07: Seven

2.3K 289 13
                                    

Chapter Seven.

Draco merasa badanya sudah benar-benar sembuh. Ia membereskan beberapa sisa makanan yang dibawakan Blaise, Theo, dan Astoria. Lalu mulai turun dari ranjang dan mengenakan sweaternya lagi. Ia melakukan beberapa peregangan kecil dan mulai meninggalkan ranjang untuk keluar dari Hospital Wings. Besok dia akan melakukan laporan kepada Madam Pomfrey supaya Ia bisa memastikan beberapa hal sebagaimana seharusnya.

Draco berjalan dengan angkuh seperti biasa, Ia mengantongkan sebelah tanganya di saku dan menatap lurus ke depan.

Hari memang masih terlalu pagi, Draco juga nyaris tidak percaya Ia bisa bangun sepagi ini. Ia baru saja berfikir untuk segera masuk asrama dan melanjutkan istirahat supaya bisa lebih fit sebelum telinganya menemukan beberapa suara.

"Kau percaya? Lucius Malfoy menjadi salah satu kandidat Menteri Sihir, apakah para Malfoy itu tidak juga kenyang dengan kekuasaan?"

"Benar, pantas saja Draco menjadi sangat manja."

"Tetapi, Malfoy memang menawan, sih.."

"Sebenarnya apalagi yang Malfoy itu cari?"

Draco sengaja berdeham untuk menandakan keberadaanya. Suara itu kemudian berhenti dan pergi entah kemana. Draco tahu, suara itu berasal dari beberapa Slytherin yang merasa terganggu olehnya. Draco memejamkan matanya mengatur nafas dan memasuki asrama.

Masih sepi. Ia berjalan masuk ke kamarnya dan melihat semua orang masih tidur, terutama Blaise dan Theo dengan suara yang cukup berisik. Draco meletakkan makanan di samping meja keduanya dan mengambil beberapa bungkus untuk diletakkan di meja Crabbe dan Goyle.

Draco baru saja bersiap untuk tidur lagi sebelum burung hantu miliknya membawakan sebuah surat, Draco mengangguk dan membaca pesan itu dengan perasaan berdebar. Narcissa.

Father akan ke Hogwarts.

Draco terdiam. Ia menggigit bibirnya dan benar-benar merasa tidak senang. Draco memutuskan untuk mengambil bantal dan memeluknya, berusaha untuk tidak berfikir apapun dan tidur.

*
Hermione baru saja bangun dan Ia berusaha menata rambutnya yang berantakan. Ia menatap cermin dan mulai terlihat kesal dengan rambutnya. Ia tergoda untuk melakukan beberapa perawatan rambut Muggle supaya membuatnya terlihat lebih baik.

Ia kemudian mengambil sisir, lalu menyisir perlahan-lahan rambutnya yang kusut dan berantakan. Ia memegangi kepala dengan sebelah tanganya supaya tidak terlalu sakit.

Tidak lama Ginny terbangun dan duduk di sebelahnya. Ia terlihat masih setengah mengantuk dan menguap beberapa kali. "Bagaimana dengan rencanamu?"

Hermione terdiam, "Aku tidak tahu. Ini lebih susah dari yang terlihat, Ginny. Pelankan suaramu, nanti ada yang dengar."

Ginny mengangguk. Dia menggeser tubuhnya lebih dekat dengan Hermione, "Semoga berhasil."

Hermione mengangkat bahu. "Ah, bagaimana Ayahmu? Apa dia baik-baik saja?"

Ginny mengangkat bahu, "Aku berharap begitu. Entah kenapa tiba-tiba Menteri Sihir ingin melakukan pengurangan terkait hubungan dengan Muggle."

Hermione mengangguk. "Aku berharap begitu."

*
Draco memutuskan untuk membersihkan fikiranya di Menara Astronomi seperti biasa. Ia tidak mau ambil pusing lagi. Ia meregangkan otot otot di lehernya supaya tidak terlalu kaku sambil berjalan ke Menara Astronomi.

Favoritnya adalah ketika Ia bisa melihat banyak pemandangan dari atas sekaligus merenung. Banyak sekali fikiran yang muncul dalam kepalanya membuatnya nyaris lompat dari Menara Astronomi, jika saja Ia tidak memikirkan satu orang, Narcissa.

Terrible Lie.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang