---sepuluh---

11.4K 1.1K 80
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Cerita ini hanya fiksi yang tidak ada hubungannya dengan tokoh asli, organisasi, kelompok, kejadian tertentu dan lain sebagainya. Harap pembaca bijak dalam menanggapi cerita.

----

Pukul 2 malam, Abi terbangun karena Sera sedari tadi gelisah dalam tidur nya. Dia juga menggumam kan hal hal yang tidak jelas seperti menggumamkan kata 'mama'  sehingga membuat Abi sedikit terganggu.

"Ra, hey bangun." Abi mengguncangkan tubuh Sera.

Sera membuka mata nya lantas melihat Abi yang sedang menatapnya dengan tatapan khawatir. Pelipis Sera berkeringat, membuat Abi mengusap kening Sera.

"Kenapa?" Tanya Abi.

"Gak apa apa." Sera tersenyum tipis.

"Kenapa sayang?" Tanya Abi sekali lagi.

"Gak apa apa mas cuman mimpi buruk aja." Ujar Sera lalu mengubah posisi nya menjadi duduk dan menyandarkan tubuh nya ke kepala ranjang.

"Mimpiin mamah ya?" Ujar Abi.

Sera mengangguk. "Aku mimpiin lagi soal kecelakaan itu, aku takut."

"Jangan takut, gak usah di inget inget lagi ya." Abi menepuk nepuk kepala Sera lalu merangkul Sera agar istri nya itu merasa sedikit tenang.

"Aku udah lama gak inget hal itu cuman gak tau kenapa tiba tiba aja muncul di mimpi aku. Aku mimpi mamah minta tolong sama aku di kecelakaan itu, tapi aku gak bisa ngapa ngapain."

Abi paham perasaan Sera, pasti itu adalah trauma terbesar Sera. Bukan hal mudah ditinggalkan oleh orang yang paling berperan penting di dalam hidup.

"Aku kangen mamah." Gumam Sera.

Abi mengelus bahu Sera. "Itu tanda nya mamah kamu minta buat di doain. Mending sholat, sambil doain mamah kamu."

Sera mengangguk kemudian bangun dari kasur lalu berjalan ke arah kamar mandi untuk mengambil wudhu.

Kejadian beberapa tahun lalu memang selalu membekas di memori Sera. Bagaimana tidak, saat itu Sera berada di ambang kematian namun hanya sang ibu yang tiada. Hal itu jelas saja membuat Sera terpukul karena di usia yang masih sangat kecil Sera harus di tinggalkan oleh ibu kandung nya sendiri.

Sementara itu Abi menutup jendela yang sedikit terbuka, pantas saja udara sedikit dingin malam ini.

Sepuluh menit kemudian mereka berdua sudah selesai bersiap siap untuk sholat tahajud. Abi sudah memakai sarung dan Sera sudah siap dengan mukena. Abi mulai memimpin pada rakaat pertama dan seterusnya.

Setelah selesai sholat, mereka berdua sama sama masih duduk di atas sajadah untuk berdoa. Walaupun bukan seseorang yang terlalu religius, Abi selalu taat ibadah sehingga bisa memimpin Sera dengan baik.

IDEAL HUSBAND [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang