Chapter Eighteen.
Pansy benar-benar berang meskipun Theo sudah menahanya sekuat tenaga. Bahkan Blaise membantu Theo untuk menjaga Pansy tetap tenang. Berbeda dengan Pansy, Daphne justru lebih tenang dan tetap mengunyah muffin, "Aku tidak melihat ada yang salah. Lagipula Hermione cantik dan Draco tampan. Terlepas dari mereka benar-benar suka sekali membuat keributan, ya."
Pansy melotot dan menunjuk hidung Daphne penuh emosi, "Apa kau gila? Hermione Granger? Daphne, jangan bercanda. Aku tidak tahu sekarang kau lebih memihak Hermione Granger atau apalah itu."
Daphne menghela nafasnya sambil menurunkan telunjuk Pansy, "Tenanglah. Tidak akan terjadi apapun. Lagipula ini hanya pesta dansa."
Pansy menggelengkan kepalanya, "Jika mataku ini tidak melihat bagaimana Draco tersenyum dan membiarkan si rambut aneh itu memegangi bisepnya itu bukan apa-apa. Maka aku tidak akan bereaksi seperti ini, Daphne."
"Ayolah, apa urusanmu, Pans? Bukan berarti karena kau menyukainya, lalu Draco harus melakukan apa yang menurutmu pantas." tukas Blaise berusaha menengahi. Theo menganguk setuju dan menunjukkan jempolnya.
Pansy memutar bola matanya dengan kesal dan merasa malu karena perkataan Blaise sepenuhnya benar.
*
Ron melongo mendengar jawaban dari Draco dan nyaris memuntahkan seluruh makanan yang sudah Ia telan. Sementara Harry meringis dan memandangi Hermione dan Ron bergantian. Lalu kembali memandangi Draco yang tampak santai, dan bahkan mengedipkan sebelah matanya kepada Harry dan Ron. Tidak lama setelah itu, Professor Mcgonagall mempersilahkan murid-murid untuk berdansa sesuai dengan iringan yang sudah ditentukan.
Seperti gentleman, Draco menunduk sedikit dan meminta Hermione berdansa denganya. Meskipun Hermione terlihat kikuk tapi Ia menyambut tangan Draco dengan malu-malu dan berusaha berdansa bersama. Dalam urusan dansa, Draco tidak perlu diragukan lagi demikian pula Hermione yang sudah terlatih pula.
Mereka tidak berbicara apapun seperti biasanya tapi Hermione menyadari satu hal, Ia menyukai tiap momen yang Ia miliki bersama Draco Malfoy. Mulai dari aura dingin yang membuatnya lebih terkendali karena merasa imbang dengan pribadinya yang hangat. Atau seringai dan senyuman tipis yang jarang sekali Draco lakukan. Hermione menikmati semua itu meskipun mereka tidak langsung berkomunikasi.
"Malfoy, aku kira kita bisa berkirim surat ketika musim panas." bisik Hermione di telinga Draco sambil sedikit berjinjit.
Draco menyeringai dan mengangguk, "Kau yakin akan berkirim surat denganku?"
"Beri aku alasan untuk tidak yakin kenapa aku harus tidak yakin bertukar pesan denganmu, Malfoy."
Draco bergumam dan memelankan tempo dansa mereka, "Well, kau tahu, kau tidak akan bisa berhenti sekali kau memulainya, Granger."
Hermione tersenyum lebar dan berjinjit lagi, "Aku sangat menantikan itu, Malfoy."
*
Hermione sudah bersiap untuk naik keretanya dan kembali ke Muggle London. Ia sudah mengemasi koper, dan barang bawaan lainya. Ia sangat senang karena sebentar lagi Ia akan kembali bertemu dengan Hector dan Helena.
Ia melambai kepada Harry dan Ron, "Sampaikan salamku kepada Molly, dan Harry! Sampaikan salamku pada Bibi Lily. Aku akan usahakan berkunjung."
"Ugh, Ibuku akan membandingkanku denganmu, Hermione." keluh Harry dengan kesal sambil menggaruk belakang telinganya. Hermione tertawa dan melambaikan tanganya membiarkan Harry dan Ron pergi terlebih dahulu.
Hermione baru saja akan naik sebelum seseorang memanggil namanya, Hermione menoleh dan menemukan Draco setengah berlari kecil ke arahnya sudah dengan pakaian rapi dan meninggalkan koper dan barang bawaanya di belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terrible Lie.
FanfictionHermione tidak tahan sekaligus muak dengan Draco Malfoy yang selalu bertingkah seenaknya. Hingga, Ia memutuskan untuk melakukan hal gila dengan dasar kebencianya dengan Draco Malfoy karena memperlakukan orang yang di sayanginya secara kasar.