---satu---

41.5K 2.3K 39
                                    


Cerita ini hanya fiksi yang tidak ada hubungannya dengan tokoh asli, organisasi, kelompok, kejadian tertentu dan lain sebagainya. Harap pembaca bijak dalam menanggapi cerita.


jangan lupa  buat follow akun ini yyaa, terimakasii!♡

Abimanyu Lingga Pandega. Laki laki yang memiliki rahang tegas itu berjalan ke dalam rumah seusai memarkirkan mobilnya di garasi. Hari ini jadwalnya di rumah sakit lumayan padat karena ada kecelakaan beruntun yang di sebabkan oleh sepeda motor.

Telat dua menit saja sudah membuat Abi misuh misuh karena ingin cepat cepat pulang. Makanya jangan tanya perasaan Abi setelah dua jam lebih dirinya harus berada di rumah sakit padahal sudah jam pulang.

Baru saja Abi membuka pintu rumah, dirinya sudah kembali meredam emosi setelah melihat kekacauan yang terjadi. Rumahnya sangat amat luas, tapi entah kenapa hari ini malah terlihat seperti kandang babi.

Sementara itu dari ambang pintu, Abi bisa melihat seseorang yang sedang santai duduk di atas sofa. Sepertinya dia baru saja habis mandi mengingat rambutnya yang dia gulung menggunakan handuk.

"Ekhem." Abi masuk dengan kedua tangan yang ia masukan ke dalam kantong celana. Wajahnya merah padam, tanda kalau dia benar benar marah sekarang.

"Eh, kok udah pulang?" Bukanya bergegas, perempuan itu malah bertanya.

"Sera."

"Iya, mas?"

"Ini rumah atau kandang babi? Bisa bisanya kamu nyaman duduk, sementara
barang barang berserakan kayak gini." Nada bicara Abi memang terkesan santai, namun jangan tanya bagaimana ekspresi wajahnya sekarang.

"Eum itu, sebenernya gini mas. Tadi tuh aku kan baru pulang dari cafe, nah ada temen temen aku main. Ini baru aja mau aku beresin, tapi mas Abi keburu pulang hehe." Ujarnya dengan raut wajah tidak berdosa. Tatapan polosnya membuat Abi ingin menelan Sera bulat bulat.

"Pokoknya saya gak mau tau. Beresin ini semua atau—" Abi menghela nafasnya kasar. "Atau kamu yang saya habisin."

"Iya nanti aku beresin kok, mas Abi tenang aja."

"Sekarang, Sera."

"Tapi ini acara survival di tv baru mulai, aku mau nonton dulu." Rengeknya.

"Saya bilang sekarang!" Marah Abi.

"Iya iya oke. Jangan marah marah." Sera bangun dari sofa lalu segera memungut beberapa sampah yang ada di lantai.

Abi melonggarkan ikatan dasinya. Seharusnya Sera tahu kalau Abi tidak suka kotor dan berantakan. Tapi hari ini Abi malah disuguhi pemandangan yang sangat tidak layak lihat.

Sementara perempuan yang berusia 5 tahun lebih muda dari Abi itu hanya bisa menggerutu. Tidak pernah Abi sangka sebelumnya kalau dia akan menikahi perempuan yang memiliki pribadi yang sangat pemalas bukan main.

"Kamu tuh bukan anak remaja lagi, jangan seenaknya gini dong. Kalo tiba tiba orang lain liat kan gak enak, Sera." Ujar Abi dengan suara yang lebih lembut.

"Yaudah iya, aku minta maaf."

Abi mengacak rambut Sera. "Beresin yang bener, awas aja kalo gak bersih."

"Iyaaaa suamiku."

----

Malamnya Abi baru saja selesai membersihkan diri, dia duduk di balkon dengan secangkir kopi hitam kesukaannya. Sera sendiri heran kenapa Abi begitu menyukai kopi hitam, padahal rasanya pahit. Tapi Abi pernah bilang katanya kopi hitam itu enak, tergantung cara orang menikmatinya.

IDEAL HUSBAND [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang