Chapter Eight.
Astoria bangun terlalu awal, Ia meregangkan otot-ototnya di kasur dan ingin menghirup udara segar selain di asrama. Ia memandangi wajahnya dari cermin yang diletakkan di bawah bantal, Ia merasa wajah-nya masih terlalu bantal dan memutuskan membasuh wajahnya terlebih dahulu sebelum mencari udara segar.
Astoria terbiasa mencari udara segar di pagi hari, sebagai anak terakhir di keluarga Greengrass, biasanya di Manor mereka Astoria selalu mencari udara segar atau sekedar melihat beberapa bunga atau tumbuh-tumbuhan yang mereka tanam di Manor. Sementara di Hogwarts, biasanya Ia diam-diam suka ke tepi Danau Hitam dan melihat beberapa tanaman yang menarik.
Seperti hari ini, Astoria memutuskan untuk keluar dari asrama dan mencari udara segar setelah mencuci muka-nya. Astoria tanpa sengaja mendengar suara yang tidak asing di telinganya, Ia yakin itu suara Draco. Seingatnya, Draco masih ada di Hospital Wings. Apakah Astoria berhalusinasi saat ini?
Suara itu terdengar dari arah dapur dan Astoria memberanikan diri untuk mendekati sumber suara. Astoria tertegun mendapati Draco dan Hermione sedang duduk dan menikmati sarapan pagi. Bahkan beberapa kali Astoria melihat Hermione menyodorkan roti untuk dimakan Draco, dan Draco menyambutnya?
Astoria berdiri cukup lama sampai Draco menyadari keberadaanya.
"Tori..? Kau sudah lama disitu?"
Draco terlihat tenang seperti biasa dan tidak panik seperti Hermione yang justru terlihat panik dan ingin segera menghilang. Astoria hanya tersenyum tipis dan mengangguk.
"Aku mengganggu, ya?"
Hermione menghela nafasnya dan hampir mengiyakan. Setidaknya tadi Ia menikmati momen bersama Draco Malfoy. Sementara Draco menggeleng dan melambaikan tanganya supaya Astoria bisa mendekat. Hermione nyaris melotot dan kebingungan mendapati Draco yang bertindak baik.
"Kau bangun pagi sekali. Mau roti?"
Astoria menggeleng dan mendapati dua piring berisi roti tersisa setengah di meja dan Hermione terlihat gugup meneguk susu hangatnya dan menyobek roti keju-nya dengan asal. Astoria bukan ahli membaca pikiran atau apapun itu. Tapi, Ia yakin satu hal, Hermione tidak menyukai keberadaanya. Terlebih, Hermione merasa terancam dengan keberadaan Astoria yang padahal Ia hanya berdiri dan mendekat karena disuruh Draco. Kesimpulanya, Hermione cemburu.
"Tidak usah, Draco. Aku hanya mau menghirup udara pagi. Selamat nikmati sarapanmu."
Draco mengangguk dan melambai kepada Astoria yang mulai menjauh dan hilang dari belokan. Draco kembali menekuni sarapanya dan alisnya bertaut heran melihat Hermione yang justru menyobek rotinya asal tidak seperti tadi.
"Kau kenapa?"
Hermione menggeleng dan kembali menyobek roti dengan asal dan menyantapnya dengan malas. Draco hanya mengangkat bahu, lalu dia teringat sesuatu.
"Granger, kau masih mau belajar atau tidak?"
Hermione tertegun, Ia sebenarnya bisa saja melupakan itu. Tapi, Draco mengingatnya. Ia tidak tahu ini pertanda baik atau buruk sebenarnya.
"Uhm, boleh. Aku akan ikut denganmu saja."
Draco tampak berfikir, "Nanti sore. Menara astronomi."
Hermione mengangguk, "Jangan terlambat, pukul 4. Okay?"
"Deal."
*
Hermione baru saja akan kembali ke asrama setelah melakukan sarapan tidak sengaja bersama Draco Malfoy. Anehnya Ia merasa senang dan tidak menyadari kenapa Ia harus senang? Hermione berjalan santai menuju asrama Gryffindor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terrible Lie.
FanfictionHermione tidak tahan sekaligus muak dengan Draco Malfoy yang selalu bertingkah seenaknya. Hingga, Ia memutuskan untuk melakukan hal gila dengan dasar kebencianya dengan Draco Malfoy karena memperlakukan orang yang di sayanginya secara kasar.