10

2.4K 191 31
                                    

Akeno terkejut ketika melihatku mengajaknya berkenalan, namun dia tetap mengulurkan tangannya dan tidak menolakku.

"T - Tentu. Namaku Himejima Akeno. Kamu adalah?" (Akeno)

Meskipun dia tampak gugup di awalan, tapi dia dengan cepat menenangkan dirinya.

Aku tetap menjaga senyum ramah dan mengulurkan tanganku juga untuk menjabatnya.

"Namaku adalah Amakusa. Senang berkenalan denganmu, Akeno." (Amakusa)

"Ya. Senang bertemu denganmu juga, Amakusa." (Akeno)

Akeno berkata sambil tersenyum. Dia sepertinya sudah mengambil ketenangannya lagi.

"Ngomong-ngomong, anak laki-laki yang bersekolah disini sangat sedikit ya... Apakah jangan-jangan hanya aku yang laki-laki dikelas ini? Hahaha." (Amakusa)

Aku berbicara kepada Akeno dengan sedikit bercanda, namun aku tidak menyangka Akeno akan menjawabku seperti ini.

"Hmm, dugaan kamu tidak salah kok, Amakusa. Memang benar bahwa hanya kamu satu-satunya laki-laki dikelas ini. Tidak. Lebih tepatnya kamu adalah satu-satunya lelaki disekolah ini." (Akeno).

Wajahku langsung kaku ketika mendengarnya.

"...... Beneran?" (Amakusa)

Aku bertanya lagi untuk memastikan bahwa pendengaranku tidak salah.

"Ya... Beneran. Karena sekolah ini awalnya adalah sekolah wanita dan diubah menjadi sekolah umum yang menerima semua murid wanita atau pria dengan mendadak, sekolah ini masih belum menerima murid lelaki selain kamu, Amakusa." (Akeno)

"....."

Aku awalnya ingin berkenalan dengan Akeno untuk mengecek keadaannya apakah dia baik-baik saja atau tidak setelah kita berpisah dan aku sudah memastikan bahwa dia baik-baik saja, namun ... kenapa aku malah menerima informasi yang membuatku tertekan.

Bukannya aku tidak senang berada di sekolah yang dipenuhi oleh wanita (cantik) semua. Malahan aku merasa senang. Aku bisa saja membuat harem. Tapi ... kenapa hanya aku saja yang lelaki? Bukankah itu agak canggung jika semua wanita memperhatikanku karena aku satu-satunya lelaki yang ada disini? Aku tidak ingin menjadi mencolok!!!

Meskipun aku melakukan monolog tidak jelas dalam kepalaku, wajahku tetap tersenyum ramah kepada Akeno.

Akeno disisi lain bingung ketika melihatku terdiam tanpa mengatakan apa-apa.

"Ada apa Amakusa? Apakah kamu baik-baik saja?" (Akeno)

Dia menjadi sedikit khawatir. Dia mungkin khawatir dan mengira aku akan menjadi batu atau sesuatu karena tidak bergerak.

"Yah. Aku tidak baik-baik saja. Hanya saja aku sedikit terkejut ketika mendengar bahwa aku adalah satu-satunya lelaki disini." (Amakusa)

"Ara? Apakah mungkin kamu mengira bahwa ketika sekolah ini berubah menjadi sekolah umum akan ada banyak siswa lelaki yang memasuki sekolah ini? Tapi ternyata dugaan kamu salah, karena kenyataannya hanya kamu satu-satunya siswa lelaki yang masuk kesini. Dan ... apakah kamu gugup ketika di kelilingi oleh siswi cantik disini?..... Amakusa." (Akeno)

Dia mengatakan itu dengan senyum menggoda. Tapi, itu tidak akan mempan padaku. Aku yang sudah melihat banyak wanita cantik dari internet, menjadi kebal terhadap wanita cantik sepertinya. Juga, aku tidak memiliki perasaan apapun kepada Akeno dan hanya menganggapnya sebagai adikku. Walaupun aku tidak yakin apa yang akan terjadi di masa depan...

"Ya. Terlebih lagi ada wanita cantik sepertimu di dekatku. Itu membuatku sangat gugup." (Amakusa)

Aku memutuskan untuk menggodanya. Dulu saat dia masih kecil, dia selalu memerah ketika aku memujinya seperti ini.

Amakusa Story in DXDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang