All the character belongs to J.K. Rowling
Chapter One.
Hermione menunggu Harry dan Ron untuk belajar bersama atau lebih tepatnya Hermione yang belajar lalu Harry dan Ron yang menyalin. Tidak masalah daripada Hermione harus belajar sendirian di perpustakaan.
Harry dan Ron baru akan selesai berlatih Quidditch beberapa menit lagi, sebentar lagi Gryffindor akan melawan Slytherin dalam pertandingan Quidditch dan lumayan membuat Harry cemas karena Slytherin salah satu tim Quidditch yang sangat tangguh.
Hermione baru saja memutuskan untuk duduk di sebuah kursi panjang dekat lapangan sembari menunggu dua sahabatnya. Ia mulai mengeluarkan catatan kecil sebagai pengingat jadwal dan hal yang harus dilakukan Hermione.
Pandangan Hermione tiba-tiba menggelap, Ia kira Ia pingsan tapi bau keringat maskulin menyeruak ke dalam hidungnya dan membuatnya agak pusing sekaligus kaget.
"Hey, Mate! Kau melemparkan kemana jersey itu? Berhati-hatilah!"
Suara yang cukup asing tapi Hermione yakin Ia pernah mendengarnya di aula besar beberapa kali. Ia kemudian menyibakkan penutup pandanganya yang ternyata adalah sebuah jersey berwarna hijau menandakan kepemilikan Slytherin dengan angka tujuh dan tulisan Malfoy.
"Wow, sorry, aku kira ini tempat menggantung jersey yang sudah bau. Ternyata kau?"
Hermione segera berdiri dan mengepalkan tanganya kuat-kuat. Ingin sekali meninju Draco tepat di hidungnya seperti yang sudah pernah Ia lakukan.
"Apa? Mau meninjuku lagi disini? Ugh, aku rasa tangan pintarmu itu jangan sampai menyentuh wajah indahku. Tidak perlu memandangiku seperti itu, kau yang harusnya segera pergi dari sini. Dasar rambut aneh."
Hermione memicingkan matanya dengan ganas, "Kenapa harus aku yang pergi? Kenapa tidak kau saja yang pergi dari wilayahku Tuan Darah Murni yang terhormat?"
Draco menyeringai dan menuangkan setengah dari isi botol minum perlahan dari bawah dan hampir menuju ke rambut Hermione sebelum Hermione mundur beberapa langkah dari yang sebelumnya.
"Kau berada di batch yang salah, Idiot. Gryffindor berada di ujung kanan!"
*
Hermione benar-benar malu sampai Ia mengurungkan niatnya belajar. Seluruh pemain Quidditch Slytherin menertawakanya tanpa henti sampai Hermione tidak tahu lagi harus berkata apa.Hermione mendudukkan dirinya di pinggir ranjang dan menelungkupkan wajahnya. Ia benar-benar kesal dan marah sekaligus tapi tidak tahu harus berbuat apa.
Hermione kemudian berusaha mati-matian menenangkan dirinya sampai air mata keluar sedikit demi sedikit untuk membuatnya sedikit lebih lega.
Hermione kemudian keluar dari kamarnya dan berada di ruang umu Gryffindor. Terlihat sepi tetapi Harry dan Ron sudah menunggunya dalam keadaan bersih dan lebih rapi selesai berlatih Quidditch.
"Apa yang baru saja dilakukan Bloody Malfoy itu Hermione?"
Hermione hanya mengangkat bahu dan memajukan bibirnya kesal. Harry menepuk pundak Hermione beberapa kali, "Tidak perlu dipikirkan. Dia hanyalah seorang anak manja yang berlindung di kekayaan orang tuanya."
Hermione memejamkan matanya semakin kesal. Ia benar-benar malas menanggapi apapun tentang Draco Malfoy. Kenapa lelaki itu selalu membuatnya susah?
*
Draco duduk di meja panjang aula dengan Blaise dan Theo, Crabbe dan Goyle lebih memilih untuk tidur sebentar daripada makan siang. Draco mengambil beberapa kentang dan mengunyahnya dengan malas. Berbeda dengan Blaise yang tampak bersemangat mengambil beberapa potong ayam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terrible Lie.
FanfictionHermione tidak tahan sekaligus muak dengan Draco Malfoy yang selalu bertingkah seenaknya. Hingga, Ia memutuskan untuk melakukan hal gila dengan dasar kebencianya dengan Draco Malfoy karena memperlakukan orang yang di sayanginya secara kasar.