13

772 96 33
                                    

Jevana yang asik berkumpul dengan teman temannya.

"Jeva! Itu kan album baru! Keren banget"

"Iya ih! Lo beli berapa? Nanti gue minta sama papa ah"

"Mau lihat dong Jeva!"

"Boleh boleh"

Jeva pun memberikan albumnya.

"Gila! Keren banget sih"

Anak anak cowok yang asik berkumpul dibelakang memperhatikan anak anak yang asik mengerubungi meja Jevana.

"Jeva cantik gak sih kata kalian?"

"Jangan ditanya, banget malah"

"Ehh, dia kan udah punya pacar. Anak sma, iya gak vid?"

"Ck, bacot lo" ketus David dan memperhatikan Jevana.

'napa lo lebih notice cowok khayalan lo daripada gue yang jelas jelas suka sama lo sih je' batin David.

David pun beranjak dari duduknya dan menghampiri kerubungan anak cewek.

"Apaansih kalian, enggak banget deh. Walau mereka hidup mereka juga gak kenal lo pada" ujar David.

"Yeuh! Apaansih David! Mulai deh lemesnya"

"Tau! Pantes Jeva kesel sama lo!"

Jevana hanya memutar bola matanya. Ia benar benar malas meladeni sikap caper David.

David pun mengambil album milik Jevana.

"Apaansih? Majalah apaan ini?"

Jevana pun bangun dan mengambil albumnya.

"Sini gak! Balikin"

"Apaansih! Liat doang"

"Balikin!"

'breeetttt!"

Semua orang langsung terbelalak melihat albumnya robek.

Jevana menatap David kesal, bibirnya bergetar dan langsung menampar pipi David.

"LO KENAPA SIH! PUNYA DENDAM APASIH SAMA GUE! BENCI GUE SAMA LO!" bentak Jevana dan langsung membawa tasnya dan meninggalkan kelas.

"Tau lo sih vid! Maksudnya apasih begitu?"

"Kalau suka sama Jeva gak begitu caranya, pantes dia ilfil sama lo"

"Lo tau gak harga album itu berapa? Bukan puluhan ribu"

David tercengang melihat Jevana marah. David termenung, bukan karna harga albumnya tapi wajah Jevana yang marah padanya.

***

"Jean pulang" ujar Jean dan membuka pintu. Alvin dan Vano pun ikut masuk.

Hari ini Jean memang sedang libur les.

Jean melihat Jevana dengan rambut acak acakan dan wajah yang memerah seperti habis nangis.

"Jeva? Tumben pulang cepet. Biasanya main dulu" sapa Jean.

Jevana hanya terdiam dan masih menonton TV dengan wajah kesal.

Jean pun duduk disamping Jevana.

"Lagi kesel sama siapa?" Tanya Jean.

"Duhh, dedek Jeva cember-,"

FelicityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang