06: Six

2.4K 290 8
                                    

Chapter Six.

Hermione menatap Ron dengan tatapan horror tampak begitu muak dengan ucapan Ron barusan. Sementara Harry seperti biasa hanya berusaha tenang dan berusaha untuk menahan diri tidak segera melakukan hex kepada Ron.

Ron kemudian nyengir dan mengambil cemilan, "Relax. Aku hanya bercanda. Lucius Malfoy akan menjadi Menteri Sihir?"

Harry mengangkat bahu, "Bisa jadi. Bagaimana dengan Kingsley? Bukankah dia juga kandidat yang kuat?"

Ron menopang dagu dan menerawang ke depan, "Itu juga benar. Tapi, maksudku, Lucius benar-benar memiliki pengaruh yang besar. Tapi kenapa juga Ia mau jadi Menteri Sihir?"

Harry mengangkat bahu.

*
Draco merasakan badanya mulai lebih baik dan Ia merasakan tidur yang nyenyak dan nyaman. Ia sengaja mengambil bantal di kasur kosong sebelah kasurnya untuk dipeluk, satu rahasia Draco, ketika Ia tidur Ia harus memeluk sesuatu.

"Draco.. apa kau sudah lebih baik?" Astoria muncul dari balik tirai dan tampak ragu. Tapi tak lama Ia melangkahkan kakinya mendekat ke arah Draco Malfoy.

Draco menghela nafas, enggan melihat Astoria yang berusaha peduli kepadanya. "I'm fine. Pergilah. Aku tidak mau melihatmu."

Astoria terdiam. "Aku minta maaf jika aku ada salah, tapi aku juga tidak mengerti kenapa aku harus minta maaf? Dan apa salahku lebih tepatnya Draco?"

Bahunya bergetar menahan tangis. Ia melihat Draco yang sakit, tapi Ia juga merasakan sakit hati ketika Draco menolak keberadaanya. Ia memberanikan diri untuk memberikan sebuah bingkisan berwarna hitam. Draco tidak meliriknya dan menatap lurus ke Astoria tanpa ekspresi.

"Aku tahu kau sakit. Aku meminta peri rumah Hogwarts untuk membuatkanmu apple pie dan cookies. Ada susu hangat juga. Lekas sembuh."

Draco tidak menjawab dan justru mempererat bantalnya, "Thank you."

Astoria hampir saja berbalik dan pergi tapi tidak jadi saat mendengar Draco mengucapkan kata khusus itu. "Aku minta maaf jika aku ada salah, Draco."

"Mm hmm.."

Astoria terdiam. Ia pergi begitu saja dan tidak membicarakan apapun lagi. Draco memastikan Astoria sudah berlalu dan mengambil bingkisan dan membukanya. Semua kesukaan Draco. Dengan kekuatan tubuhnya yang belum terisi penuh Draco mengunyah apple pie gemuk yang ada di tanganya dengan pelan.

"Oh, kau sudah makan?" Theo dan Blaise meletakkan beberapa kotak dan duduk di pinggir ranjang Draco.

"Sungguh belajarlah sedikit terkait etika sopan santun. Jangan biasakan membuatku terkejut."

Blaise mengambil salah satu apple pie dan memakanya, "Ini enak."

Draco mengangguk, Ia menawarkan salah satu apple pie kepada Theo dan segera disambutnya.

"Di aula kami bertemu Weasel. Dia semakin merepotkan."

Draco hanya mengangguk sekenanya, "Idiot itu memang selalu begitu."

"Sungguh, Father bilang Weasley Senior mungkin bisa saja kehilangan pekerjaan. Kau tahu, Mate. Muggle sudah tidak terlalu penting dalam Kementrian."

Blaise menghela nafas, "Kasihan sekali. Keluarga itu nanti akan makan apa?"

Theo mengangkat bahu, Draco tidak mengatakan apapun dan menerawang jauh. "Aku lelah sekali tiba-tiba. Bawa saja makanan ini nanti ke asrama."  

Terrible Lie.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang