, Arumi masih dikursinya dan mencatat pelajaran di papan tulis.
Tak lama seorang anak cewek mengambil pulpennya.
"Gausah sok rajin deh" cemooh cewek itu dan duduk di meja Arumi.
"Pulpen lo mau gue tuker gak sama pulpen gue yang dari London?"
"Ck, balikin pulpen gue. Gue pengen nyatet" ujar Arumi malas.
"Balikin?" Cewek itu pun merampas tempat pensil Arumi dan melemparkannya pada temannya temannya pun membawa lari tempat pensil Arumi.
"Ambil sana kalau bisa" ledeknya.
Arumi pun berlari mengejar cewek itu.
"Hahaha kejar sini kalau bisa"
Arumi berdecak kesal dan mempercepat larinya hingga akhirnya bisa menyusul dan menarik lengan cewek itu.
"Sini gak!"
"Ish!"
Tempat pensil itu pun terbuka dan semua isinya berserakan. Cewek itu merasa kesal karna cakaran ditangannya dan langsung menginjak injak alat tulis Arumi yang berserakan.
Murid murid yang lewat hanya melihat karna satu sekolah sudah tau rumor tentang Arumi. Bahkan ada yang tertawa.
Arumi menatap cewek itu, matanya mulai berkaca-kaca.
"GUE SALAH APASIH SAMA LO!" Pekik Arumi membuat cewek itu terdiam.
"Apa salahnya sih kalau gue orang miskin! Apa salahnya kalo gue dapet beasiswa. Apa beasiswa itu sebuah dosa? Hiks..... Gue cuma pengen belajar dengan tenang disini, walau kalian jijik sama gue tapi tolong gausah usik gue" ujar Arumi dan langsung menangis sejadi-jadinya.
Kebetulan mereka berada di koridor kelas 11 dan disana ada Jean dan teman temannya yang sedang bercanda di depan kelas.
Semua murid yang melihat hanya diam. Cewek itu pun merasa malu dan langsung meninggalkan Arumi. Arumi pun berjongkok dan membereskan alat tulisnya yang berserakan dan kotor karna injakan.
Semua murid hanya menatap Arumi prihatin. Begitu pun Jean dan teman temannya.
Tak lama Vano berdiri dan langsung menghampiri Arumi. Cowok itu langsung membantu Arumi tanpa berkata sepatah katapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Felicity
Teen Fiction"Because you're my felicity" -Jeanile Alvar- *Notes* Silahkan baca STEPBROTHER's dlu gaes. biar gak bingung biar nambahin pembaca juga sih awowkowkow//plak! Intinya author dah kasih tau ya, ada yang kebingungan gue tampol. Canda tampol :v